Bangkitlah jangan hanya terdiam terpuruk dalam masa lalu.
Ketika jam istirahat zoya memilih untuk keperpustakaan sekolah untuk membaca-baca buku,sesampainya diperpustakaan zoya duduk ditempat yang kosong tanpa ia sadari dirinya memperhatikan ariz yang sedang membersihkan buku-buku yang berdebu diperpustakaan sekolah.
Beberapa kali zoya menahan tawanya saat ariz melakukan hal konyol seperti berbicara dengan buku atau saat ia melihat ekspresi ariz yang konyol ketika dia sedang membaca judul suatu buku.
Sesekali ariz melirik zoya yang duduk dikursi sambil memegang sebuah buku ditangannya. Tetapi ariz memiliki sebuah tingkat kepekaan yang cukup tinggi sehingga ia tau bahwa zoya sesekali menahan tawanya melihat tingkahnya itu,namun ariz tidak memperdulikan itu.
Karena ariz kelelahan membersihkan debu dibuku perpustakaan ariz pun beistirahat sejenak dan menduduki kursi kosong yang tepat berada disamping zoya.
"Lo bukannya bantuin gue bersihin buku" ucap ariz
"Bantuin? sorry ga bisa bantu,lo lagi jalanin hukuman kan. Dan hukuman cuman buat anak yang bermasalah." ucap zoya namun sepertinya ariz tidak memperdulikan apa yang dikatakan zoya.
"Gue itu bukan anak bermasalah,cuman gurunya ajja yang punya kepercayaan lebih sama gue jadi sampe ngasih tugas apa-apa ke gue ini salah satu contohnya" ucap ariz sambil membersihkan buku yang ada ditangannya dengan kemoceng.
Zoya hanya terdiam memperhatikan pria yang sedang duduk disampingnya,diam-diam zoya memperhatikan wajah ariz yang bisa dibilang salah satu cowo tertampan diSMA ALSCHOOL mulai dari mata pria itu yang memiliki bulu mata yang bisa dibilang lentik,hidungnya yang mancung,kulitnya yang hitam manis dan...
Tiba-tiba ariz menengok ke arah zoya sehingga zoya sedikit kaget,dengan sigapnya zoya berpura-pura membaca buku yang ada ditangannya seolah-olah zoya memang sedang benar-benar membaca buku dan tidak memperharikan ariz yang ada disampingnya itu.
Kringg...kringgg... bel pulang sekolah pun berbunyi
Zoya hanya terdiam didepan kelasnya memandang lurus kedepan yang sudah dipenuhi siswa siswi yang berlalu lalang meninggalkan sekolah. Setelah melihat lapangan sepi tidak seramai tadi zoya pun menuruni tangga dan berjalan menyusuri koridor earphone yang sedari tadi terpasang ditelinganya sampai sekarang masih belum dilepas,karena zoya masih mendengarkan lagu kesukaannya.
Saat melewati koridor tak sengaja zoya melihat agra yang sedang berjalan berlawanan arah dengan dirinya. Zoya sempat berpikir untuk memilih jalan lain untuk sampai gerbang sekolah,namun zoya sadar dia tidak bisa terus-menerus menghindar. Dan zoya pun teringat perkataan kaira "jangan menutup diri dari kenyataan,karena pada dasarnya keadaan apapun ga akan merubah kenyataan." perkataan itu menjadi sebuah dorongan untuk zoya agar bisa menerima kenyataan. Cerita zoya dan agra telah berakhir lama sejak kejadian ditaman sore itu. Dan kini saatnya zoya untuk membuka diri.
Zoya terus berjalan lurus kedepan,bahkan zoya terus melangkah tanpa memperdulikan arga. Karena zoya sudah yakin ada saatnya dimana harus bisa menerima sebuah kenyataan meskipun sulit.
Sesampai digerbang zoya mencari seseorang yang dari tadi menunggunya untuk pulang bersama. Namun tak lama ada getaran disaku,zoya pun segera mengambil telponnya dan matanya membulat sempurna sebelum mengangkat telpon itu.
"Halo dimana? Gue disebrang jalan." ucap ariz to the ponit
"Iya...iyaaa gue kesanah" jawab zoya
"Iyaa" ucap agra
Lalu zoya mematikan telponnya dan langsung menaruh kembali ponselnya kedalam sakunya.
Zoya mengeratkan pegangannya ditas ariz saat motor pria itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata,tidak ada yang memulai pembicaraan diantara keduanya namun ariz tersenyum sendiri ketika dia melihat zoya dari spionnya. Akhirnya ariz membuka pembicaraan "Rumah lo dimana?"
"Eh iyaaa,diperumahan bumi indah." ucap zoya yang mendapat anggukan dari ariz
"Tunjukin arah jalannya." Ucap ariz sekaligus menjadi akhir pembicaraan mereka,karena setelah itu keduanya terdiam kembali
Tak sampai dua puluh lima menit zoya sudah berada didepan rumah. Ariz benar-benar gila jika sedang mengendarai motor
"Thanks ya..." ucap zoya saat sudah menuruni motor
Ariz hanya mengangguk sebagian jawabannya setelah itu ariz langsung menyalakan motornya kembali dan pergi meninggalkan zoya,setelah memastikan ariz sudah benar-benar pergi zoya pun masuk kerumah
Ariz dan zoya dulu memang pernah deket namun dulu ada sedikit jarak karena zoya lebih memilih agra yang pada kenyataannya arga tidak memilihnya. Namun setelah kejadian didalam perpustakaan dan pulang bersama ariz,zoya semakin dekat dan tanpa disadari zoya sudah melupakan agra meskipun belum sepenuhnya dan tanpa zoya sadari zoya telah menyukai ariz karena sekarang sering kali zoya memerhatikan gerak gerik ariz dan mulai tidak memperdulikan agra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupus
Teen FictionRasa sakit bukan sesuatu yang menjadikan seseorang lemah tapi rasa sakit dapat menjadikan kekuatan tersendiri untuk melepaskan keterpurukan.