Pagi ini cerah , ku rayakan dengan meriah , walau tak bersamamu si bibir merah .
Bilas muka dengan rasa terluka lalu ku siasat kan hati dengan jiwa yang terbuka , seperti hal nya daun yang mengering di teras rumah .
Hantaran dalam sukma , kau terus berburu asa dan tertawa terpeluk derita di selisih larut rasa.
Kau merpati di suatu negeri dengan penuh tragedi , menyinari masyur diri seperti bertafakurnya para sufi.
Sambil menghitung hari bersyukur memiliki setiap hari diisi dengan saling memperbaiki , tersadarkan diri ternyata hanya ilustrasi mimpi.