Alisa Azena, seorang gadis kelahiran Yogyakarta 16 tahun silam, namun 14 tahun dilaluinya dikota Bandung dan kini ia telah kembali dikota kelahirannya, karena terlalu lama tinggal di Bandung, menggunakan bahasa Jawa pun kini Lisa agak canggung dan kesusahan. Lisa begitulah panggilan yang kerap kali diterimanya.
Hari ini adalah hari setelah liburan panjang yang dilewati oleh pelajar seluruh Indonesia. Hari pertama Lisa dan teman seangkatannya untuk menapakkan kaki dilangkah terakhir jenjang sekolah diSMA. SMA Kencana, itu lah sekolah Lisa. Disekolah itu Lisa dikenal sebagai murid yang cerdas, disiplin, dan ramah.
"Good morning Lisaaaa", sapa Nadine sambil merangkul bahu Lisa, Nadine merupakan sahabat Lisa sejak dulu awal masuk di SMA Kencana. Dengan sikap yang sangat bertolak belakang dengan Lisa, Lisa dikenal sangat mandiri dan berprestasi. Sedangkan Nadine mempunyai sifat kekanak-kanakan dan manja. Namun meski demikian Lisa merasa bahwa Nadine adalah salah satu orang yang ia jumpai selain ibunya sebagai pendengar yang baik dan responden. Nadine adalah gadis asli kelahiran Jakarta, ia pindah ke Jogja karena kemauan Orang tuanya, dengan harapan nanti kalo masuk Universitas pilihannya lebih banyak dan tentunya orang tua Nadine juga berpikiran kalau pelajar Jogja bakal diprioritaskan untuk masuk Universitas di Jogja.
"Morning Nad ",ucap Lisa tak lupa dengan memberikan senyumannya.
"Ya ampunnn Lis gue kangen banget sama Lo, Lo apa kabar?", ucap Nadine dengan memeluk sahabatnya itu.
"Kabar gue baik kok, gimana sama lo?", tanya balik Lisa sambil membalas pelukan sahabatnya.
"Gue sangat baik baik sayang kok haha" jawab Nadine dengan cekikikan.
Lisa hanya ber oohhh ria menanggapi ucapan Nadine.
"Ya udah yuk Nad ke kelas, masuk kelas baru yuhuuuuuu kelas XII MIPA 1 " ajak Lisa dengan menarik tangan Nadine dan beranjak menuju kelas.
Sesampainya di kelas.....
"Lis duduk dinomor tiga dari depan depan, sekali-kali jangan didepan terus..bosen ahh gue. Lagian kalo duduk didepan Lo jadi tambah pinter, lah gue?? malah kena semprot guru terus, terus kalo gue mau tidur nggak nyaman tau kalo didepan sendiri tu", pinta Nadine sambil memanyunkan bibir dan merengek berharap permintaannya dikabulkan."Ya udah deh, lagian Lo si aneh. Lo itu ke Sekolah niatnya mau sekolah atau tidur si? Lo nggak kasihan sama orang tua Lo yang udah kerja keras demi sekolahin Lo", jawab Lisa panjang lebar seolah dia sedang menceramahi sahabatnya itu.
" Iya deh iya Bu ustadzah. Kalah terus gue kalo sama Lo. Ya niat gue itu pengen sekolah mantengin pelajaran yang diajarkan guru, ya tapi mau gimana lagi raga gue nuntut pengen rebahan ya gue kabulin dong. Jujur aja lah Lis gue sebenernya iri sama Lo. Lo ini udah pinter dan beasiswa nimbrung aja ke lo dan itu nggak cuma satu dua, dan berkat beasiswa itu pasti lo nggak nyusahin orang tua Lo kan" ucap Nadine dengan nada iri.
"Semua butuh perjuangan, dan kenikmatan yang gue rasain nggak seindah yang Lo bayangin" jawab Lisa singkat.
Ya meskipun dikenal sebagai anak yang berprestasi, hal ini tidak selamanya dapat memberikan kebahagiaan dalam hidup Lisa.Deggggg.... jantung Nadine serasa berhenti berdetak, kata kata Lisa barusan membuat otaknya berpikir kritis dan spontan Nadine langsung bertanya" Lo lagi ada masalah Lis?".
" Hah enggak , gue cuma becanda juga tadi, serius amat nanggepinnya haha" ucap Lisa singkat diakhiri senyuman kecut.
Dalam hati Nadine berguman
"Apa Lisa lagi bohongin gue ya? Kalo lagi ada masalah kenapa dia nggak mau cerita ke gue? Hah apaan si nad negthink terus ah Lo""Lo liburan kemarin kemana aja nad?," Lisa mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Yaaa, biasa lah Lis. Ke Surabaya kumpul sama keluarga besar" ucap Nadine singkat, "Kalo Lo sendiri gimana Lis?".
" Gue habisin waktu liburan kemarin buat kerja, lumayan lah nambah-nambah duit bisa ditabung buat masa depan wkwkwk" ucap Lisa.
Mendengar jawaban itu Nadine sontak kaget.
" Apaaaaa???? Lo kerja???, kan gue udah pernah bilang sama Lo lis, kalo semisal Lo butuh apa-apa bilang ke gue pasti gue bantu kok. Jadi Lo nggak usah susah-susah kerja. Lagian kerja bukan kewajiban Lo Lis" ucap Nadine dengan perasaan kesal.
" Nad makasih sebelumnya atas kebaikan Lo ini, tapi Nad kalo gue minta tolong sama Lo, Lo pasti juga akan minta ke orang tua Lo kan. Nah disitulah pasti gue bakalan jadi repotin banyak orang. Dan gue sekarang udah gede nad, gue cuma mau rasain gimana susahnya bekerja, hal ini gue lakuin biar gue nggak kaget nantinya jika setelah lulus SMA nanti bangku Kuliah nggak berpihak ke gue" ucap Lisa dengan perasaan bimbang, "masa depan gue nggak terjamin, beda kayak Lo yang semuanya udah dipersiapkan sama orang tua Lo nad", sambung Lisa.
Kata-kata Lisa memang sangatlah benar, selama ini Nadine memang terlalu nikmat dengan segala fasilitas yang diberikan oleh orang tuanya. Mendengar segala ucapan Lisa, tanpa diperintah air bening itu langsung mengalir dari sudut mata Nadine.
" Loh nad, kok malah nangis, duh gue salah ngomong ya, nad gue nggak bermaksud buat nyinggung perasaan Lo, ini nggak seperti apa yang Lo pikir. Duh nad maafin gue yaa", ucap Lisa dengan rasa bersalah.
Mendengar permintaan maaf itu Nadine langsung menangis dan memeluk Lisa sembari berkata" Nggak Lis, lo ngga salah. Saat ini gue terlalu nyaman di zona ini, sampai gue lupa kalo kenyamanan ini nggak akan bersifat selamanya. Gue makasih banget sama Lo, Lo udah nyadarin gue dimana gue harus latihan hidup mandiri dan nggak ketergantungan sama harta orang tua gue".
Meskipun Nadine mengucapkan demikian tetap saja rasa bersalah itu ada dibenak Lisa, tak seharusnya Lisa mengucapkan semua itu tadi dihadapan sahabatnya."Nad, gue minta maaf ya. Udah dong jangan nangis lagi. Gue nanti jadi ikutan nangis nii, kalo Lo diem nanti gue traktir makan di kantin deh" pinta Lisa sambil menggoda. Mendengar tawaran itu, Nadine langsung berhenti menangis. Mana mungkin gadis ini menolak untuk diajak makan geratisan.
"Huuu dasar bocah kalo denger tawaran makan aja langsung diem,, eitss tapi nggak papa si asalkan Lo nggak nangis lagi. Eh btw Lo nggak marah kan nad sama gue?".
" Gue nggak bakalan marah kalo Lo jajanin gue dikantin sepuasnya" pinta Nadine dengan sesegukkan.
"Sepuasnya..??" Ekspresi kaget Lisa yang bikin Nadine sontak tertawa terbahak-bahak
"Nggak Lis, gue becanda kalik, yakali gue mau ngrampok Lo" ucap Nadine singkat.
"Huahhhhh syukurlah gue kirain Lo mau ngrampok gue beneran".
KAMU SEDANG MEMBACA
DIONALISA
Teen FictionMasalah bukan menjadikan seseorang terlihat lemah. Ego seringkali membuat seseorang kehilangan sesuatu yang sebenarnya sangat berharga. Menyesal memang akhir dari perbuatan yang sebelumnya belum sempat terpikirkan.