Lembar Buku

58 8 3
                                    

Story by: Steeps_Maayy05

"Dera, please jangan marah,"

"Ish, apaan sih. Lepasin nggak!! Ih, lepas!!" Ucapnya sembari melepas paksa tangannya dari genggaman Pandu yang tengah memohon maaf kepada Dera.

"Dera, tunggu!! Please, maafin aku. Aku memang salah, tapi please semua ini masih bisa kita bicarain baik-baik,"

"Baik-baik apa? Aku dari awal dah bilang, kalau aku paling benci sama yang namanya prank,"

"Kenapa kamu membencinya?"

"Kamu tau? Prank cuma untuk orang-orang pengecut dan takut untuk kehilangan orang yang disayangi!!"

"Ok, maaf aku memang pengecut Ra. Aku pengecut karena aku takut jika kau berpaling dan beralih ke yang lain," Ucapnya sembari memegang kedua jemari Dera. Namun, wanita itu hanya diam membisu sembari menahan bulir bening yang akan menetes.

"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?! Bukankah kita punya komitmen, sayang? Lalu, buat apa komitmen kalau kamu nggak percaya sama aku?!" Ujarnya setengah teriak sembari melepas genggaman Pandu.

"Arghh," ia mulai mengacak-acak rambutnya dengan pasrah. "Ok, Dera please, maafin aku. Aku tau aku salah karena telah berpikir negatif tentangmu,"

"So?"

"Maaf,"

"Hm,"

"Mau memaafkannya?,"

"Nggak. Kita putus,"

"Deraa, please...aku masih sayang sama kamu. Bagaimana dengan semua mimpi-mimpi kita dear, please...don't make me feel so hurt about it!!"

"Huft, i'm sorry dear. I know it so hard, but it must be end. I'm sorry dear, and thank you for your nice dream to make me feeling happiness," ucapnya sembari menitihkan air mata yang sulit untuk dibendungnya.

"Dera, please...aku masih sayang kamu. Dan aku masih cinta sama kamu, Dera!!" Pandu mulai berteriak untuk menghentikan langkah Dera, namun hasilnya sia-sia. Pada akhirnya, ia harus menerima semua kenyataan yang ada. Bahwa ia telah kehilangan sosok yang berarti baginya.

'Dera, terimakasih. Karena kamu, aku telah belajar untuk tidak terlalu berlebih dalam memimpikan sesuatu yang ingin ku gapai. Contohnya dirimu, setelah ku gapai erat, pada akhirnya kau malah pergi. Sekali lagi terimakasih banyak untuk semuanya,' batinnya pedih yang menghujam hatinya bertubi-tubi.

Ia juga telah menyadari satu hal, jika seluruh hatinya telah pergi bersama Dera. Rintik hujan itu telah menjadi saksi antara Pandu, dan Dera yang pergi meninggalkannya akibat kegilaannya untuk memberi Dera sesuatu yang spesial. Kini, ia telah kehilangan Dera.

....***....

Beberapa tahun kemudian...

"Satu, dua, tiga,"

Cekret

"Huh, dasar kamu nyebelin banget sih,"

"Lah, aku ngeselin gimana, sayang?"

"Lihat ini, aku keliatan gendut tau," ucap seorang perempuan itu kepada Pandu dengan menggembungkan pipinya. Hal ini membuat Pandu menjadi gemas dengannya.

"Sudah aku katakan berapa kali, sayang? Kamu terlihat sangat cantik, tapi kamu selalu saja bilang kalau kamu itu jelek,"

"Ih, kan memang benar. Aku jelek banget tauuu,"

"Kamu itu manis sayang, dan kamu sangat menggemaskan,"

"Huh, apaan coba? Lihat deh ini, aneh banget sayang. Mending udahlah, nggak usah foto-foto lagi ya? Aku males banget buat foto,"

"Huft, kamu kalau diajak foto teman-temanmu mau, tapi kenapa kalau aku ajak foto nggak mau? Dasar pilih kasih," kata Pandu yang pura-pura kesal dengan wanita itu.

"Sayang, jangan marah dong, senyum ya," ucap perempuan itu sembari menyunggingkan senyum lima jarinya yang menawan.

"Nggak mau, aku mau senyum kalau aku udah dapet ini," katanya sembari menunjuk pipi perempuan itu.

"Dasar, bolehnya sehabis nikah tau,"

"Pengeeenn,"

"Enggak!"

"Sayaaangg, aku pengen ituu. Please,"

"Enggak!!"

"Ih, mama jahat. Mamaa,"

"Bukan mama mu?!"

"Ups, sayaaangg,"

"Hmm,"

"Peluk,"

"Nggak,"

"Ayo, aku pengen banget peluk kamu. Kamu manis banget,"

"Aku pait, yang manis gula tau,"

"Kamu manis sayang,"

"Serah,"

"Jangan ngambek dong, kan kamu tunanganku. Beberapa bulan lagi mau nikah, masa nggak boleh pelukan,"

"Nggak boleh,"

"Huh, pasti gitu terus bilangnya nggak boleh, nggak boleh, dan nggak boleh," ucap Pandu dengan penuh kekecewaan.

"Biarin, salah sendiri kuker,"

"Ih, kan kepengen sayang,"

"Hmm,"

"Yeee, boleehh," ucapnya gembira sembari memeluk perempuan itu. Setelah sekian lama mengisi hatinya dengan keceriaan. Dan untuk pertama kalinya ia memeluk gadisnya itu.

"Ih, lepaass dear, malu tau dilihatin banyak orang,"

"Ini di Amerika sayang, bukan di Indonesia. Jadi kita bebas untuk melakukan hal seperti ini,"

"Memang, tapi aku malu dear, dilihat banyak orang," ujarnya sembari melepas pelukan Pandu, namun ia malah mengeratkan pelukannya untuk wanita itu.

"Udah, lihat aja pemandangannya keren banget tau. Dan lihat, kau kedinginan. Jadi, biarkan aku menghangatkanmu dengan cara seperti ini, okey?"

"Eh, t..tapi..."

"Shhh, nikmati aja dear. Anggap aja perayaan setelah kita bertunangan," ujarnya sembari menempelkan jemari telunjuknya di bibir wanita itu. Hal itu membuat wanita itu semakin melayang akibat perlakuan Pandu terhadapnya.

Semakin lama, wanita itu semakin menikmati hangatnya pelukan Pandu menenangkannya disaat melihat matahari terbenam di salah satu Roof top gedung pencakar langit.

Perlu berkali-kali Pandu meyakinkannya untuk bisa kembali kedalam pelukannya, danerkali-kali pula usahanya gagal. Bahkan, Pandu hampir menyerah untuk mendapatkan hati wanita itu. Hingga akhirnya, usahanya berbuah manis. Ia bisa memiliki Dera sepenuhnya.

Yea, wanita itu adalah Dera. Beberapa kali ia mencoba untuk membuka hatinya untuk orang lain, namun hanya Dera-lah orang yang selalu ada dalam hatinya.

Hingga akhirnya, momen yang mereka tunggu telah tiba. Pandu meminang Dera, wanita impiannya.

Dengan mesra, memeluk Dera lebih erat dari sebelumnya sembari mencium kening Dera. Namun, Dera hanya mematung tanpa adanya protes yang biasa ia lontarkan saat Pandu melakukan hal yang menurutnya konyol.

Terkadang, kita harus bisa beradaptasi dengan orang lain. Namun, kita juga harus mengerti bahwa, meskipun kita beradaptasi dengan orang lain, pasti terdapat tempat untuk kembali...

Kembali untuk meniti harapan bersama orang yang telah menjadi jodoh kita melalui suratan takdir.

Meski orang itu pernah membuatmu terluka dimasa lalu, namun orang itu juga dapat membuatmu bahagia dimasa yang akan datang.

Jadi, tutuplah buku lama. Lalu, bukalah lembar baru untuk memulai hidup abadi bersamanya. Jadi, apakah kalian telah menemukan lembaran baru kalian?

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang