BAB 8

1.7K 151 1
                                    

Taeyong menatap tidak percaya saat tuan alias bapa dari anak yang dia kandung meminta maaf dan berlutut dihadapanya, Taeyong duduk terpaku dengan Jaehyun berdiri disebelahnya.

Jaehyun itu saperti rubah dia licik tapi dia memiliki otak yang sangat handal sampai handalnya dia bisa membuat lelaki terhormat ini bertekuk lutut dibawah kakinya. "Saya minta maaf atas perilaku saya selama ini dan saya akan bertangung jawab terhadap anak kita"ucapnya menatap Taeyong.

"Weisss anak kita? sorry ga gua izinin lu buat deket Taeyong"ucap Jaehyun merangkul Taeyong posesif.

"Tapi benar didalam perut Tae itu anak ku"ucapnya yang sudah berdiri sambil mendekati Taeyong.

Jaehyun memasang body dihadapan Taeyong yang ketakutan, "Jadi manusia jangan serakah bor, lu udah ada Baek hyung terus lu mau ambil Taeyong? Oh jelas tidak bisa"ucap Yuta santai.

"Gua cuman mau lu minta maaf bukan mau tangung jawab sama anak ini. karena mulai sekarang Taeyong dan anaknya adalah milik gua bukan milik lu lagi"ucap Jaehyun penuh tekanan.

Klek.

Lagi dan lagi dokter itu muncul tanpa mengetuk pintu, mata dokter itu membulat hebat saat melihat sosok yang sangat dia kenal berdiri dengan tatapan kacau dan dia merasakan bahwa ada sesuatu yang terjadi didalam ruangan ini.

"Hyung?"tanya tuan Park tidak percaya melihat sosok dokter berdiri diambang pintu.

"Chanyeol?... Tunggu. ini ada apa?"tanya dokter itu menutup pintu kamar Taeyong setelah dia menyuruh perawat yang bersamanya pergi.

"Anak dikandungan Tae itu anaknya dan sekarang dia minta maaf karena gua kasih tau kalo Baek hyung masih hidup"ucap Jaehyun membuat lelaki itu tidak percaya.

Plak.

Satu tamparan keras mendarat di pipi Tuan Park alias Park Chanyeol, dia hanya diam menerima tamparan dokter dihadapanya ini karena dia tau dia salah. "Sekali bajing tetep bajing. Jangan pernah lu nemuin Baek yang udah bahagia!"ancam dokter itu dengan tatapan tajam.

"Hyung... kumohon"Chanyeol berlutut dihadapan dokter itu.

"Sudah cukup. Baek sedih selama ini karena sikap bajinganmu. aku kakanya dan aku tidak mengizinkanmu"ucap dokter itu mengabaikan Chanyeol yang memohon.

"Lay hyung, kumohon aku ingin bertemu Baek selama ini aku mencarinya, aku tidak akan melakukan hal gila lagi"ucap Chanyeol masih berlutut.

Dret.. Dret.. Dret...

Suara ponsel Jaehyun memecahkan semua ketegangan ini terlihat nama lelaki yang sedang Chanyeol dan Lay bicarakan membuat Jaehyun bingung antara mengangkat dan mengabaikanya. "Kumohon hyung, aku tahu anak ku sudah besar sekarang"ucap Chanyeol membuat hati Taeyong seperti diiris saat Chanyeol menyebut anaknya sudah besar.

"Halo hyung, ada apa?"Jaehyun terpaksa mengangkat teleponya karena Baekhyun terus meneleponya.

"DADDYYYYYYYYY BYUN RINDU! AYO KERUMAH. BUNA BILANG DADDY MAU KERUMAH, JANGAN LUPA BAWA MAKANAN KESUKAAN BYUN SOALNYA BYUN MAU CERITA BANYAK SAMA DADDY"suara teriak khas anak enam tahun membuat mereka semua terdiam dan menyisakan sakit hati yang amat kuat bagi Taeyong dan Chanyeol.

"Daddy ko diem aja? ihhhhh daddy, heloooooo daddy, ih jangan diem aja masa ia Byun ngomong sama hp"

"BUNAAA! SINI DADDY NAKAL MALAH DIEM AJA, HUAAAAA BUNAAAAA"anak kecil itu menangis, bukan dengan sengaja Jaehyun diamkan tapi dia bingung untuk berkata apa karena melihat Taeyong yang tiba-tiba menangis dipelukan Doyoung.

"Shhhhh udah sini anak buna ga boleh nangis minjem coba hpnya biar buna yang ngomong"suara lembut Baekhyun mengambil alih semua akal sehat Chanyeol yang sudah tidak bisa menahan tangisnya.

"Daddy?"

"Ia, ah maaf daddy tadi terlalu fokus sama kerjaan"ucap Jaehyun kikuk.

"Huaaaaa daddy jangan gitu lagi Byun takut daddy pergi"teriak anak itu.

"Byun sayang, boleh izinin daddy ngobrol sebentar berdua sama buna?"

"Em ia boleh, tapi udah ini daddy pulang kerumah"ucap anak itu girang diiringi langkah kaki yang lari.

"Ada apa?"tanya Baekhyun.

"Hyung sibuk?"Jaehyun kembali menyebut Baekhyun dengan hyung bukan Buna.

"Tidak, memang ada apa? Hari ini kau terlihat beda"ucap Baehyun dengan logat khasnya.

"Gua bareng Chanyeol"ucap Jaehyun sedikit pelan karena Lay menatapnya tajam.

"Hah? Yeolie? Apa maksudmu? Bukanya Lay hyung bilang dia tidak mau menemuiku"

Chanyeol meremas celana kainya dengan tubuh bergetar karena terus menangis, dia bingung harus melakukan apa yang bisa dia lakukan hanyalah menangis dan menangis. "Disini juga ada Lay hyung"ucap Jaehyun.

"Hyung! Kau berbohong lagi kepadaku?"ucap Baekhyun dengan nada tinggi.

"Baek..."suara lirih Chanyeol membuat Baekhyun menangis.

"Yeol"ucap Baekhyun dengan isak kecilnya.

"Jae, jemput aku sekarang jangan pedulikan pembohong itu."ucap Baekhyun menutup telepon sepihak.

Bukan Jaehyun yang menjemput Baekhyun tapi Johnny karena dia peka terhadap situasi jika Jaehyun yang pergi Taeyong akan menangis lebih parah dan Lay hyung akan menghajar habis Chanyeol yang tidak melawan atau melindungi dirinya.

"Hyung maaf, tapi kau harus tau Baekhyun hyung masih sering menanyakan Chanyeol kepadaku"ucap Jaehyun merasa bersalah karena semua yang sudah disusun rapih oleh Lay sudah hancur jadi-jadinya.

"Ini sudah terjadi, tapi ingat. aku tidak akan pernah merestui kau dan Baek"ucap Lay keluar dari kamar Taeyong.

Jaehyun membalikan badanya untuk melihat Taeyong yang masih menangis didalam pelukan Doyoung yang menatapnya tajam, bahkan pisau lipat kesayanganya kalah tajam dari tatapan Doyoung, "Taeyong"ucap Jaehyun lembut sambil mengelus pungung Taeyong.

"Hiks.. untuk apa.... kauuu hiks... J-Jahat"ucap Taeyong semakin mengeratkan pelukanya dengan Doyoung.

Taeyong bingung dia menangis karena Chanyeol mengakui punya anak apa karena Jaehyun yang disebut daddy oleh anak kecil dan memangil Baehyun dengan sebutan buna yanyg berarti bunda atau ibu.

"Tae"ucap Jaehyun lagi berusaha membujuk Taeyong.

"Jangan... aku hanya sampah untuk kalian..." Taeyong menepis tangan Jaehyun dan berlari keluar ruanganya dengan tiba-tiba membuat mereka semua tidak bisa menghentikan Taeyong.

Brak.

Suara hantaman kuat membuat Jaehyun lari keluar untuk melihat apa yang terjadi, terlihat tubuh Taeyong didekap oleh Johnny yang mengengam tangan Byun kecil dan Baekhyun berada disebelahnya, "Heh Taeyong pingsan bego"ucap Johnny yang menatap tubuh Jaehyun seperti batu.

SCHICKSAL [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang