{Chapter 1}

4.7K 227 0
                                    

Seorang namja yang sedang duduk di depan balkon kamarnya dengan bersurai biru, mata yang indah kini memandang langit berwarna orange dikota Seoul yang sebentar lagi akan menuju malam. Memikirkan masa depannya.

Apa aku bahagia dengan perjodohan itu?
Bagaimana kehidupanku selanjutnya?
Apa dia mencintaiku?.

Begitulah pikirannya. Yang saat ini di penuhi dengan tanda tanya, yang melintas di  pikirannya.

Ia tidak habis berfikir dengan perilaku orang tuanya. Menjodohkan dirinya dengan dengan seorang CEO ternama di Seoul, yang belum tentu mencintainya.

Hanya karena uang mereka merelakan anaknya untuk dinikahi dengan orang yang jelas-jelas ia 'tidak' cinta!?

Hingga lamunan itu berhenti ketika sang adik memanggil namanya.

"Hyung berhentilah melamun seperti itu, kau melupakan makan siangmu hanya karena memikirkan perjodohan itu." Ucap Jihoon sambil menaruh nampan yang berisi makanan di atas meja kecil di sampingnya.

"Ah kau Jihoon. Maaf tapi aku tidak lapar Jihoon, bawalah makanan itu pergi. Aku tidak ingin makan sekarang." Kemudian namja itu mengalihkan pandangan yang semula menatap Jihoon kini menatap langit orange itu.

"Hyung Jihoon tau... tapi hyung harus makan dulu. Kalau hyung tidak makan hyung bisa sakit."

Namja itu kemudian menarik nafas dan duduk di kursi, sebelah Jihoon. Kemudian menatap makanan itu dengan tatapan tidak nafsu untuk memakan makanan itu.

"Pasti mama dan papa yang menyuruhmu untuk mengantarkan makanannya?" Tanya namja itu.

"Aku tahu hyung... kau pasti tidak ingin menikah dengan orang yang kau tidak cintai, cobalah hyung sedikit demi sedikit belajar mencintainya"

"Tapi bagaimana jika dia tidak mencintai hyung?"

"Ok,... masalah ini akan kita bahas lagi nanti malam tapi hyung makan dulu ok?"

"Janji?"

"Janji. Aku akan menemani hyung untuk bicara pada mama dan papa. Tapi hyung harus makan dulu.."

"Baiklah hyung akan makan tapi Jihoon harus suapi hyung dulu" kata namja itu.

"Hahhh sebenarnya disini yang berperan sebagai hyung siapa? aku tau hyung?"

Kemudian keduanya tertawa bersama sambil menikmati suasana senja kota Seoul yang indah. Dan tentunya sang adik masih menyuapi sang hyungnya.

Saat malamnya Jihoon berjalan menuju kamar hyungnya. Ia berjanji untuk menemani sang hyungnya untuk berbicara pada orang tua mereka.

Mereka berjalan menuju ruang keluarga dengan hyung yang memegang tangan adiknya dengan erat, bahkan sang adik merasa tangan hyungnya ini berkeringat.

"hyung tidak boleh takut kan ada Jihoon disini" ucap sang adik untuk menghilangkan ketakutan hyungnya.

Saat mereka sampai di ruang keluarga, hyung dan adiknya kini duduk berdampingan sengan sang hyung yang masih memegang tangan adiknya.

"Papa tahu kau kesini untuk membicarakan tentang perjodohan itu kan?" tanya sang papa to the point.

"Mama... papa... Tae mohon. Tolong batalkan pernikahanku dengan dia pa...Tae juga tidak kenal dengan orang itu...Tae juga tidak mencintai dia. Dan Tae juga tidak tahu apa dia mencintai atau tidak..."

"Sayang mama mengerti nak... tapi sekarang apa yang bisa kita lakukan. Dan papamu telah menandatangani kontrak itu" Kata sang mama sambil menatap Taehyung dalam dalam.

"Tae papa melakukan ini karena terpaksa. Jika perusahaan papa ini bangkrut kita akan tinggal di mana?. Dan papa akan mengenalkanmu dengannya besok pagi" Ucap sang papa dengan tegas

"Apa tidak ada-

"Tae! papa mohon kau mengertilah! kenapa selalu membantah!! jika kau sayang dengan kedua orang tuamu, maka turutilah..." Bentak papa. Lalu meninggalkan Taehyung, mama, dan Jihoon.

Sedangkan Jihoon yang hanya menyaksikan kejadian ini hanya menundukkan kepalanya. Ia terlalu takut untuk menatap papanya saat ia sedang marah.

Sang mama kemudian berdiri dan duduk di samping Taehyung yang kini mulai menangis, kemudian mama memeluk tubuh Taehyung.

"Sayang maafkan mama. Mama tidak bisa melakukan apa-apa saat ini, jadi tolong maafkan mama..."

"Tapi ma... apa Tae hiks.. bisa hidup dengannya tanpa hikss.. adanya rasa cinta?"
"Tae hanya takut jika dia melukai Tae ma..hiks"

"Mama mengerti, mama mengerti. Jika nanti suamimu melalukan hal kasar padamu kau bisa pulang ke rumah ini, atau telefon mama.."

"Tapi Tae takut ma.."

Sang mama tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang ia hanya bisa mengusap punggung anaknya.

"Sekarang kau istirahat ok..kan besok calon suamimu datang.. Jihoon bawa hyung mu ke kamar."

"Iya ma..Ayo hyung kita istirahat..Aku akan temani hyung"

Taehyung kemudian melepaskan pelukannya dan berdiri menuju kamar dengan ditemani sang adik.

Sesampai di kamar Jihoon dan Taehyung mendudukkan diri di pinggir ranjang.

"Hyung maafkan Jihoon tadi, Jihoon tadi tidak bisa melakukan apa-apa, Jihoon takut melihat papa yang semarah itu"

"Tidak apa hyung mengerti sekarang ayo kita tidur, kau temani hyung tidurya Jihoon?"

"iya hyung"

Kemudian mereka manarik selimut dan tidur bersama.

"Always love you"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang