Penjelasan

227 14 0
                                    

Sang fajar mulai mengintip di balik Awan , dibumi pertanda kehidupan dimulai , suara ayam berkokok saling bersahutan satu sama lain ,, begitu ramainya pagi ini membangunkan para manusia untuk bergegas menjalankan tugas nya hari ini , begitu pula dengan kesibukan LianHiawu yang mulai menggeliat dari ketenangan semalam berganti menjadi berisik.

"Selamat pagi istriku." Sapa Jiang Fengmian dengan senyuman.

"Selamat pagi juga suamiku, apakah kau baru bangun atau sudah dari tadi???" Tanya Yu Ziyuan parau.

"Ah sudah dari tadi hanya saja aku sedang memandangi wajah cantik alami istriku saat baru bangun tidur" godanya dengan menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya.

" Suamiku ini masih pagi, kau malah menggombal, sudah lepaskan tanganmu ini, aku ingin bangun untuk mandi " ujar Yu Ziyuan dengan agak kesal karena pagi ini sudah diganggu dengan gombalan suaminya.

Jiang Fengmian melihat kekesalan istrinya hanya tertawa " baiklah aku segera bangun dan kau hati-hatilah." Ujarnya dengan bangun dari tempat tidur  lalu duduk di pinggir ranjang.

Yu Ziyuan bergegas mandi dan bersiap-siap. Setelah sekiranya selesai dia menuju ke aula leluhur untuk berdoa pagi.

Dikamar  Changze Sharen.

"Wei Ying ayo bangun nak,, waktunya kau mandi nak lalu sarapan pagi nak, lihat A-Die sudah menunggu , bukankah kau bilang ingin ikut latihan bersama pamanmu dan bibimu." Changze Sharen berusaha membangunkan putranya,, namun gagal karena putranya selalu terbangun tepat pada pukul 9 pagi.

Wei Changze yang melihat usaha istrinya membangunkan Wei Ying yang gagal hanya tersenyum dan berkata "Sudahlah Sharen biarkan saja Wei Ying tidur mungkin dirinya masih mengantuk dan apakah kau lupa jika Wei Ying akan terbangun dengan sendirinya jika sudah pukul 9 pagi."

"Ini  yang terlalu memanjakannya hingga dia tak mau bangun lebih awal,, aku hanya takut kebiasaan ini akan terus lanjut hingga besar nanti." Ujar Sharen takut.

Wei Changze menghampiri istrinya lalu mengelus Surai panjang istrinya dengan lembut.
"Istriku Wei Ying adalah anak yang suka dengan kebebasan tetapi tidak melupakan adatnya dan sopan santun, aku berharap di masa depan dia akan menjadi seseorang yang berguna,, yang mau membantu sesama tanpa melihat itu musuh atau teman."harapnya.

" Kau benar suamiku,, ah sudahlah sekarang kita ke aula leluhur berdoa semoga Wei Ying tumbuh sesuai dengan keinginan kita." ajak Changze Sharen.

"Baiklah istriku mari kita bersiap." Ujar Wei Changze.

Setelah bersiap mereka menuju ke aula leluhur. Sesampainya disana mereka bertemu dengan Yu Ziyuan.

"Selamat pagi Kaka ipar." Sapa mereka serempak.

"Selamat pagi." Balas Yu Ziyuan.

"Dimana Gege Fengmian ka??" Tanya Sharen sopan

" Ah gegemu lagi bersiap, sebentar lagi akan menuju sini ,, mari kita berdoa dahulu." Ajaknya.

Mereka larut dalam doanya masing-masing hingga tanpa disadari Jiang Fengmian sudah berada disana dan khusyuk berdoa pada Dewa. Setelah selesai berdoa mereka berkumpul di aula Lotus.

"Sharen ada yang perlu aku bicarakan dengan kalian berdua." Ujar Jiang Fengmian membuka obrolan.

"Bicaralah ge." Jawab Sharen sopan.

"Apakah kau masih ingat dengan Lan Qiren??" Tanya Jiang Fengmian hati-hati.

"Lan Qiren???" Ulang Sharen.

"Iya Lan Qiren , adik dari pemimpin sekte Lan, Sharen." Ujar Jiang Fengmian mengingatkan.

Sharen mencoba mengingatnya  dengan menganggukkan kepala "Ouh,, iya ge aku ingat sekarang,, memang ada apa dengan dia ge???"

Lotus MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang