Our Eyes

22 4 6
                                    

Cley gugup.

Untung saja gadis tinggi bernama Leyna Blaire McKenzie atau yang akrab disapa Nana itu sudah mulai dekat dengan Cley bahkan hanya dengan jangka waktu tiga hari. Perawakannya tinggi semampai bak model, wajahnya tirus dan terkesan dingin. Gadis itu tidak terlalu peduli dengan sekitarnya, selebihnya sama seperti remaja lainnya, senang berdandan serta menaruh hidupnya pada fashion.

"Na, temenin napa, bekal gue ketinggalan di rumah."

"Kemana si, ribet." Nana melepas salah satu earphone yang menyumpal telinganya saat Cley mengguncang lengannya pelan.

"Kantin, siapa tau banyak cowok, lo kan kaya cowo,"

Gadis yang memakai hoodie hitam itu memberesi earphone miliknya dan memasukkan ke dalam loker di bawah mejanya, "Jangan lama-lama."

"Yes, ma'am."

Jalan di koridor kelas sepuluh pun masih terasa asing bagi Clementine bahkan setelah melewati masa orientasi sekolah selama seminggu, berbeda dengan gadis di sebelahnya yang biasa saja dan berjalan dengan wajah datar.

Cley masih mengapit lengan Nana erat saat mereka masuk ke kantin dan membeli nasi bungkus, "Lo mau makan di mana? Kelas?" tanya Nana yang hanya membeli roti dan susu cokelat.

"Di sini aja deh, ntar kalo balik ke kelas malah kelamaan."

"Okay." mereka berdua duduk di salah satu meja yang kosong dan mulai makan tanpa suara.

Di arah pukul satu, Taehyung yang baru saja selesai bermain basket bersama teman-temannya datang ke kantin. Ia memakai kaos hitam yang basah di bagian punggung dan dada serta kain merah yang diikatkan asal di kepalanya.

Pahatan yang sempurna.

Bisik-bisik dari para adik kelas mereka-apalagi para gadis yang menatap kagum-terdengar ramai membicarakan wakil ketua OSIS yang sempat menyapa saat puncak acara hari Jumat dalam kegiatan MOS kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisik-bisik dari para adik kelas mereka-apalagi para gadis yang menatap kagum-terdengar ramai membicarakan wakil ketua OSIS yang sempat menyapa saat puncak acara hari Jumat dalam kegiatan MOS kemarin.

"Gila, ganteng banget anak orang."

"Astaga, kak, hayuk nanti sore kita jalan."

"Kak, kalo gak bisa dimiliki, tolong gantengnya dikurangin."

Ini cewek-cewek pada ngomongin apaan sih, gak paham.

Dan beberapa detik setelah Cley membatin, Nana yang telah menghabiskan rotinya pun membuka mulut, "Noh Cley, kakak yang kemaren nemenin kita bikin pensi buat puncak."

Clementine menengok ke belakangnya dan menatap Taehyung yang bercanda dengan teman-temannya. Sekelompok lelaki itu berjalan menuju ke kantin yang dekat dengan dua gadis tersebut dan membuat Bella serta Nana dapat mendengar gurauan yang dilontarkan.

"Tae, cakep tuh, beneran gak mau lo?"

Orang yang dimaksud tidak langsung menanggapi dan tangannya malah menggapai tempe goreng yang masih hangat, "Bu, makan dulu ya," ujarnya pada ibu kantin dengan memainkan alis naik-turun.

"Bayar loh ya, Tae, awas." Taehyung mengacungkan jempolnya dan tertawa sampai menampilkan deretan giginya.

"Jantung gue udah pindah ke sebelah ginjal kalo liat kak Taehyung ketawa, deg-degan parah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jantung gue udah pindah ke sebelah ginjal kalo liat kak Taehyung ketawa, deg-degan parah."

"Gue bakal pingsan guys, oh my, tangkep gue, gue mau pingsan aja."

"Mau marah anjir, ganteng banget!"

Iya ya, udah ganteng, waketos, baik, kurang apa lagi coba, pantes banyak yang seneng. Gue mah apa kalo disandingin sama kak Tae- EH?! Gak-gak, lo gak boleh suka sama dia, saingan lo mannn, mulus semua, lo tuh cuma upil yang ditinggal di bawah meja, sadar diri woi!

Lelaki dengan senyum kelinci itu kembali berkata, "Heh, lo belom jawab pertanyaan gue nyet!"

"Apaan si? Lo ngomong apa tadi, lagian orang lagi milih tempe malah diajak ngomong."

Lelaki itu—Jeon Jungkook—yang rambutnya tak kunjung mengering akibat terkena keringat itu menimpali jawaban Taehyung, "Tempe aja dipilih, apalagi cewek," kemudian berlagak malu-malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu—Jeon Jungkook—yang rambutnya tak kunjung mengering akibat terkena keringat itu menimpali jawaban Taehyung, "Tempe aja dipilih, apalagi cewek," kemudian berlagak malu-malu.

"HIYAAAAA!" seru yang lain kemudian tertawa terbahak bersama.

"Cakep tuh, gak lo sikat?"

"Mau lo? Sikat aja sono. Gue mah tidur sambil kayang juga masih banyak yang ngantri, gak kaya lo."

"Sialan."

Pandangan mereka pun bertemu, Taehyung dan Cley. Sialnya, gadis itu tidak bisa melepas tatapannya pada sang lelaki. Ia seakan dihisap oleh pesona seorang Kim Taehyung dan terjerat di dalam tanpa menemukan jalan keluar. Untungnya bel tanda istirahat berakhir berbunyi, membuat kedua gadis—Cley dan Nana—bergegas kembali menuju kelas.

Gerombolan Jungkook pun ikut berberes, "Lo udah ada inceran adek kelas, Tae?" tanyanya saat merangkul teman baiknya itu.

Tatapan Taehyung tidak lepas dari punggung Cley semenjak mereka saling bertatapan, "Yoi, gue mah kapan sih gak gercep masalah cewek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan Taehyung tidak lepas dari punggung Cley semenjak mereka saling bertatapan, "Yoi, gue mah kapan sih gak gercep masalah cewek." jawabnya kemudian menarik sudut bibirnya sedikit dengan sorot mata intens.

Ah, senyum itu. Pekerjaannya akan dimulai sebentar lagi.

***

Don't forget to vote, comment, and share guys, ily~

Senyum ; kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang