"Bun," panggil Verra sambil membuka pintu kamar bundanya pelan.
Saat ini semuanya sedang kacau, melihat kondisi bundanya yang lemas dalam tidurnya, dengan raut muka yang menyedihkan serta kedua matanya yang bengkak. Hingga akhirnya Verra mengurungkan niatnya untuk membangunkan Bundanya. Melihat kondisi Bundanya yang seperti itu, Verra memutuskan untuk keluar kamar.
"Pagi kak," sapa Lisa yang sudah selesai mandi dan bersiap untuk ke sekolah.
"Pagi lis, o iya Lis bunda belum masak hari ini, ini kamu nanti sarapan dikantin aja ya", perintah Verra sambil menyodorkan uang kepada adiknya.
"Loh kok tumben bunda belum masak?, Bunda sekarang dimana?",tanya Lisa heran.
"Bahan bahan buat masak dikulkas pada habis, dan bunda sekarang masih tidur katanya kurang enak badan, nanti kakak anterin kamu ke sekolah sekalian kakak mau ke pasar"
"Ooooo. aku mau lihat kondisi Bun,,,,,,"
"Eh nggak usah, bunda lagi nggak mau diganggu, barusan aku aja langsung disuruh keluar kok" timpal Verra memotong pembicaraan Lisa.
"Oke lah, lah ayah kemana kok nggak keliatan?"
" Dia berangkat dari petang tadi, ada tugas ke luar kota katanya"
Lisa hanya ber oh ria menanggapi kakaknya, kemudian ia bergegas untuk ke sekolah. Setelah semuanya selesai pergilah Lisa ke sekolah dengan kakaknya menggunakan motor Honda Vario.
Kini beban semakin menumpuk dipundak Verra, menjaga rahasia pahit yang semalam ia dengarkan agar tidak diketahui adiknya, melihat kenyataan bahwa kini orang tuanya tak lagi bekerja, hal ini menuntut Verra untu bekerja lebih ekstra.
"Makasih ya kak udah dianterin, nanti nggak usah dijemput. Kakak hati-hati ya ke pasarnya" ucap Lisa ketika motor yang diboncenginya sampai didepan gerbang.
" Iya, kamu belajar yang rajin kamu harus Kuliah ingat itu,ya udah lah kakak langsung aja ya, assalamu'alaikum" kata Verra yang kemudian berlalu dengan motornya.
"Waalaikumsalam"
Pagi ini akan di adakan Serah terima jabatan OSIS. Lisa telah menyelesaikan tugasnya.
"Lis, laporannya udah selesai?",tanya Reza yang muncul dari belakang Lisa. Reza merupakan mantan ketos. Ia dari kelas XII IPS 1.
"Udah kok, ini...." jawab Lisa sambil menyodorkan hasil laporannya kepada Reza
"Haha, beruntung banget gue partneran sama Lo. Lo udah rajin, disiplin, tanggung jawab, pantes jadi kebanggaan guru" timpal Reza dengan memuji sekaligus menggoda Lisa.
"Apaan sih za, biasa aja kalik" singkat tanpa salah tingkah, itu reaksi yang diberikan oleh Lisa.
"Iya iya , eh lis tapi gue kok baru sadar ya"
"Baru sadar? Baru sadar kalo ??"
" Kalo Lo itu cantik" goda Reza yang kemudian berlari mendahului Lisa. Tak lupa setelah hendak mencapai belokan menuju lorong kelas. Reza mengedipkan sebelah matanya kepada Lisa yang masih diam ditempat.
Tingkah Reza barusan sukses membuat Lisa salah tingkah. Dalam hatinya berguman "Reza aneh banget si, cowok yang dulu sewaktu ngurus OSIS bersama, terlihat berwibawa dan berjiwa kepemimpinan sekarang jadi cowok ganjen gitu"
"Ahhhh udah lah ngapain si Lis malah mikirin Reza, fokus Lis fokus" ucap Lisa dan kemudian beranjak menuju kelasnya.
"Lis, gue nggak bawa topi ni gimana dong, nanti dihukum nggak?" tanya Nadine khawatir ketika Lisa memasuki kelas
KAMU SEDANG MEMBACA
DIONALISA
Teen FictionMasalah bukan menjadikan seseorang terlihat lemah. Ego seringkali membuat seseorang kehilangan sesuatu yang sebenarnya sangat berharga. Menyesal memang akhir dari perbuatan yang sebelumnya belum sempat terpikirkan.