19

320 16 0
                                    

Budayakan melakukan rutinitas ini sebelum dan sesudah membaca , yaa !

vote dan komennya !

____________________________________

Sekarang para muser atau lebih tepatnya anak grup pada ngumpul di sebuah cafe di jakarta.

minus Sierra dan Rafly.

Mereka saling diem, di sisi lain para ciwi ciwi lagi nenangin Fela. Ngga, dia ngga nangis skarang.

Tapi mereka tahu, Fela abis abisan nangis semaleman karena wajahnya terlihat sangat pucat dan matanya bengkak serta hitam.

"Gua harus ke surabaya."

Semua saling menatap, kaget dengan ucapan Fela yang mendadak ingin menyusul Rafly.

"Lo yakin, fel?" Tanya Dika

"Gua yakin."

"Gua lebih bodoh lagi kalau berdiam di jakarta sedangkan mereka berdua asik asikan liburan di surabaya." sambung Fela.

Mereka mengangguk paham, apa yang di katakan Fela emang ada benarnya. Tidak mungkin dia hanya berdiam menunggu kabar dan penjelasan Rafly.

"Gua bakal ikut" sahut (namakamu)

"Gua juga bakal nemenin lo." sambung yulia, yang di angguki oleh Gita.

"Gua juga deh, soalnya ada yuleh hehehe." semua yang ada di meja menatap datar ke arah Ari.

"Dasar bucin."

"Gua ikut, soalnya gua tau dimana Rafly." Sahut Mungga

"Yaudah, nanti biar gua bantu urusin tiket kalian dah." Ucap Tesya

"Thanks, ya guys."

----

Fela, (Nam), Gita, Yuleh, serta Ari dan Mungga tengah berada di mobil menuju rumah nenek Rafly.

Sesampai di sana, terlihat seorang wanita tua yang menyiram tanamannya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Loh, Mungga?"

"Iya oma, ini temen aku sama Rafly. Kita mau ketemu sama Rafly."

"Rafly nya ngga ada Mung, dia keluar sama pacarnya." Ucap Oma Rafly, mereka yang mendengarnya sudah benar yakin kalau Rafly dan Sierra main belakang.

"P - pacar?"

"Iya, katanya dia pacar Rafly. Oma juga bingung, Rafly ga cerita punya pacar."

Ari menunjukkan foto Sierra ke arah Oma, "yang ini bukan?"

Oma melihat ke arah handphone Ari dan mengangguk.

"Nah iya, itu pacarnya."

"Kita boleh nungguin Rafly disini ngga, oma?" Tanya (Nam)

"Boleh banget, tapi Oma mau keluar. Kalian ngga apa apakan di tinggal?" Mungga mengangguk,

"Iya ngga apa apa kok Oma, kita malah makasih banget." Oma tersenyum lalu, berjalan masuk mengambil Tasnya setelah itu berpamitan.

Sekarang mereka ber enam, tengah duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Rafly.

Tidak terasa sudah 1 Jam mereka menunggu, tak lama setelah itu suara pintu berbunyi di tambah suara ketawa dari seorang laki laki dan perempuan.

"Rafly. . ."

Rafly menatap kaget kearah keenam temannya, begitu juga dengan Sierra.

bukk.

Pukulan mendarat di wajah Rafly, membuatnya tersungkur ke lantai.

"Mungga!"

"Itu buat lo yang ngga bisa ngehargain cewek!" Teriak Mungga,

"Mungga udah!" Ucap (Nam) menarik tangan Mungga untuk menjauh dari Rafly.

Rafly kembali berdiri dan mengenggam tangan Fela

"Fel, aku bisa jelasin semuanya. Please dengerin aku dulu." Fela menghempaskan tangan Rafly secara kasar

"Ngga perlu, fly. Ngga ada yang perlu di jelasin lagi, mulai kamu menghilang sampai aku nangkap kamu jalan sama cewek lain, aku udah paham." Ucap Fela dengan suara yang bergetar,

"Ra! Jelasin sama mereka kita ngga ada apa apa, Fel please ini salah paham." Terlihat kecemasan di wajah Rafly,

"Tapi Fly . . kita emang pacaran." Kata Sierra yang membuat Rafly terkejut

"Sierra!"

"Jangan mengelak Fly, cukup aku yang kamu sakitin. Jangan kamu sakitin dia lagi, dengan seolah olah kamu emang ngga ada hubungan."

"Awalnya, aku mikir kamu ngga ngabarin aku karna mau ngasih surprise buat mensive kita. . "

"Tapi, ternyata aku nya yang terlalu berharap."

"Makasih fly, untuk semuanya. Aku senang pernah jadi bagian dari hidup kamu." Fela pergi begitu aja, Rafly terus meneriaki nama Fela namun keputusan Fela untuk pergi sudah bulat.

Yulia, Gita, dan Ari pergi menyusul Fela. Hanya ada (Nam) dan Mungga yang bertahan disana,

"(Nam), gua mohon lo bantu gua buat jelasin ini sama Fela." Rafly terus memohon kepada (Nam) namun tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut (Nam)

Dia hanya melihat Rafly yang terus memohon kepadanya,

Mungga mendorong Rafly menjauh dari (Nam), "Lo ngga pantes buat Fela, Fly."

"Ayo, pergi dari sini." Mungga menarik tangan (Nam) meninggalkan Rafly dan Sierra disana.

SOSMED (Nk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang