seperti pohon ... cinta pun memiliki akar

19 0 0
                                    

Sebuah rumah akan hancur tanpa pondasi, sama seperti pohon yg harus memiliki akar agar dapat mempertahankan posisi dan eksistensinya seperti halnya Cinta entah dinamakan pondasi maupun akar yg pasti cinta tak akan kuat tanpa dasar.  Itu yg sedang ku pikir dalam lamunan ku sebelum ku sadar bahwa masih banyak yg harus aku fikirkan selain Cinta.  Tapi apalah arti cita tanpa Cinta karena jika cita adalah tujuan maka Cinta adalah pelumas dalam hidup kita. 
" Nin kamu ko bengong,  kamu knpa?" ujar  tiana menyadarkanku

" owh engga ko aku tadi lagi mikir aja beruntung banget deh punya temen sebaik kamu" ngeles yg baik karena memuji temen sendiri

"Tapi ya lepasin juga lah tangan kamu dari ukhty alfi,  dia juga pegel kali dipegang gitu tangan nya sama kamu,  atau kamu mau sebenernya bukan puji aku tpi puji ukhty alfi ya? " tiana coba menggoda ku karena aku tak juga sadar bahwa aku telah meremas tangan ukhty alfi yg berada di samping ku setelah kita berjabatan tangan. 

"Engga apa apa ko semakin lama kita berjabat tangan dosa kita akan semakin rontok" ucap ukhty alfi dengan senyum yg simetris dapat menenangkan hati apalagi dg baju yg tak biasa ku lihat karena hari ini ukhty alfi memakai pakaian berwarna ungu yg di padupadankan dengan warna pink sehingga menjadikannya wujud harmonisasi yg serasi.  Padahal biasanya ukhty alfi memakai pakaian yg kalem seperti warna navy,  nude,  hitam dan abu-abu hanya saja aku tak sekepo yg lain yg harus menanyakan semua tentang ukhty satu ini setelah terlibat dalam pembicaraan yg sengit mengenai tafsir Al-Qur'an.  Dan aku pun berlalu setelah mengucapkan salam kepadanya dengan gandengan tiana temanku.

"Ti aku kangen banget sama aba ku di rumah...  Gimana ya?  Bentar lagi masuk mata kuliah ke dua lagi! "

"Wajarlah nin kirain kangen sama si dia yg jauh di sana? " ceplos tiana yang masih aja suka jailin sekalipun dia tau aku baperan pernah suatu hari tiana ga sengaja ngomong sesuatu yg menurutku itu jahat dan aku mulai ngambek dan tidak bicara lagi sama dia ya lebih gaulnya kondisi itu di gambarkan oleh lagu "we dont talk anymore" maklum lah aku dan tiana adalah penikmat musik jadi segala kondisi itu ada lagunya (fakta ini sama dengan orang India bahwa semua kondisi pasti ada lagu nya.

Mendengar kata ceplos tiana aku mengingat kembali orang yg pernah singgah dan berjanji untuk tidak akan pernah pergi,  namun sampai saat ini aku masih tak tau apa keinginannya sampai dia mengutarakan bahwa dirinya ingin hijrah dan memutuskan semua hubungan lama yg sudah terjalin.  Adalah 5 tahun waktu yg tidak sebentar dalam mengarungi sebuah hubungan yang kami namai dengan hubungan terlarang itu. Kami namai hubungan ini terlarang bukan karena kami melakukan hubungan asusila yg dilarang di dalam agama,  namun bukan kah sebuah hubungan di luar hubungan pernikahan itu dilarang untuk dua orang yg saling mencinta karena satu satu nya jalan terbaik dalam menyatukan kedua Cinta itu dalam mahligai pernikahan.  Argumen yg membuat aku jadi bingung menentukan mana yg benar dan mana yg salah.  Dengan malas aku menjawab celoteh tiana " aku aku   berusaha untuk tidak mengingat apalagi merindukan ia yg sudah tidak merindukan ku dan jika ia merindukan diriku biarlah rindu kami bersatu dan urusan Allah yg menjadikan nya berlalu atau bersatu. 

Tiana bengong ketika mendengar jawabku dan ia pun berkomentar " namun apalah arti dia jika tanpa rindu bukankah rindu yg membuat kita berarti dan Cinta yg membuat hidup ini bermakna" dia kembali melanjutkan ucapannya " sepertinya benar ketika kita sudah merasakan sakit hati oleh lawan jenis pasti kata-kata membawa makna yg dalam.  Kenapa nih sist ko jadi berubah gini sih?  Ada apa?".

Aku pun menjawab dengan cepat bahwa aku tak apa apa.  Karena aku takut dia khawatir jika tau bahwa aku mulai mengingat org yg ku sebut mantan dia hawatir jika aku mengingat dan mulai berimajinasi jika kami bisa bersama suatu saat nanti. Sedang aku sampai detik ini penasaran apa yang kurang dariku Cinta ku kurang kokoh hingga mudah roboh,  perhatianku yg kurang banyak atau percaya ku yang kurang kuat.  Aku sebagai satu satu nya wanita yg menjalin hubungan dengan  waktu terlama merasa bahwa aku bingung apa yg buat dia berpaling .  Mungkin kah karena dasar (pondasi) Cinta ku kurang kuat sehingga mudah tercabut atau akar ku kurang menacap sehingga tak bisa bendung gerak tanah yg memisahkan bagian tanah lain yang anggota tubuh ku masih ada di sana...  Ya hati ku atau sisa sisa rasa ku simpan di sana belum sempat ku ambil namun dia telah menutup rasa nya untuk ku, atau kemungkinan ketiga bahwa bukan rasa yg kuat tapi muka ku yg kurang mempesona dan fisik ku yg kurang menarik yg tak pernah jua ku perhitungkan sebagai kemungkinan Cinta ini kandas dan angin yg menghilangkan bekas.  Pemikiran ini selalu mengganggu masa senggangku namun kalimat terakhir ini berhasil membuat ku tersenyum dengan sebuah prinsip bahwa apapun itu perkuat di pondasi/akar karena tanpa nya percuma membangun gedung tinggi tanpa memperhitungkan kekuatan pondasi akan hancur jua.  Begitu pula pohon tak akan tumbuh ketika akarnya yg kurang kokoh. 

Bersambung ....

Hijrah Cintaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang