Chapter 1
☀☀☀🌌🌌🌌❄❄❄
Kilauan cahaya masuk melalui ventilasi jendela yang terbuka, burung-burung di luar sana sudah bernyanyi, alarm di setiap kamar pagi hari ini sudah berdering untuk ke sekian kalinya. Tetapi tidak ada satu orang pun di dalam rumah tersebut yang terbangun dari tidurnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.15. Sudah 15 menit berlalu sejak alarm berbunyi, tetapi ternyata dalam 15 menit itu hanya ada seorang yang dapat terbangun. Ah, dia memang yang paling rajin diantara yang lain, bisa disebut dia adalah 'Ibu' bagi sahabatnya yang lain, kita bisa panggil dia Tyas.
Hal pertama yang Tyas lakukan adalah membangunkan sahabatnya yang lain. Dia membangunkan salah satu sahabatnya yang kamarnya bersebelahan dengan kamarnya sendiri yaitu Jessi. Jessica atau biasa dipanggil Jessi, adalah perempuan keturunan Kanada. Setelah membangunkan Jessi, Tyas akan menyuruh Jessi untuk membangunkan yang lain. Lalu setelahnya Tyas akan ke dapur untuk membuatkan sarapan. Yah, itulah kegiatan yang setiap hari dilakukan Tyas.
Berbeda lagi dengan Jessi, dia akan membangunkan ke tiga sahabatnya yang lain, setelah itu dia akan kembali ke kamar, membuka benda persegi panjang kesayangannya, dan kembali membaringkan dirinya di kasur kesayangannya sembari menunggu Tyas memanggil untuk sarapan.
Yang bangun ketiga adalah Via. Perempuan yang paling muda diantara yang lain ini lebih memilih untuk mandi terlebih dahulu, setelah itu dia akan membantu Tyas menyiapkan sarapan.
Yang bangun keempat adalah Aya, dia perempuan yang paling pintar diantara yang lain. Perempuan yang memiliki nilai di atas rata-rata ini lebih memilih untuk belajar sebelum berangkat sekolah dan menghabiskan waktu sebelum berangkat sekolahnya dengan mengulang materi yang telah dipelajari.
Yang bangun terakhir adalah Kiki, dia adalah perempuan yang paling malas untuk bangun pagi, saat sudah bangun pun dia akan memilih bermalas-malasan di atas tempat tidurnya selagi menunggu dipanggil untuk sarapan.
Yah... Begitulah kegiatan pagi hari dari 5 sahabat yang tinggal di asrama, mereka semua memiliki sifat yang bertolak belakang.
☀☀☀🌌🌌🌌❄❄❄
Kelima sahabat sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi mereka, berterima kasihlah kepada suara emas Via sehingga ke tiga sahabatnya yang lain bisa berkumpul dengan tenang.
Ngomong-ngomong sekarang sudah jam 06.30. Itu tandanya 5 menit lagi gerbang sekolah mereka akan di tutup, tapi karena mereka adalah murid-murid yang tidak peduli dengan hukuman, mereka tetap bersikap santuy karena hukumannya hanya disuruh untuk membersihkan perpustakaan atau lab.
"Di grup sekolah lagi rame nih," Celetuk Jessi.
"Rame kenapa? Ada murid baru dari luar negeri lagi?" Tanya Kiki penasaran.
Itu memang hal yang lumrah karena sekolah mereka adalah Sekolah yang bertaraf International, jadi hampir setiap minggu akan ada murid pindahan baru, atau murid pertukaran pelajar dari luar negeri.
"Bukan anak baru kali ini, tapi... Guru baru. Kalian inget kan Pak Botak mengundurkan diri kemaren?" Kata Jessi.
"Ohh iya gua inget, terus apa yang mereka omongin? Gak penting banget ngomongin guru baru," Sarkas Kiki.
"Katanya tuh guru nya ganteng gitu, kayak oppa-oppa Korea," Timpal Via.
"Otak lu emang isinya oppa-oppa Korea mulu Vi, tiada hari tanpa oppa Korea sama ngehalu, capek gua mah kalo hidup gua cuma kayak gitu doang," Sarkas Kiki, dia ini kalau berbicara memang suka membuat orang jadi emosi. Contohnya seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
Fiksi RemajaLima sahabat yang bersekolah di JAKARTA INTERNATIONAL HIGHSCHOOL dengan nasib yang sama.