Biasanya, bagi seorang siswa/siswi SMA, menggunakkan motor matic untuk sarana ke sekolah sudah cukup, atau mungkin motor cowok CBR yang keren, bagi yang lebih beruntung mereka bisa pake jazz, mini cooper atau Juke. Tapi beda lagi kalau kita lagi ngomongin SMA Dunstan. Dunstan International Senior High School, sekolah swasta menengah atas yang populer berkat kekayaannya. Para anak pengusaha atau para artis atau anak jajaran mentri yang mungkin bisa masuk ke dalam sana. Bergengsi, elite, mahal.
Kemudian, itu bisa beda lagi kalau kita lagi ngomongin Elisabeth Belgia, a.k.a Elegi. Seorang siswi Dunstan yang punya orang tua kaya raya. Catat ya. Kaya raya. Sebuah Juke atau Audi keren pastilah nggak cukup. Dia diantar oleh supir pribadinya dengan Maserati hitam yang super mahal, nggak usah pikirkan berapa harganya, pasti sangat mahal. Diatar dan di jemput kemanapun dia mau. Sangat cukup buat bikin semua orang iri padanya.
"She's coming." Kata Sean pada Prissy sambil mengedik pada Maserati hitam milik Elegi. Prissy terus nyengir, masih nggak bisa nggak iri sama Maserati hitam punya Elegi.
Elegi turun dari pintu belakang mobilnya, dia bertubuh tinggi kurus, wajahnya dingin, hidung bangir, mata menyipit. Faktanya Elegi masuk dalam kategori cantik sekali. Kecuali satu fakta bahwa bibirnya selalu datar tak pernah melengkung untuk tersenyum. Bibir Elegi Cuma bisa mengerecut waktu lagi kesel atau menipis pas marah. Paling bagus, Elegi Cuma bisa angkat salah satu sudut bibirnya, biasanya dia lagi berekspresi sinis.
"Elegiiiii!!" sambut Prissy heboh. Dia baru saja menutup pintu Audinya, dan Sean yang lagi jalan di parkiran melambai padanya.
Berbeda dengan Prissy dan Sean yang menyambut Elegi dengan ceria, aura dingin yang dimiliki Elegi merambat sampai siswa-siswi di sekitar Elegi. Mereka kebanyakan hanya melihat Alyssa tak peduli, atau berbisik-bisik sebal, atau mendelik tak suka, atau berdecak iri pada Maserati hitam yang dipunggungi Elegi.
"Kalian nggak perlu nyambut gue kaya gitu. Ngapain." Ujar Elegi pada kedua temannya. Pancaran dingin Elegi membuatnya jadi pusat perhatian. Dia cantik, punya watak dingin, tapi juga kaya raya. Nggak tahu lagi apa yang bisa bikin orang-orang iri sama Elegi. Charles Jourdan yang melingkar di pergelangan tangan Elegi jadi keliatan menyilaukan waktu dia ngangkat tangan buat benerin poni.
"Kalo bukan kita berdua yang nyambut lo, terus siapa lagi." Kata Sean terus mencibir. Teman Elegi yang satu ini memang jujurnya luar biasa. Walaupun sering kali menyakitkan. Tapi Elegi harus mengakui kalo apapun yang Sean bilang itu bener. Cuma Sean sama Prissy teman yang Elegi punya. Nggak ada yang lain.
"Gue bukan mau nyambut lo ya. Gue Cuma mau liat Maserati lo." Kata Prissy membela diri. Dia terus dengan alay berkaca di spion Maserati mahal itu. Elegi sama Sean cuma bisa nunjukkin muka maklumnya, udah nggak punya malu lagi kalo udah berteman sama Prissy.
Elegi mendecih bercanda. "gue denger kemaren ada anak Dunstan namanya Prissy bawa Audi terbaru hadiah ulang taun dari bokapnya."
Prissy memberenggut. "Cuma Audi. Gue maunya lamborghini sebenernya."
![](https://img.wattpad.com/cover/205910813-288-k630707.jpg)
YOU ARE READING
Liceo Pieno D'amore (hiatus)
FanficEelgi menularkan hawa dingin kemanapun dia melangkah di setiap sudut sekolah Termasuk saat kakinya memandunya pergi ke ruang musik sekolah Ruangan asing yang tak pernah dia jamah Ruangan terpencil yang sangat tak cocok dengan kepribadiannya Ruangan...