BAB 11

1.5K 141 5
                                    

Akhirnya bel berbunyi, Jaehyun langsung pergi meningalkan kelas dengan terburu sementara ketiga sahabatnya membiarkan Jaehyun untuk pergi karena mereka tidak bisa menahanya.

Motor listrik Jaehyun bergerung elegan dengan gagah motor itu keluar dari halaman belakang sekolah menuju tempat penjual onigiri kesukaan Byun lalu ketoserba untuk membeli susu kotak pesanan Byun.

Semua berjalan lancar sampai suara dering ponsel Jaehyun terus berbunyi dan memberi kabar bahwa Doyoung dirundung oleh beberapa preman didekat sekolah. Tanpa fikir panjang Jaehyun memutar balik arah motornya dan menambah kecepatan motor.

Mata Jaehyun langsung menatap kerumunan lelaki yang mengunakan baju sama sepertinya dan lelaki bertubuh besar dengan tato yang memenuhi tubuh mereka.

Jaehyun menendang dan memukul preman tanpa ampun sementara teman-temanya sedikit mundur membiarkan Jaehyun menghajar mereka sekalian mengisi tenaga sebelum kembali melawan.

Tinjuan dan tendangan terus Jaehyun berikan kepada dua preman yang dia hadapi, matanya menatap tajam, rahangnya menyatu karena emosi melihat sahabatnya susah untuk berdiri.

Jaehyun tau Doyoung tidak lemah, jadi jika sampai Doyoung tidak bisa berdiri berarti semua tenaganya benar-benar habis dan badanya sangat lelah, tanpa ampun Jaehyun menghabisi semua preman yang bisa dia lawan menyisakan satu preman berbadan lebih kecil dari yang lainya.

"Maksud lu apa tiba-tiba ngeroyok sobat gua!"ucap Jaehyun yang melingkarkan tanganya dileher preman itu dengan pisau lipat berada ditanganya yang sedikit lagi akan menancap dileher sang preman.

"Ka-kalian yang mulai duluan"ucap preman itu sedikit gagap karena todongan pisau dibawah leherya.

"Ngomong yang jelas anjing"ucap Yuta.

"Tadi malem geng kalian ngobrak ngabrik kawasan kita"

Tadi malam? Jaehyun ingat benar dia dan ketiga sahabatnya tidak membuat onar karena jika salah satu dari mereka membuat onar pasti mereka saling memberi kabar. "Jelasin sejelas-jelasnya"ucap Jaehyun semakin mendekatkan pisau kekulit leher preman itu.

"Tadi malem jam duabelas geng kalian dateng dan langsung ngacak-ngacak tongkrongan kita"

"Sebutin salah satu ciri yang ngacak tempat lu"ucap Johnny.

"Laki-laki tinggi pake jaket denim hitam pake moge"

Jaehyun, Johnny dan Yuta bertatap satu sama lain kepala mereka secara bersamaan menganguk membuat beberapa orang yang ikut membantu melawan preman bingung. "Itu bukan kita bego, kali ini gua baik jadi lu jadi pergi dari tempat ini dan jangan nampakin badan kalian dihadapan gua"ucap Jaehyun mendorong tubuh preman itu yang langsung lari meningalkan beberapa Temanya yang sudah tumbang.

"Bang, kayanya gua ga asing deh sama ciri-cirinya"ucap lelaki dengan pakaian tidak kalah kusut dari Jaehyun.

"Lu masih inget dia?"ucap Jaehyun sarkas.

"Jangan bilang itu-"lelaki itu tidak jadi berbicara karena melihat mata Jaehyun yang berkata lu sebut namanya gua bunuh.

Jaehyun, Johnny dan dua lelaki dibawah umur mereka bergi menuju markas sementara Yuta membawa Doyoung kerumah sakit milik Lay yang sudah pasti langsung ditangani.

Sesampainya mereka dimarkas Jaehyun langsung meninju keras samsak dengan keras, ketiga lelaki yang memperhatikan Jaehyun terus meninju samsak hitam itu hanya bisa terdiam sambil mendengar suara pukulan samsak yang sangat keras.

Setelah tidak terdegar suara pukulan mulai terlihat Jaehyun yang ikut duduk sambil membakar rokonya, "Lu mau gimana bang?"tanya lelaki berhidung mancung.

SCHICKSAL [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang