〉2── Bingkisan
Nayeon keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya. Ia berniat mengambil tas kain yang berisi titipan Mamahnya untuk Hwasa. Melihat adiknya yang sedang bersantai di ruang keluarga ia pun memanggilnya dari tangga yang sedang ia turuni.
"Dek, mamah mana?"
Adiknya yang sedang memakan kue kering buatan ibunya dengan bertopang kaki pun menoleh. Mengangkat bahu acuh, kemudian mengalihkan pandangannya kembali pada kegiatan yang ia sedang lakukan sebelumnya.
Nayeon menuruni tangga dengan cepat. "Lah, kok ga tau si 'kan tadi kamu yang dibawah daritadi, kakak 'kan diatas nonton drak─pelajaran maksudnya hehe." Ucapnya tertawa canggung. Bola matanya bergulir kesana kemari menghindari tatapan mengintimidasi oleh sang adik.
Mengusap tengkuknya. Lalu berjalan menuju dapur, mengambil tas kain yang berisikan titipan Mamahnya.
Nayeon kembali ke kamarnya yang berada diatas untuk mengambil ponsel bercasing kelinci merah muda dengan topi kecil yang berada diatas kepalanya. Juga mengganti setelan yang ia pakai dengan setelan yang lebih layak dipakai saat keluar rumah.
Setelah turun dari kamarnya, ia berjalan ke arah pintu utama. Adiknya yang melihat itu menegurnya dan bertanya,
"Mau kemana, kak?" Tanya sang adik menegakkan tubuhnya sembari memasukan kue kering ke dalam mulutnya.
Nayeon yang merasa terpanggil pun menghentikan langkahnya dan berbalik badan. "Keluar. Kamu di rumah aja jaga rumah, pas pulang kakak beliin pentol goceng. Deal?"
Sang adik berfikir sejenak. Menatap sang kakak dengan mata yang menyipit dengan tatapan yang mengintrogasi ia bertanya, "Keluar kemana? Sama siapa? Pake apa kesononya? Pulang jam berapa? Berapa lama?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan si adik dengan bertubi-tubi membuat yang lebih tua merasa jengah.
Nayeon memutar bola matanya malas. "Ribet banget heran. Pentol goceng, Nutriboost rasa coklat satu sama ciki Taro harga lima rebuan satu."
Raut wajah yang terlihat menjengkelkan itu seketika berubah menjadi senyum penuh kemenangan. Menjentikkan jarinya lalu mengangguk. "Deal bos ku." Memajukan tangan kanan-nya jarinya membentuk angka tujuh terbalik sembari memiringkan tubuhnya dan sedikit menurunkan bahu kirinya.
Setelah menyetujui tawaran dari kakaknya ia pun kembali memfokuskan dirinya pada benda berbentuk persegi panjang yang tertempel di dinding dengan channel yang menayangkan acara kegemarannya.
Menatap sang adik dengan tatapan tidak percaya ditambah mulut yang terbuka dengan lebar, bahkan lalat dapat memasukinya sepertinya. Nayeon bergumam memaki sang adik. Berbalik badan dan membuka pintu utama.
Berjalan dengan cepat menuju pintu gerbang. Takut-takut ia berpapasan dengan satpam yang menjaga pintu gerbangnya. Seandainya ia bertemu dengan si satpam, sudah dipastikan ia dilontarkan dengan beberapa pertanyaan yang pastinya malas ia jawab. Beruntung jarak pintu utama dengan pintu gerbang tidak terlalu jauh. Jadilah Nayeon dapat memangkas waktu hanya dengan berlari kecil.
Saat keluar dari pintu gerbang, ia melihat Jimin sedang mengeluarkan motor besar miliknya yang berwarna biru. Rumah Jimin dan rumahnya memang terbilang dekat karena berhadapan dan hanya terpisah oleh jalan kompleks. Karena, penasaran akan tujuan Jimin membawa motor itu kemana, akhirnya ia menghampiri lelaki berbadan kurus yang menggunakan jaket bomber ditubuhnya itu.
"Hai pendek. Mau kemana lo?" Sapa Nayeon, sembari jalan mendekati Jimin.
Merasa ada seseorang yang memanggilnya dan merasa familiar dengan panggilan yang dilontarkan dari mulut orang tersebut Jimin pun mendongak.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPI NO SECRET;95L
HumorBerisi perkumpulan manusia yang punya beragam macam jenis yang paporitnya gibahin orang. Didalamnya ada yang kurbel, alim, yadong dan banyak lagiiii Mempunyai perihal soal cinta yang bersegi-segi (?) Bacoters🔥🔥 Suka ngegibahin tapi sendirinya gama...