Kenyataan Pahit

7 1 0
                                    

  "Nggak kerasa ya nad udah kelas 12 aja . Sekarang kita udah berada ditahap terakhir dan kemampuan kita dalam belajar akan diuji, gue takut kalo nilai gue jelek, gue takut ngecewain orang-orang yang udah dukung gue, gue takut kecewa sama diri gue sendiri nad," topik ini keluar dari mulut Lisa mengantarkan perjalanan mereka menuju rumah Lisa, saat mereka didalam mobil Nadine. Hari ini Lisa pulang diantar Nadine dengan menggunakan mobil dan sopir pribadinya.

"Lis..Lis.... Lo yang pinter ya nauzubillah takut nilainya jelek?? Lah gue aja yang kerjaannya tidur dikelas aja biasa aja" cibir Nadine dengan nada heran tapi tak mempersulit keadaan.

" Yeeeee,,, Masa depan Lo udah terjamin. Lah gue??",jawab Lisa sambil menelosor kepala Nadine.

"Duh duh apaan siii Lis" balas Nadine yang juga langsung mengacak-acak rambut Lisa pelan. Sehingga rambutnya hancur berantakan. Hening ya semuanya kini menjadi hening. Nadine yang sibuk memainkan ponselnya dan Lisa yang sibuk menikmati hiruk pikuk jalanan.

Hingga akhirnya mobil Hitam Honda Jazz yang mereka tumpangi berhenti didepan gang sempit yang tidak bisa dilalui mobil.

"Udah sampai Lis," ucap Nadine.

  " Iya nad, makasih ya, Lo mau mampir dulu nggak?" tawar Lisa.

  "Besok kapan-kapan lagi aja ya Lis, gue harus buru-buru ni. Nyokap minta ditemenin ke salon" jawab Nadine dan Langsung meminta sopirnya untuk lanjut jalan.

"Gue duluan ya Lis, dadaaaaa" pamit Nadine sambil melambaikan tangannya keluar jendela mobil.

Saat mobil Honda Jazz hitam itu sudah berlalu dari hadapannya, baru Lisa memasuki Gang dimana terdapat rumah kedua orang tuanya berdiri. Ya Lisa bukan merupakan anak dari orang kaya ataupun pejabat. Dia terlahir dan tumbuh ditengah keluarga yang dibilang berkecukupan. Meskipun demikian hal ini tidak pernah disembunyikan oleh Lisa. Bahkan tak jarang temannya datang ke rumah Lisa untuk main atau mengerjakan tugas. Rumah yang didesain minimalis dengan gaya klasik tidak memberikan aura yang glamor sama sekali.

" Assalamu'alaikum," ucap Lisa ketika masuk kedalam rumahnya.

" Waalaikumsalam , udah pulang kamu nak,  cuci kaki dan gati baju dulu sana, o iya udah sholat belum? Kalo belum, sholat dulu sana terus nanti langsung keruang makan, itu masakan bunda udah siap semua"

" Iya bun, Lisa udah sholat kok tadi disekolah, sekarang Lisa ke kamar ganti baju dulu".
Seusai ganti baju dan berkumpul di ruang makan, Lisa menanyakan dimana kakak dan ayahnya berada, mengapa hanya Lisa dan Ibunya yang akan menyantap makanan ini?.

" Bun, ayah sama kakak belum pulang?"

" Belum, udah makan dulu aja nggak usah nunggu mereka mungkin mereka ada lembur hari ini"

" Nanti aja lah Bun aku makannya kalo udah semuanya kumpul, lagian aku belum laper banget, aku ke kamar dulu deh Bun mau bikin laporan buat serah terima jabatan pengurus OSIS besok pagi, nanti Bunda panggil aku dikamar ya kalo Ayah sama kakak udah pulang", ucap Lisa kemudian berlalu menuju kamarnya.

Kamar yang tersusun rapi dengan pemandangan buku-buku yang tersusun. Disitulah tempat yang paling dianggap nyaman oleh Lisa.
Lisa membuka dan menghidupkan Laptopnya dan mulai mengotak ngatik laporan yang harus segera diselesaikannya. Lisa adalah mantan wakil ketua OSIS dari periode sebelumnya. Dia dipercayai untuk menyelesaikan tugas ini, sehingga ia melakukannya dengan rasa penuh tanggung jawab.

"Nak ayah dan kakakmu sudah pulang, Ayo makan", ucap Sarah dibalik pintu kamar Lisa.

"Iya Bun", Lisa kemudian mematikan laptopnya dan langsung menuju ruang makan untuk makan bersama.

DIONALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang