#1

52 1 0
                                    

#MANTA POUV

Angin bertiup kencang, mendung menggelayut diatas kepala-kepala manusia yang masih setia menunggu bus yang akan membawa kami pulang. Tepatnya saat ini gue dan beberapa teman berada di halte bus di depan sekolah menengah atas Budi Pekerti, dengan ekspresi harap-harap cemas menanti kedatangan bus yang kami tunggu.
   sepertinya hujan akan turun dengan lebat, pasti saat ini Ayah khawatir nunggu di rumah *batinku

Jam di tangan menunjukkan pukul 15.00,ini berarti sudah lebih dari 1 jam setelah bel sekolah gue berdiri di halte bus ini, astagaa

"Manta, belum pulang? " sapa seorang laki-laki dengan motornya. Dia Rafa anak kelas 12 mipa 1 di sekolah gue

"Belum raf, dari tadi bus gak ada yang lewat" jawab gue

"Bareng gua aja kuy, mendung nih"

"ogahh,ngrepotin lu nanti" sahut gue

"idih alay bener, tetangga ini, ayok,mendung ini ta"

"serius? Yaudah deh kuy" ajak rafa

Akhirnya gue pun mengiyakan, *dari pada ayah makin cemas,, batin gue  
Setelah memakai helm yang di berikan Rafa gue pun duduk di jok belakang motornya.

"lo bawa helm 2 mau modusin cewek ya raf? Hahah" canda gue memecah keheningan

"Dih modusin siapa? Lo? Haha
Tadi gua berangkat sama si Dita, tapi pulangnya gak"

"Dita adek loe itu? "tanya memastikan

"Iyalah Ta, siapa lagi?" jawab raffa diiringi senyum

"Kabar Mara gimana Ta? " kini rafa berganti tanya

"Ya masih stuck gitu aja Raf, belum ada kemajuan" jawab gue dengan senyum kecut

"Reno gimana Ta? " lanjut rafa

"kayak gak tau reno aja, mana mau tau dia,ngrasa bersalah aja gak, " adu gue

"eh btw,lo tau dari mana kalo Reno penyebabnya? " tanya gue. Masalahnya hanya orang2 tertentu yang mengetahui masalah ini, dan gue sama Rafa sendiri bukan orang yang tergolong deket

"Itu, waktu lo labrak dia di kantin, gua di belakang meja reno, jadi gua denger. " jelas Rafa

"Oiya lupa gue, eh itu depan rumah gue"

"Iye neng, tau gue, masa tetangga beda rt terus tiba2 gue lupa rumah lo" Canda Rafa

"Hahah iya gue ngingetin doang kok, takut lo amnesia. " gurau gue 

Motor berhenti tepat di depan rumah, gue pun turun dan melepas helm milik Dita,adek Rafa.

"Thank's ya Raf" ucap gua pada Rafa

"Santai, tetangga ini" sahutnya. Ia pun pamit dan meninggal kan gue yang tengah berjalan masuk.

Gue pun membuka pintu rumah, Ayah terlihat fokus dengan laptopnya, sedangkan Bunda, terdiam duduk di pinggir kolam. Di dapur terdengar suara perkakas dapur yang saling berbenturan.
Gue Manta Ranindra dan kembaranku Maranta Ranindra adalah penghuni rumah ini juga.
Kakak kami Ramala Saputra sudah 4 tahu di Jepang.
Mara kini koma, sudah 3 bulan lamanya, Ia terjatuh dari lantai 2 rumah kami. Saat dokter memberi kabar kondisi Mara keluarga kami benar-benar terpukul. Terlebih Bunda, Ratna Lestari sangat shock, bahkan bunda sempat mengalami depresi akut setelah dirinya berhenti berbicara dan hanya melamun. Tapi Bunda kuat karena memiliki kami dan suami yang berhati luas sesuai dengan namanya Samudra lektasa

For My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang