SMA Armor adalah salah satu SMA pretige yang memiliki 2 jalur akademi. Kelas A (untuk siswa/siswi dengan kemampuan rata-rata) dan kelas S (untuk siswa/siswi istimewa, seperti IQ, anak artis, anak penjabat, selebrity, dan sebagainya). Gedung kelas A dan kelas S pun terpisah dikarenakan kelas S adalah kelas spesial dengan masing-masing berlantai 5. Untuk kelas A mereka menggunakan blazer berwarna hitam, sedangkan kelas S menggunakan blazer berwarna putih.
Bel tanda pelajaran berikutnya telah berbunyi, dan itu adalah pelajaran olahraga bagi kelas X A 2. Kanon berjalan menuju loker penyimpanan untuk mengambil seragam olahraganya dan segera berganti pakaian. Di sebuah lorong yang terdapat 5 loker berbahan kayu mahoni, rupanya Shura dan Angelo sudah ada di sana mendahului Kanon. Angelo yang menyadari kehadiran temannya itu, melempar bola sepak yang di tangkap dengan mudah oleh Kanon.
"Siap memenangkan pertandingan kali ini , kapten? " ucap Angelo.
"Pasti. " Kanon mengeluarkan kunci dari dari saku seragamnya dan membuka loker miliknya.
Angelo adalah salah satu anak yang sebenarnya bisa masuk kelas S karena popularitas ayahnya. Namun karena menganggap kelas S terlalu taat pada peraturan, maka ia memilih masuk kelas A. Lagipula tidak ada salahnya kan, masuk dengan kemampuan sendiri? Kakaknya sudah masuk kelas S, dan itu sudah cukup untuk menjaga nama baik keluarga. Sama halnya dengan Shura, hanya saja alasannya karena ia ingin satu gedung dengan Angelo.
Kalau Kanon... Alasannya hampir sama seperti Angelo, ia ingin masuk dengan kemampuannya sendiri. Meskipun sebenarnya ada alasan lain.
"Gold weapon seri kelima sudah terbit, kalian ingin ke toko buku sepulang sekolah? " tanya Shura.
"Tentu saja!! " ucap Kanon dan Angelo bersemangat.
🌠
"Hari ini ada satu orang yang tidak masuk ya? Kita kekurangan orang untuk bermain sepak bola. " Angelo menghempaskan tubuhnya di rumput dengan sebelah tangan di belakang kepala dan tangan yang lain memainkan ponsel.
"Begitulah. " Kanon memerhatikan para siswi yang sedang bermain bola voli.
"Ayo ke gedung S! " ucap Angelo sambil bangun dari posisinya.
"Gedung S? Untuk apa? " tanya Shura yang baru saja kembali dari kantin.
Tidak menjawab, Angelo hanya merespon dengan senyuman dan langsung menuju gedung S yang letaknya hanya beberapa meter dari lapangan. Kanon dan Shura saling perpandangan, kemudian mengikuti sang adik Manigoldo. Arsitektur gedung S tidak jauh berbeda dengan gedung A, yang membedakannya hanya lebih berkelas. Tidak mengherankan mengingat siswa dan siswi yang berada di gedung S adalah orang kaya. Angelo memasuki ruangan yang langsung membuat Kanon dan Shura heran, karena pasalnya Angelo memasuki ruangan yang dipenuhi oleh benda persegi panjang bernama buku.
"Perpustakaan? " tanya Kanon tidak percaya.
"Kenapa harus jauh-jauh ke gedung S untuk ke perpustakaan kalau gedung A juga memilikinya? " tanya Shura bingung.
Angelo tidak memperdulikan ucapan teman-temannya, dan sibuk menelusuri setiap sisi perpustakaan seperti sedang mencari sesuatu. "Ketemu, " ucapnya ketika matanya menangkap seorang laki-laki berambut turquoise yang sedang membaca buku.
"Kau mencari Camus? " tanya Shura saat mereka bertiga sudah berada di dekat Camus.
"Dimana ada Camus, pasti ada dia. " tepat setelah Angelo menyelesaikan ucapannya, datang seseorang berambut ungu dengan beberapa buku di tangannya.
"Apa yang kalian lakukan disini? " tanya Milo.
"Kami ingin mengajakmu bermain sepak bola! " ucap Angelo.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Destiny Speaks
Mistério / SuspenseSummary : Ketika takdir memisahkan, belum tentu takdir tidak akan menyatukan mereka lagi. Defteros dan Kanon hanya tau kalau hanya mereka yang merupakan putra keluarga Alhena. Namun, siapa yang tau kalau sebenarnya kedua orang tua mereka memiliki pu...