Dan seperti diduga dimula, dua pertiga lapangan ini diisi oleh siswa laki-laki. Berupa-rupa wajah dan perangai. Kuperhatikan lamat-lamat barisan satu persatu, jumlah siswa perempuan tak sampai separuhnya. Saat sorak sorai yel-yel berkumandang, hanya suara ngebass dari kaum perkasa inilah yang lebih dominan. Belum lagi ketika keringat bercucuran, bau semerbak bunga Stapelis gigantea tembus menusuk hidungku.
Tak ada siswa berkulit susu diangakatan kami. Berwajah seroja atupun sehalus sutra sungguh tidak ada. Kulit kami hitam kalat. Bau badan kami serupa cicak mati seminggu diinjak kendaraan. Hanya gigi kami yang tak luntur warnanya. Semantara itu Baju putih kami penuh dengan warna coklat dan bergambar abstrak. Tak ada sepatu kilap berseri, apalagi celana yang basah penuh lumpur dan ditambah dengan muka yang coreng moreng. Kami persis kain lap dapur rumah makan Padang.
Di sekolah ini, kami didik sangat displin. Sekolah menerapkan sistem pendidikan semi militer. Berangkat sunset pulang sunrise. Jiwa korsa kami dibentuk sedemikian kuat. Sehingga tumbuhlah rasa tanggung jawab menjaga nama sekolah demi terjaganya alamamater perkapalan. Sedikit berhayal, apabila MOS telah usai aku akan mengenakan baju dan sepatu PDH lengkap dengan atributnya. Tak terbanyang betapa gagahnya aku nanti. Pangkat di pundak, ditambah lambang listrik ditengah kapal dalam satu perisai di bagian sisi lengan kanan ku. Sementara lambang SMK 5 Batam di samping kiri lenganku. Beralih ke kerah bajuku ada dua monongram yang mengkilap. Tak ketinggalan bendera merah putih ditemani wings di dada kananku.
Tepat pukul sebelas waktu untuk insoma. Saat inilah masa yang sangat aku nantikan. Aku selalu membawa lauk telur dadar selama MOS tanpa pernah berganti menu. Karena lauk telurlah yang amat mudah untuk dimasak pagi-pagi. Biasanya kakak senior menyuruh kami untuk bertukar makanan dengan teman di sebelah kami. selama enam hari lalu aku mendapat makanan yang enak, ayam semur, dendeng, rendang dll. Kali ini kau berharap aku mendapat makanan yang enak lagi hehhe.
"Ci, mamak masak enak nampaknya" tanya Ibal disampingku."Cuma telur bal" jawabku,"Enak lah tu, ayok makan, aku gak bawak bekal" ajakya nyegir."Yaudah sinilah makan" seruku.Meski tak mendapat makanan lezat kali ini. Tapi aku besyukur bisa berbagi makanan dengan teman baruku hehehe....
Siang pukul dua siang, sinar matahari begitu terik membuat tenggorakanku tandus kering, dan perutku bersorak minta diisi lagi. Aku bergegas meminta izin senior untuk membeli air. Kemudian di tengah perjalanan begitu terkejutnya aku melihat Ibal duduk belakang workshop kelistrikan sambil makan bekal. "Bal gimana sih, kataya gabawa bekal ", tanyaku heran."Hehehe... aku lupa ternyata aku bawa bekal","Bohong, bilang aja ko mau makan bekal mu sendiriankan?","Nah itu tepatnya.. ini namanya teknik bertahan hidupci, ayo makan ? ","Kenyang aku liat muka mu !" , kesalku
"Selamat membaca Sahabat Penaku, Semoga Syukaa yaa :), "
"Ettss.. ada bagian 4 nya loh Stat tune yaaa:)"
YOU ARE READING
NAVAL
General FictionSecercah asa dalam takdir sang Kuasa. Begitu kiranya melukiskan kisah anak kecil yang tinggal di sepanjang garis perbatasan. Sembari menatap semburat kembang api yang memancarkan gemerlap tak berkesudahan. Rahi nanar, mata terpenjar menggambarkan se...