3

18 0 0
                                    

Hari yang kunanti akhirnya tiba, iya kepulanganmu. Setelah segala obrolan yang tercipta didunia maya akhirnya kita akan berjumpa secara nyata.
Aduhhh... gimana ini? Kenapa rasanya siap tak siap? Kuingin segera tapi ku tak berani berkata.

Oh yaa.. maaf untuk drama beberapa hari lalu wkwk kuakui itu kebodohan ku dan kebiasaan burukku yang terlalu mencemaskan segala sesuatu, sampai-sampai kamu yang sudah jelas-jelas sedang menikmati waktu liburanmu bersama teman dan keluarga mu justru ku hancurkan karna ketidaksadaran posisiku wkwk. Maaf kalau mungkin aku terlalu percaya diri untuk melulu dapat kabar darimu haha haii siapa aku sampai-sampai berani menyepam chat di wamu? Dan bahkan memenuhin panggilan masukmu? Ah maaf semua panggilanku tak satupun kamu jawab.

O Tuhan fikiranku sudah kemana mana, aku bencii situasi seperti ini. Kenapa tiba-tiba menghilang? Aku menyebalkan? Membosankan? Atau apa? Kenapa tak ada penjelasan? Siall, tak satupun telp ku dijawab. Haiii ingin rasanya aku berteriak dan memaki tepat didepan wajahmu, SIAPA KAMU SAMPAI BERANI MEMBUAT AKU MENELPONMU BERULANG ULANG KALI BAHKAN SIAPA KAMU SAMPAI BISA MEMBUAT AKU CEMAS HANYA KARNA TAK ADA KABAR DARIMU? Ah shit, aku hanya berani mengumpat dalam hati. Ketik hapus ketik hapun ketik kirim tarik. Pecundang aku! Kenapa hanya ingin menanyakan maksud sikapnya yang tiba-tiba menghilang ini aku tak berani? Dimana keberanianku? Siapa dia sampai bisa membuat nyaliku menciut seperti ini. Hariku semakin buruk, moodku semakin hancur. Tak ingin bicara dengan siapapun tak ingin melakukan apapun. Otakku penuh memikirkan segala kemungkinan yang ada. Ayolahh, aku dan dia tak ada apa" kenapa aku panik sekali.

Setelah segala pemikiran busuk ku hpku akhirnya berdering,terkejut dan campur aduk, namamu yang muncul dilayar hpku. Segera ku angkat seketika segala emosi dan kecemasan ku lenyap sejak awal kamu berkata "halo..(lalu tertawa)" O Tuhan sungguh lega, tapi kenapa bisa? Ntahlah. Emosiku hilang moodku seketika membaik bahkan semakin baik. Dia menjelaskan alasan kehilangannya yang cukup masuk akal hahah. Akhirnya hariku tenang, dan nyaman.

Tiba hari dia benar-benar pulang. Aku semakin tak karuan, padahal belum berjumpa wkwk. Sebuah pesan masuk
"Sore pergi?" katamu
"tugas gereja sampai jam 7 gimana?" Jawabku
"Oh gapapa cuma mau antar sedikit oleh-oleh info aja kalau udah dirumah" katamu
Tersenyum "tau rumahku?"
"Mampir aja si kan gabole main malem, gampang cari map kan bisa"
"Oke nanti diinfoin"nano nano gatau harus apa dan gimana, intinya tak sabar dan bahagia wk.

Setelah membaca pesan singkat itu sungguh hatiku menjadi semakin tak menentu. Selama digereja bibirku terus tersenyum dan berfikir kemana mana. Aku harus apa? Harus bagaimana? Bagimana cara menyapanya? Aku harus membahas apa? Ah sialll, kenapa aku jadi begini? Sebelumnya tidak seperti ini. Haii selama ini aku dikenal mudah bergaul mudah akrab kenapa denganmu aku sibuk memikirkan topik apa yang akan ku bahas.

Ah, akhirnya waktunya benar-benar tiba. Sesampainya di rumah aku emngirim sebuah pesan "I'm home" send! Tak lama hpku berdering "wait ya" jawabmu singkat. Detak ku semakin kencang wk. Selang beberapa menit layar hpku menyala "sini bukain" tulismu. Bingung, mau panik tapi ga sempet. Oke pasang muka BIASA aja walaupun jantung ga karu-karuan. Baru buka pintu langsung kecium aroma parfum "mandi parfum?" Tanyaku sembari membukakan gerbang "ga kok cuma 2x semprot ni" jawabmu "wangi bangettt kaya sebotol. Masuk" aku berjalan mendahului nya, masuk kerumah dan duduk diruang tamu, lalu memanggil mamaku dia bersalaman lalu kami sedikit bercerita. Singkatnya, kami keluar setelah itu, dia mengantarku ke atm karna aku harus mengirim sejumlah uang untuk seseorang lalu kami mampir kesebuah cafe dekat rumahku. Ngorbol ngalur ngidul sembari sesekali aku mencuri-curi foto hahaha dasar payah aku.

Malam yang singkat, dan pertemuan yang singkat pula. Dia mengantarku pulang, mampir sebentar lalu berpamitan. Selepas kepergiannya, aku tertawa, lucu rasanya. Entah kenapa malam itu aku merasa malamku menjadi sempurna. Namun tetap ku harus menyadarkan diri agar kaki ku tetap menapak. Selamat malam semesta. Terimakasih untuk malam yang bermakna. Semoga esok hari jauh lebih sempurna.

Rasa yang baruWhere stories live. Discover now