PROLOG

23 1 1
                                    


"Jangan dekati aku!"

Suara teriakan di atas ketinggian gedung sekolah berlantai tiga.

"Hidupku sudah tak berguna lagi ...." Suara sendu dengan mata merah marah bercampur kesedihan.

Siang itu matahari telah tinggi, menyayat bumi dan menusuk kulit setiap siswa yang menganga melihat seorang cowok di pinggiran atap sekolah. Ramai di pelataran sekolah dengan siswa-siswi yang menatap ke langit sekolah, ada yang takut melihat, ada yang mengabadikan peristiwa itu dengan kamera ponsel mereka, ada juga yang tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan cowok itu.

"Aku sudah berjuang dengan mengerahkan jiwa dan ragaku!" Dengan tangan kanan, lelaki itu memukul dadanya. "kurang apa coba?" Dengan menghadap 2 orang, satunya cowok dan cewek yang sedang mencoba menghentikan. Membelakangi langit luas yang tak mengira jurang sekolah itu sangat mengerikan.

"Hentikan Roy, kami tahu ini memang berat. Tapi tolong, jangan bodoh roy ...." Jawab cowok berkacamata yang mengulurkan tangannya berharap tangannya dapat menggapai lelaki galau yang berniat mengakhiri hidupnya dari atap sekolah. "Panggil Hannisa sekarang silvi!" Bisik pria berkacamata itu dengan cewek di sampingnya. Dengan sekali anggukan cewek tersebut mengartikan kepahamnya atas perintah cowok berkacamata itu. Cowok tersebut ialah Sinung, ketua OSIS yang terpandang di SMA 1 Sumber lawang atau biasa di sebut dengan Sman1s dibaca: semanis.

####

Disisi lain, belakang gedung sekolah. 3 siswa yang sedang bercengkrama, dibawah pohon sudut sekolah, suara beberapa pancuran air berjejer yang sedikit rusak. Kantin belakang sekolah yang ramai akan peperangan perebutan makanan dari ibu kantin yang terus mengosek penggorengan. Mereka sedang memakan bungkusan cilok dan es teh yang masih terbungkus dalam plastik.

"Sudah kuduga Nino tak mampu memakannya, haha ...." Ejekan wanita berambut panjang berwajah Tionghoa bersama tawa jahatnya menuding pria berambut cepak itu. "Aku bener-bener gak bisa memakan cilok ini, kau tau itu kan, apalagi bentuknya yang bulet, lembek. Membuatku menahan nafas tau..." dengan wajah yang menahan jijik pria tersebut memuntahkan cilok yang dimakannya. "Sudah hentikan itu teman-teman, jangan sia-siakan makanan kalian." Jawab wanita cantik berambut panjang sebahu yang masih duduk dan menikmati ciloknya dengan campuran saus dan kecap ditambah dengan saus kacang menumpahkan rasa nikmat di sela-sela makannya. "Haha... Hannisaa suyung... jangan terlalu menikmati, kamu masih punya job hari ini..." jawab cewek Tionghoa itu "ahh... aku lupa itu Mika.! Tapi si Roy sepertinya aku lihat hari ini sedikit galau tadi pagi." Ia adalah Hannisa Zoya, seorang wanita manis nan cantik, bermata hitam menghiasi wajah imutnya, rambut panjang sebahu yang memiliki kemampuan untuk menjadi makcomblang dan sering dimintai tolong teman-teman sekolahnya.

"Oii... teman-teman, berhentilah mengoceh dan ambilkan aku es itu.. uhukk huuk..." Teriak Nino yang terus tersedak jijik dengan sisa cilok dimulutnya. Mungkin beberapa orang bertanya, kok ada sih yang jijik sama cilok? Yah... begitulah Nino seorang cowok yang sedikit misterius dikalangan siswa-siswi semanis. Nino adalah cowok tegap dengan potongan cepak bak prajurit TNI dan juga hebat dalam olahraga dan silat. Sahabat karib Hannisa dan Mika sejak SMP, yang sering juga membantu Hannisa jika dalam misi makcomblang. "Iya.. iya... " jawab Mika dengan wajah malasnya. Wajah Tionghoa yang khas membuat Mika menjadi cewek cantik yang selalu menemani Hannisa sedari SD, mereka bertiga adalah sahabat karib yang selalu bersama dan saling membantu, terutama membantu Hannisa dalam misi makcomblang disekolahnya.

"Hannisa." Panggil Silvi yang terengah-engah setelah berlari turun dari lantai 3.

"Iya ..." jawab Hannisa dengan sedotan yang masih tertempel dibibir tipisnya.

"Kami butuh bantuanmu, si Roy sepertinya sudah menggila..."

"Ha? Menduda?" jawab mika yang masih memakan sisa cilok dan terlihat saus kecap yaang mengalir di bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAKCOMBLANG Mencari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang