Irene menatap keluar jendela kelasnya, diluar hujan deras disertai dengan petir. Tiba-tiba ia teringat Bella, gadis itu takut petir. Memang dua tahun ini membuatnya hafal apa saja kebiasaan dan ketakuan Bella. Mungkin karena dia lebih tua 3 bulan dari Bella, Irene sedikit memandang Bella seperti adiknya.
Untungnya, bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Membubarkan para siswa-siswi yang tadinya sudah lesu kembali menjadi bersemangat. Irene segera membereskan peralatan sekolahnya. Lalu menyandangkan tas ransel abu-abu itu di bahu kirinya dan berjalan keluar kelas.
Terlihat Bella berjalan kearahnya, wajah gadis itu murung. "Irene!! Anterin gue balik!! Cepetan!!"
Irene menggeleng, teriakan Bella menggema di lorong yang dipenuhi murid yang akan pulang. Beberapa murid sampai menutup telinganya, beberapa lagi ada yang memilih untuk tidak peduli.
"Mobil lo kemana?" tanya Irene.
"Lo kan tahu gue takut petir. Yang ada gue celaka kalo bawa mobil, curut."
Irene mengehela nafas, "Sabar Rene, sabar."
"Buruan Irene! Gue males ketemu si Keean!" teriak Bella, lagi.
"IYE MAK LAMPIR SABAR!"
"APA LO BILANG?!"
"BACOTT!!"
Setelah mengantar Bella ke rumah gadis itu, Irene akhirnya sampai ke rumahnya yang terlihat sepi. Dia bersenandung pelan sambil melangkah masuk ke rumah bernuansa putih itu. Irene bertemu dengan bibi Asih, pelayan dirumahnya yang sedang membersihkan ruang tamu.
"Bi, pada kemana?" tanya Irene sambil melepas sepatunya.
Bibi Asih tersenyum pada Irene, "Bibi ndak tahu loh non, tadi Ibu pergi sama Bapa berduaan."
Irene hanya ber-oh ria. Lalu menaiki tangga rumahnya menuju kamar miliknya untuk beristirahat. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Irene membaringkan dirinya di kasur king size miliknya. Membolak-balik aplikasi yang ada di handphone-nya sambil bersenandung ria. Satu notifikasi masuk membuat Irene membuka aplikasi berwarna hijau.
Ren, Bella udh balik?
Udah
Irene menghembuskan nafasnya, kasar. Lelaki bernama Keean ini memang terlalu bucin sama Bella. Kemana-mana ngikutin Bella, padahal tidak pernah di notice.
Besok bisa temenin gue beli sesuatu?
Apaan?
Sesuatu.
Buat?
Bella.
Jgn yg aneh2. Ntar dia kasih k gue lagi.
Santuy😊
Irene hanya membaca pesan terakhir yang dikirim oleh Kean. Sekarang waktunya dia tidur karena waktu sudah cukup malam. Walau perutnya berbunyi minta diisi makanan, Irene abaikan karena dia terlalu lelah.
***
Keesokan paginya, Irene sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Dia menuruni tangga rumahnya untuk sarapan dengan papa dan mamanya. Begitu melihat meja makan, Irene kebingungan. Pasalnya, meja makan yang biasanya sudah diisi oleh kedua orangtuanya itu kini kosong melompong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Love You
Teen FictionTakdir memang sangat suka bermain-main rupanya. Update : Senin & Jumat.