PROLOG

61 7 1
                                    

"Hah... " helaan napas keluar dari mulut seorang perempuan yang sedang berhenti sambil menatap sekolahnya dari depan gerbang. Dengan langkah perlahan tapi pasti, ia memasuki gerbang. Setelah menginjakan kaki nya ke dalam sekolah dia berjalan menuju ruang kepala sekolah. Ia menatap sekelilingnya. Tidak ada satupun yang dia kenal.

Perempuan itu berjalan di koridor setelah mengetahui dimana kelasnya. Dia berhenti di depan pintu yang bertuliskan XI MIPA 2. Ia mengetuk pintu lalu masuk setelah mendengar sahutan dari dalam.

"permisi bu, saya murid baru" kata perempuan itu. "Oh iya, silahkan masuk dan perkenalkan nama kamu di depan teman-teman mu" kata guru yang sedang mengajar pelajaran Bahasa Inggris.

"Hai, namaku Arlena Qianzi. Kalian bisa manggil aku Lena, aku pindahan dari Bandung" kata Lena sambal tersenyum manis.

"Baik Lena. Sekarang kamu duduk di belakang sana Bersama Razka. Razka tolong angkat tanganmu. Nah itu, kamu duduk disana ya"

"Baik, Bu"

Setelah menempati tempat duduknya dia tidak berniat untuk menyapa laki-laki yang disebelahnya dan langsung membuka buku untuk belajar. Namun saat dia sedang fokus belajar pelajaran yang disukainya itu tiba- tiba ada suara yang memanggilnya.

"Woy. Lu enggak mau kenalan?" sahut lelaki yang duduk disebelahnya itu.

"Aku udah tau nama kamu kok" balasnya dengan senyuman kecil sambil menatap lelaki itu. Tak bisa dipungkiri bahwa lelaki disebelahnya ini mempunya wajah yang tampan namun dengan ekspresi yang dingin.

Mendengar jawaban Lena, Razka kembali menelungkupkan kepala nya di atas meja sambil ditutupi jaket hijau army nya.

Saatnya memulai yang baru, batin Arlena
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote ya ⭐⭐

ARLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang