Halaman 157-158

448 9 0
                                    

Perjalanan kita telah tiba pada ujungnya. Langkahmu tak perlu lagi menyusulku. Ada beberapa hal yang memang harus selesai, rela tidak rela. Aku akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja... percayalah.

Tandaskan air matamu. Bukan dengan cara seperti ini aku ingin kau lepas.

Kita pernah menyenangkan, pernah punya impian bersama, pernah punya cerita. Apa yang pernah kita punya sangat berharga, dan tidak ada yang bisa mengubah itu. Maaf kalau akhirnya tidak seperti yang kau kira. Permasalahkan aku ketika rasa itu hilang, silakan. Tapi, Aku tidak bisa memaksa diriku untuk berjalan di sebelahmu lagi.

Pelajaran kehidupan tidak berhenti saat kita berhenti bergandengan. Justru sebaliknya, kelak akan kau temui lagi hati yang diciptakan untuk bersebelahan denganmu, untuk memberikan mu lebih banyak pengetahuan mengenai rasa bahagia. Kita berdua akan bertemu dengan kisah yang lebih indah. Suatu saat nanti kau akan menyadari itu, ketika segala cacian sudah beres kau muntahkan.

Jangan lupa untuk kembali berdiri di atas kedua kakimu. Nikmati mentari yang menyapu wajahmu. Usah khawatir, kau dan aku akan bermetamorfosis menjadi dua pribadi yang jauh, jauh, lebih kuat ketika kita berjalan masing-masing. Tersenyumlah. Syukurilah Tuhan pernah mempertemukan kita, lalu melangkahlah lagi dengan segenap kekuatanmu.

Kita indah, teramat sangat. Aku mengenangmu sebaik-baiknya. Semoga kelak kau temukan tempat untuk hatimu berlabuh, tanpa pernah lagi berlayar diam-diam. Semoga kau takkan pernah merasakan bagaimana sakitnya dikhianati.

Maaf. Aku pergi.

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang