Tidak ada persahabatan yang tidak melibatkan perasaan.
Zoya yang sedang duduk ditribun penonton sedang memandang seorang pria yang asik memainkan bola basket ditengah lapangan. Matanya tak lepas memerhatikan gerak gerik pria itu.
Sesekali zoya menghembuskan nafas perlahan menghelai rasa sesak yang sedari tadi dirasakannya. Jelas sekali mata itu menyorotkan sorotan kerinduan yang amat dalam.
"Mau sampai kapan lo kaya gini?" sebuah tepukan yg mendarat dibahu zoya yang membuat zoya kaget,ditatapnya seseorang yang berdiri dibelakangnya sambil menatap dirinya.
Sekali lagi zoya kembali menghembuskan nafas pelannya,tak berniat untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Kaira pun segera duduk disamping zoya. "Jangan menutup diri dari kenyataan, karena pada dasarnya keadaan apa pun ga akan merubah kenyataan."
Zoya terdiam menatap lulus pikirannya kembali memikirkan kejadian yang pernah terjadi dimasa lalunya.
FLASHBACK OFF.
"Gue sayang fira" ucap agra sambil menatap zoya. Mata zoya membulat sempurna tak bisa menutupi rasanya yang begitu terkejut mendengar perkataan agra yg membuat hatinya terasa begitu sesak."Ke...kenapa harus fira?" ucap zoya
"Maaf" hanya itu yang mampu agra katakan dari beribu-ribu kata yang ada.
"Gu...Gue..." ucap agra
Agra menarik zoya lalu memeluknya,sedangkan zoya hanya bisa terdiam seperti patung.
"Maaf,gue ga bisa bales perasaan lo. Gue sayang fira dan lo tau itu sekarang. Gue juga sayang sama lo tapi cuman sebatas sahabat. Maaf sekali lagi gue ga bisa bales perasaan lo." Lagi-lagi zoya tidak mengeluarkan kata apapun dia hanya mematung dalam pelukan agra dan dadanya yang begitu terasa sesak.
"Kita ga bisa lagi sedeket dulu,gue ga mau lo susah ngelupain perasaan lo sama gue. Gue ga mau perasaan lo malah menambah besar dan gue ga mau nyakitin lo lebih dalam lagi." agra melepaskan pelukannya,lalu agra pergi dan meninggalkan zoya sendirian disebuah taman yang tak jauh dari perumahan mereka.
Ditatapnya matahari yang perlahan turun menimbulkan semburan warna jingga dilangit. Semburan jingga yang indah,tapi tak seindah perasaan zoya saat ini.
FLASHBACK ON.
"Udah sore nih,ayo pulang." Kaira pun menarik tangan zoya keluar dari lapangan basket sekolah. Dan zoya hanya menurut."Hidup ini berjalan melangkah kedepan,bukan hanya terdiam terpuruk dengan masa lalu." ucap kaira sebelum mereka berpisah pulang.
Sesampainya dirumah zoya dihadapkan dengan kesibukan setumpukan tugas yang diberikan oleh Bu Rara guru matematika,begitu banyak tugas yang diberikan bu rara mulai dari soal yang ada dibuku hingga puluhan soal yang ada dikertas fotocopyan yang dibagikan dikelas tadi siang.
Zoya frustasi melihat begitu banyak soal yang harus diselesaikan malam ini juga karena besok harus dikumpulkan,tetapi pikirannya tidak bisa diajak kompromi saat ini.
Zoya memutuskan untuk beristirahat sejenak,dan berniat turun membuat susu coklat hangat untuk menemaninya mengerjakan tugas bu rara. Saat dibawah zoya bertemu dengan bundanya yang sedang berbicara dengan asisten rumah tangganya.
"Bunda,udah pulang?" tanya zoya
"Sudah,kebetulan tadi meetingnya dibatalkan jadi bunda bisa pulang lebih cepat. Bagaimana dengan sekolah kamu?" tanyanya sambil memandang wajah anak satu-satunya.
"Baik,seperti biasa." ujar zoya sambil menatap bundanya yang sekarang menatap zoya dengan senyuman kasih sayang.
"Yaudah,zoya mau ke kamar lagi ya bun,masih banyak tugas yang harus diselesaikan."
Riska hanya mengangguk sambil memerhatikan zoya yang berjalan menuju kamarnya yang terletak dilantai dua. (Riska adalah ibunda zoya)
Pagi-pagi sekali zoya sudah datang disekolah baru ada beberapah murid yang datang. Melihat suasana sepi zoya memilih untuk keluar kelas dan terdiam didepan koridor sekolah sambil menatap lapangan sekolahan yang dilewati siswa siawi yang berlalu lalang munuju kelasnya masing-masing.
Zoya mengenakan earphone ditelinganya,zoya sangat suka mendengarkan musik saat ia merasa bosan. Sudah beberapah lagu yang didengarkan oleh zoya dan saat lagu berganti saat itu juga pandangan zoya terpaku pada sebuah motor yang baru memasuki parkiran sekolah,dan dia jelas tau siapa orang yang baru saja memasuki parkiran itu.
Agra... sekali lagi zoya merasakan sesak,namun zoya tetap memperhatikan setiap gerak gerik agra sampai saat agra membuka helm saat itu juga tatapan keduanya bertemu. Sejenak zoya menatap agra dan menjelaskan ada sebuah kerinduan yang mendalam yang tak mampu diucapkan.
Hingga seseorang menepuk pundak zoya yang membuat zoya sedikit kaget. Lagi-lagi yang membuat kaget adalah kaira sahabatnya yang membuyarkan pandangan zoya terhadap agra karena kaira mengetahui perasaan zoya yang masih menyimpan rasa kepada agra dan berharap semua kembali baik.
Tak lama terdengar suara bel masuk berbunyi,satu persatu siswa siswi SMA ALSCHOOL memasuki kelasnya masing-masing termasuk zoya dan kaira memasuki kelasnya yaitu kelas XI IPS 2. Didalam kelas tersebut siswa siswi sedang menunggu bu rara datang ke kelas namun sebelum bu rara datang ke kelas,kelas dipenuhi suara siswa siswi yang belum mengerjakan pr mereka.
"Zoya cantik,yang cantiknya melebihi bidadari" ucap adit
Zoya yang langsung menjawab "Lo nyamain gue sama mimi peri?"
Sentak mengundang tawa siswa siswi yang mendengarnya "perasaan gue salah mulu" ucap adit sambil memasang wajah yang berpura-pura sedih.
"Ga usah,pura-pura masang muka sedih deh. Lo mau liat pr matematika kan?" ucap zoya yang mendapat cengiran dari adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupus
Teen FictionRasa sakit bukan sesuatu yang menjadikan seseorang lemah tapi rasa sakit dapat menjadikan kekuatan tersendiri untuk melepaskan keterpurukan.