V

6K 505 12
                                    

Aku menemani Jeno dan Jaemin tidur hari itu.

Aku tidak bermalam di kamarku dengan Johnny Hyung dan lebih memilih untuk menemani anak-anak kami. Seingatku, aku tidak tertidur. Aku hanya menatap mereka yang tidur dengan lelap, sesekali mengusap dan mencium kening mereka.

Lalu detik berikutnya, aku sadar kalau wajahku telah basah karena air mata. Betapa aku mencintai mereka melebihi diriku sendiri.

Dan saat itu juga aku sadar, kalau hatiku hanya diisi oleh mereka dan Johnny Hyung. Tidak ada yang bisa menggantikan mereka. Sekali pun ada ribuan orang yang hilir mudik masuk ke dalam hidupku.

Aku memutuskan untuk keluar dari kamar. Ketika pintu kembali tertutup, Johnny Hyung datang entah dari mana. Ia memelukku begitu kencang sampai-sampai aku merasa sesak.

"Maafkan aku, Jaehyun. Ini salahku. Aku tidak mau kehilanganmu juga Jeno dan Jaemin."

Kalimat itu diucapkannya berkali-kali bagai mantra. Aku merasa bahuku basah. Kali ini aku terkejut, karena Johnny Hyung yang kutahu tidak pernah menangis.

Dan tangisannya menular padaku. Aku menangis tanpa suara. Air mataku mengalir begitu saja tanpa kutahan-tahan.

Lalu, aku pun mengulang mantranya. Memohon maaf padanya karena aku pun sadar kalau bukan hanya dia yang melakukan kesalahan.

Aku dibutakan oleh kesalahannya dan berakhir melakukan hal yang sama. Bukan hanya hatinya yang terluka, hatiku terasa nyeri. Mungkin lebih nyeri dari lukanya saat ini.

Kami tidak mengatakan hal lain selain "maaf" tapi aku merasakannya.

Perlahan pelukannya berubah menjadi ciuman hangat di kening dan bibirku. Bibir Johnny Hyung terasa begitu manis. Kecupan permohonan maaf itu berubah menjadi semakin intim dan melibatkan lidah. Tubuh kami saling berhimpit dan mendorong. Sehingga kusadari bahwa tubuhku sudah berbaring di ranjang kami.

"Jaehyun."

"Aku mencintaimu."

"Sangat mencintaimu."

Bibirnya berpindah ke leherku. Tubuhku memanas, keringat mulai keluar dari kulitku.

Berikutnya yang kutahu, Johnny Hyung membawaku ke euphoria yang sangat panjang, hingga rasanya meledak-ledak. Aku pun menyadari bahwa tidak ada yang mengenal tubuhku sebaik dirinya. Ia berhasil memanjakan seluruh tubuhku hingga bibirku mengeluarkan isakan nikmat.

Perlahan. Aku mulai lupa dengan segalanya.

Yang kuingat hanyalah kami yang saling mendamba.

Other People || Johnjae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang