pertanyaan hati

317 20 0
                                    

Senja di Yumeng begitu indah, dermaga Lotus pier tak pernah sepi ditinggalkan oleh penduduknya , berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh penduduk begitu menyita pandangan ketua Klan Yumeng  Jiang Fengmian. "Semoga Lotus pier akan selalu seperti ini dan tidak akan pernah hilang." harapnya.
Saat diperjalanan pulang banyak penduduk yang menyapa dengan sopan. Dimata penduduk Jiang Fengmian adalah pemimpin yang diagungkan karena sifatnya yang lemah lembut bijaksana namun tegas dalam menghukum siapapun yang bersalah tanpa melihat kedudukan seseorang itu entah itu bangsawan ataupun rakyat biasa. Mereka selalu berharap semoga kelak pewaris tahta Sekte Lotus pier Yumeng akan selalu seperti Jiang Fengmian. Setelah berapa lama kemudian akhirnya sampai di istana Lotus pier.
"Selamat datang Tuan Jiang."sambut prajuritnya.
Jiang Fengmian hanya mengangguk dan langsung bertanya " dimana istri dan anak-anak ku??
"Mereka berada di taman belakang tuan." Ujar prajuritnya dengan tetap menundukkan kepalanya.
"Oh baiklah saya akan kesana dan untuk kalian tolong persiapkan acara sambutan untuk kedatangan suami adikku." perintah Jiang Fengmian dengan tegas.
"Baik tuan " ujar mereka serempak lalu langsung bergegas untuk melaksanakan tugas nya masing-masing.
Sedangkan Jiang Fengmian menuju ke arah taman belakang sesampainya di sana terlihat yu ziyuan sedang bercengkrama dengan putri mereka Jiang Yanli. Dengan langkah tanpa suara Jiang Fengmian mendekati istri dan anaknya dan mendengarkan percakapan antara mereka berdua dengan hati-hati agar mereka tidak menyadari kehadirannya.
"A-niang bukankah bibi Sharen akan datang kesini ?? Tanya Jiang Yanli  dengan sopan.
" Benar anakku, bibimu akan datang besok bersama suaminya kamu senang kan akhirnya bisa bertemu dengan bibimu??" Ujar Yu ziyuan menggoda Jiang Yanli dengan mengelus rambut indah anaknya.
" Benar A-niang aku sangat merindukan bibi Sharen karena beliau aku bisa seperti ini." Ujar Jiang Yanli semangat.
"Oh jadi A-niang tidak mengajarkan mu seperti bibimu itu?? " Yu ziyuan kembali menggoda Jiang Yanli dengan raut wajah yang pura-pura  kecewa.
Jiang Yanli melihat perubahan mimik wajah A-niangnya berubah langsung menyesal mengucapkan seperti itu.
" A-niang maafkan A-Li tidak ada maksud seperti itu." Ujar Yanli menundukkan kepalanya.

Yu Ziyuan melihat Yanli menundukkan kepalanya terkekeh " Astaga A-Li ibumu ini hanya bercanda sekarang tegakan kepalamu jangan menunduk seperti itu dan sebentar lagi A-Die mu pulang ,, kau bersiaplah mandi lalu kau pergilah ke dapur siapkan makan malam karena malam ini adikmu ini sepertinya ingin sekali mencicipi sup terataimu " perintahnya dengan lembut seraya mengelus perutnya sudah membesar.

"Baiklah A-niang dengan senang hati akan A-Li membuatnya, kalau begitu A-Li permisi dulu." Pamitnya seraya membungkukkan tubuhnya.

Jiang Fengmian melihat kemesraan istri dan anaknya begitu bahagia dengan diam-diam ia mendekati istrinya yang membelakanginya lalu memeluknya seraya mengucapkan kata yang membuat istrinya tersipu malu " terima kasih istriku sudah memberikan  kebahagiaan di hidupku , Wo Ai Ni  istriku."

Yu Ziyuan yang mendengarkan perkataan suaminya tersipu malu. " Bukankah itu kewajiban sebagai istri ,suamiku " ujarnya dengan masih mengelus perutnya.

Jiang Fengmian semakin mempererat pelukannya , tangan nya berangsur turun ke arah perut istrinya dan mengelus penuh kelembutan. " Istriku kapan si kecil akan keluar?? Tak sabar menantikan dia hadir diantara kita istriku." Tanyanya

Yu Ziyuan hanya tersenyum manis " perkiraan tabib satu Minggu lagi sayangku."

"Masih lama sekali kau nak, A-Die mu tidak sabar untuk menunggu kelahiran mu." Ujarnya dengan melepaskan pelukannya lalu duduk dihadapan istrinya.

"Hahahaha,, lihatlah A-cheng begitu tak sabar melihatmu." Kata Yu Ziyuan tertawa.

" A-cheng ??, apakah itu nama untuk anak kita kali ini istriku???" Tanya Jiang Fengmian kaget mendengar istrinya memanggil nama bayi mereka dengan sebutan A-cheng.

Lotus MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang