Awal

26 0 0
                                    

Semua terjadi begitu aja. Tanpa direncana. Awalnya hanya sebuah obrolan singkat dan padat tanpa tatap muka hanya melalui dunia maya.

Aku tau kamu sejak aku berseragam putih abu-abu. Kamu kakak kelasku, yaa hanya sebatas tau wajah dan namamu tidak dengan ceritamu. Ga ada yang beda. Cuma sebatas kakak dan adik kelas tak pernah tegur sapa apalagi bertukar cerita. Tak terfikirkan apapun. Jangankan dekat, berkenalan saja aku tak pernah bayangkan.

Ku fikir semua usai dimasa putih abu-abu. Tapi nyatanya? Dunia terlalu kecil dan sempit. Kita kembali dipertemukan. Satu universitas namun berbeda fakultas. Lagi lagi aku hanya tau kamu sebatas kakak tingkatku dikampus yang sama dan sebatas sesama alumni SMA yang sama pula.

Namun dimasa kuliah ini sedikit berbeda. Aku mulai memberanikan diri untuk sesekali menyapa mu kalau kalau tak sengaja kita berpapasan wkwk yaa hanya sebatas "kak" dan kamu hanya menjawab "ya" lalu tersenyum setelah itu lewat begitu saja.

Kita benar-benar dua orang asing yang tak pernah mencoba mengerti dan mengenal satu sama lain. Hanya sebatas sapaan formalitas karna kamu kakak tingkatku wkwkwk

Tapi entah kenapa, semakin kesini semakin beda haha. Mulai ada peningkatan. Tak banyak tapi setidaknya lumayan lah. Tak secuek dan semasa bodo dulu. Tapi sayangnya kenapa peningkatan ini terjadi setelah kamu terlalu jauh untuk hanya sekedar aku sapa🙄.

Aku gatau gimana akhirnya nanti. Cumaa yang aku tau sekarang aku senang. Aku gada maksud apapun nulis ini. Aku cuma pengen berbagi cerita walaupun mungkin gak akan ada yang baca seenggaknya ini bisa bantu aku mengingat sesuatu disuatu saat nanti waktu aku baca lagi.

Cerita kali ini ga akan terkonsep seperti cerita sebelumnya. Kalau sebelumnya lebih ke puisi galau sakit hati luka dan kecewa. Dicerita ini aku akan lebih menjadi aku yang sebenarnya. Menuliskan apa yang aku rasain tanpa ada perubahan kata atau perumpamaan. Anggap saja aku sedang curhat haha. Jika membosankan ya sudah jangan diteruskan bacanya.

Ini akan lebih ke arah curahan hati tentang masa yang sedang aku jalani saat ini. Yang membedakan di cerita ini mungkin tak akan ada nama "dia". Karna aku bertekad untuk mengubur nama dia. Segala tentang dia udah aku ungkapin di cerita sebelum ini. Jadi kali ini ijinkan aku bercerita tentang dia yang lain. Yang mungkin telah mencuri senyumanku.

Rasa yang baruWhere stories live. Discover now