BAB 3

2.6K 197 2
                                    

Waktu menunjukan pukul satu siang, Jaehyun berkumpul dengan tiga sahabatnya diapartemenya. Mereka memilih untuk bolos sekolah karena Jaehyun tadi subuh mengabari bahwa dia beradadi rumah sakit membuat mereka bingung.

Jaehyun tidak selemah itu untuk pergi kerumah sakit.

Setelah Jaehyun menceritakan semuahnya mereka langsung bertatapan satu sama lain, mereka yakin Jaehyun dirasuki salah satu roh baik diclub tadi malam.

"Bodolah mau nilai gua gimana ya-"ucap Jaehyun terpotong saat menerima telepon.

"Gua sekarang kesana"

Jaehyun langsung berlari menuju pintu keluar tanpa memperdulikan ketiga sahabatnya yang kebingungan.

"Yak! Jung tunggu"teriak Yuta sambil mengejar Jaehyun yang berlari menuju tanga darurat.

"Heh bego, hahh... bisa mati hahhh... kalo lu turun lewat tanggan darurat"teriak Doyoung dengan setengah nafasnya.

Ah benar bego sekali bapa Jung ini bisa-bisanya mau menuruni tangga darurat dari lantai tiga puluh menuju parkiran yang berada dibawah tanah. "Thank you udah ngingetin"ucap Jaehyun kembali lari menuju lift diujung lorong.

"Lu aja yang ngejar cape gua"ucap Yuta dan Doyoung berbarengan kepada Johnny.

Tanpa fikir panjang Johnny mengikuti langkah besar Jaehyun yang cukup tertingal jauh, Johnny bingung baru kali ini dia melihat Jaehyun cemas.

"Biar gua yang bawa motor lu"Johnny menahan tubuh Jaehyun untuk naik motor listriknya.

"Pake motor sendiri aja bangsat. ini penting."ucap Jaehyun membody Johnny tanpa aba-aba membuat Johnny jatuh tersungkur.

Motor jaehyun seperti bintang jatuh yang begitu cepat menghilang didalam gelapnya tempat parkir, untung saja mereka bisa melacak keberadaan satu sama lain  membuat Johnny tidak begitu tergesa mengejar Jaehyun.

Jaehyun langsung berlari menuju ruang ICU tempat lelaki lemah yang entah siapa namanya itu berbaring lemah dengan alat medis membantu hiudpnya dan lima selang yang mentransferkan darah.

"Jae, sorry kayanya laki yang lu bawa tadi malem udah ga bisa diselamatein tapi bayi dikandunganya yang terus ngasih semangat buat dia hidup"ucap dokter itu menatap Jaehyun takut, entah dokter itu merasakan aura Jaehyun yang sangat kuat membuat dia takut jika adik kelasnya ini emosi.

"Terus gimana?"dokter itu menghembuskan nafas lega karena Jaehyun tidak mengamuk.

"Cari bapa atau keluarganya, biar laki-laki itu bisa semangat buat kembali hidup"

"Butuh waktu buat itu bang"

"Cepat atau lambat lu tetep harus cari. kKcuali lu masuk dan kuatin laki-laki itu"ucap dokter itu menepuk pundak Jaehyun dan kembali masuk keruang ICU.

Jaehyun mengacak rambutnya kasar dia tidak bisa melacak siapa keluarga dan bapa lelaki lemah itu karena dia tidak tau semua tentangnya bahkan nama saja Jaehyun tidak tahu.

Kaki Jaehyun melangkah tegas menuju kasur yang terdapat tubuh tidak berdaya itu, fikiranya campur aduk, dia tidak mengerti apa yang dia lakukan sekarang tapi jika dia diam tidak peduli dengan lelaki itu didalam hatinya akan ada rasa bersalah karena tidak menolongnya.

Jaehyun mendekatkan bibirnya dengan telinga yang sangat dingin, "Bangun, lu harus liat anak lu dewasa dan jadi lelaki yang kuat"bisik Jaehyun seketika suara nyaring itu tidak berbunyi lagi menandakan lelaki lemah yang baru dia bisiki itu jantungnya kembali berdetak.

"Yakkk! lihat gua yakin lu pasti ada ikatan sama ni laki"ucap dokter didepan Jaehyun, untung saja terhalang brangka jika tidak sudah Jaehyun pites.

>.<

Bugh!

Satu pukulan kuat balok kayu menghantam pungung Jaehyun membuat dirinya tersungkur keaspal hitam panas. Jaehyun tidak sadar bahwa ada orang yang menguntitnya karena dia terlalu fokus mencari siapa lelaki lemah itu.

Pukulan dan tendangan bertubi terus Jaehyun dapati tanpa henti membuat tubuhnya tidak bisa berkutik karena empat lelaki bertubuh kekar merundungnya.

Bisa-bisa Jaehyun mati sekarang jika dia tidak melawan, tapi jika Jaehyun melawan sama saja bunuh diri.

Bugh!

Kali ini bukan pukulan untuk Jaehyun tapi pukulan untuk salah satu lelaki dari Johnny yang baru saja datang, akhirnya ada seseorang yang datang tepat waktu untuk menyelamatkan Jaehyun.

Jaehyun bangun dengan sekuat tenaga menghabisi dua lelaki yang tiba-tiba menghajarnya sementara dua lagi dihadapi oleh Johnny. Pertarungan yang tidak imbang tapi Johnny dan Jaehyun masih bisa melawan sampai Doyoung dan Yuta datang membantu.

"Maksud lu apaan tiba-tiba ngehajar sobat gua?!"ucap Doyoung dengan kaki menginjak kepala salah satu lelaki yang sudah tumbang.

Walau tubuh Doyoung kecil tenaganya tidak main-main, "Bos gua yang minta"ucapnya sedikit bergetar karena luka ditubuhnya yang cukup parah.

"Siapa bos lu!"tanya Doyoung lagi.

"Pa-"

Dor!

Satu tembakat tepat dikening kepala lelaki dibawa Doyong yang langsung mengeluarkan darah, Mereka saling memandang dan mencari dimana asal peluru itu karena mereka tidak pernah membawa pistol saat berpergian.

Hasilnya nihil. Mereka tidak menemukan sosok penembak itu yang sudah dipastikan anak buah dari bos yang lelaki itu bilang. "Gua kekamarnya dulu"ucap Jaehyun yang tiba-tiba merasakan perasaan tidak enak.

Jantungnya berdegup kencang, fikiranya terus tertuju pada lelaki lemah itu membuat Jaehyun langsung mendobrak masuk pintu ICU.

SCHICKSAL [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang