Mengantuk.
Taehyung mengusap matanya dan berjalan gontai dari parkiran menuju ruang OSIS yang berada lantai dua. Ia menapaki setiap tangga dengan malas berharap besok sekolahnya bisa membangun eskalator ataupun lift. Kondisi sekolah tidaklah ramai, hanya ada anggota OSIS yang masuk karena ini adalah hari Sabtu, di mana masa pengenalan lingkungan sekolah sudah selesai dan sang ketua OSIS menginginkan evaluasi untuk kinerja selama kegiatan lima hari tersebut.
"Lo udah dateng?" tanyanya kepada seorang lelaki yang memakai kacamata hitam di pagi hari dan membawa tas punggung dengan warna senada.
"Yoi." Jimin memainkan alisnya naik-turun meskipun tertutup oleh poninya.
"Rambut lo belom dicat balik? Gila kali lo sekolah rambut pirang."
"Yakali, kan masih ada besok, jarang-jarang rambut gue blonde kaya gini." Taehyung hanya memutar bola matanya saat Jimin menurunkan kacamatanya dan mengerling sambil tersenyum tipis. Mungkin jika gadis lain melihatnya melakukan hal tersebut, mereka akan pingsan ataupun berteriak kencang, tetapi tidak dengan Taehyung yang lebih ingin menjambak rambut bocah tengil itu.
Mereka berjalan beriringan menuju ruang OSIS yang berukuran sekitar sepuluh meter persegi dan di dalamnya sudah ada beberapa orang termasuk Jungkook yang duduk dengan hoodie hitam sambil menunduk. Ia juga kelihatan sangat mengantuk mengingat ia baru pulang pukul sebelas malam setelah menyelesaikan pekerjaannya di luar sekolah untuk mendapatkan uang tambahan.
Keadaan tiap orang hampir sama, mereka terlihat seperti zombie yang mengikuti organisasi. Apalagi Jennie yang biasanya sangat memperhatikan tatanan rambutnya sekarang hanya membiarkannya terurai dan berantakan sambil mengetikkan sesuatu di laptop putih miliknya.
"Udah dateng semua?"
"Udah kayanya." jawab Taehyung yang duduk di sebelah gadis itu dan sedikit melirik pekerjaannya.
"Ayo mulai rapatnya, biar gak pulang lama-lama." ucap gadis itu.
Sesuatu yang masih tidak dipercaya oleh angkatan mereka adalah dimana Jennie menjabat sebagai ketua OSIS dan Taehyung menjadi wakilnya. Pada saat pemilihan, suara dari kedua kubu berlomba-lomba dan hanya selisih 2 suara, sangat menegangkan pada saat itu.