Dalam Diam

2 0 0
                                    

Bahkan sebelum aku mencintainya
Setiap kali aku memikirkannya
Entah kenapa terasa sangat menyakitkan

Namun aku tidak ingin mengakuinya
Mungkin aku memang keras kepala
Dan hati ini seakan terasa rapuh

Aku terdiam,sesak,dan kesepian
Dunia tanpa dirinya menegur hatiku
Menjatuhkan harga diriku

Hatiku terkoyak
Hujan turun lagi malam ini membasahi tanganku
Tak terlalu deras memang
Tapi lumayan membuat tubuh menggigil  karna suhu yang menurun

Aku duduk memeluk lutut didepan jendela kamarku
Membiarkan percikan air hujan membasahi wajahku
Pikiranku menerawang jauh
Tatapanku kosong memandang ke arah depan

"Aku masih tak bisa melupakannya . . .
Bahkan aku tak bisa mengingat sudah berapa lama aku berubah"

Aku  menumpukan kepalaku diatas lenganku yang terlipat diatas lutut
Kristal bening menetes disudut mataku

Mereka hanya tidak tahu
Jika aku masih sering menangisi dirinya setiap malam
Dan berpura-pura tak terjadi apapun paginya

"Kenapa aku ingin sekali melihat dirinya  hari ini ?"

Hujan hari ini mengingatkanku kejadian beberapa tahun lalu
Saat terakhir kali diriku bertemu dengannya
Suara rintik hujan menemani diriku menangis lagi malam ini
Mengingat masa lalu

Aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya
Melihat seseorang dan tertarik padanya
Memikirkannya setiap saat
Bertukar nomor ponsel dan semacamnya

Terkadang melihat teman temanku
Yang setiap saat berdua dengan kekasihnya
Baik di kelas, di kantin bahkan di depan toilet ada sedikit rasa iri
Tapi aku teringat akan sesuatu, 'aku sudah terbiasa sendiri'

Aku cukup mempunyai kekuatan untuk melewati hari hari itu sendirian
Bertahun-tahun aku mempertahankan semuanya
Namun suatu hari pertahanan hati itu runtuh
Ketika pria itu datang dan memperkenalkan dirinya

Hanya sedikit cerita tentang dia dan aku
Aku tidak menyalahkan takdir
Karena selama ini menggantungkan keadaan hatiku
Tanpa sedikitpun ada tanda-tanda dia akan mengungkapkan
Atau hanya membalas sedikit perasaanku ini

Aku bersyukur sampai saat ini Tuhan masih berbaik hati
Untuk memberikan sebuah pemandangan yang indah
Tapi aku takut . . .
Takut jika diriku tidak bisa menggapainya
Aku hanya bintang yang kurang bersinar dan seringkali tersingkirkan
Sedangkan dirinya?
Dirinya dikelilingi oleh bintang-bintang yang tak kalah bersinar dengan dirinya

Ya, aku takut akan dirinya
Aku takut dia tidak bisa melihat diriku si bintang kecil
Dengan cahaya meredup dan akan hilang dengan sendirinya

Aku tidak ingin berharap untuk hal-hal yang mustahil untuk aku capai
Aku bisa memperhatikan dirinya dari jauh saja
Sudah membuatku sangat bersyukur
Melihat tawanya, senyumnya
Dan raut kebahagiannya membuatku sangat senang

Walaupun, aku bukan yang menjadi alasannya tertawa
Apa yang bisa ku lakukan?
Bukankah aku menginginkannya bahagia?
Walau kebahagian itu bukan datang dari diriku melainkan orang lain
Aku tahu itu sakit bahkan sangat menyakitkan

Ketika melihat orang yang kau cintai
Bersama dengan orang lain di depan matamu sendiri

Rasanya waktu berhenti
Dan seakan-akan dunia disekitarku hancur begitu saja
Jantungku berdetak nyeri
Rasanya sesak dan sakit
Sesak karena jantungku seperti digenggam erat oleh sebuah tangan
Sakit, bagaikan ribuan jarum yang menusuk tanpa henti
Tepat di luka yang belum mengering dengan sempurna

Air mata pun hanya menjadi saksi bisu
Atas hancurnya diriku beserta hatiku yang rapuh
Ingin rasanya aku berteriak sekarang juga tapi saat dia melihatku dan tersenyum
Entah mengapa aku ikut mengembangkan seulas senyum
Bukan sebuah senyum tulus melainkan senyum kesakitan

Jika aku masih boleh berharap
Bisakah cerita tentang dia dan aku tidak berakhir seperti ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coretan TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang