Senin, 27 Mei 2019
at 17.30 pm.
Reina's POV;
Sore itu, saat aku masuk pertama kali ke dalam ruangan itu, pandanganku tertuju pada sebuah meja usang yang sangat kotor itu.. ku lihat terdapat banyak sekali tumpukan buku yang sudah tidak terpakai. Aku mendekati meja itu, dan mulai melihatnya satu per satu. Ada satu buku yang mencuri perhatian ku, ku buka lembaran demi lembarannya.. buku usang berisi rentetan puisi puisi cinta? Puisinya sangat menyentuh hati, aku terhipnotis dibuatnya..
"itu milik ku" ucap seorang pria di belakang ku.
Jantungku berpacu.. kenapa ada orang lain di ruangan ini selain aku? Pasti dia pria jelek, buncit dan tua. Dengan sisa keberanian yang ku miliki, aku berbalik badan untuk melihatnya. Dan... satu kata untuk wajah pria itu
"TAMPAN"
Yang tanpa sadar, aku pun mengucapkan kata itu di depan wajahnya.
"Maaf nona, kau ini siapa? Mengapa bisa masuk ke dalam sini? Apa kau tersesat?" Ujarnya memberi rentetan pertanyaan untuk ku
"Maaf tuan, aku tidak bermaksud lancang memasuki rumah ini" ucapku
"Lalu, apa yang kau lakukan disini nona?" Ujarnya dengan nada suaranya yang datar
"Tadi di luar hujan lebat.. aku berniat untuk berteduh di rumah kosong ini.." Ucapku berusaha menjawab dengan setenang mungkin
"Kau takut hujan? Siapa namamu?" Tanya pria itu padaku
"Aku?" Ucapku
"Yaa.. siapa lagi selain kau yang berada disini?" Ujarnya terkekeh
"Reina, namaku Reina.. apa kau baru saja menertawakan ku tuan?" Ucapku padanya
"Nama yang cantik.. perkenalkan namaku Adrian.. Adrian Arsawijaya" ujarnya
Setelah saling mengenal, kami pun berbincang tentang banyak hal.. jika di fikir-fikir, Adrian adalah sosok CEO yang baik hati dan friendly.
"Reina, kau bekerja dimana?" Ujarnya
"Apa kau berminat bekerja di kantor ku sekaligus menjadi sekertaris pribadi ku?" Lanjutnya"Aku bekerja di Gold Soul Group" jawabku
"Apa kau serius? Di bagian mana kau bekerja?" tanya Adrian penasaran
"Di bagian administrasi, kenapa?" Ujarku kebingungan
"Gold Soul Group? Itu perusahaan milikku Rei!!" Ucap Adrian kegirangan
"Benarkah? Kalau begitu, maafkan aku sir jika sudah lancang berbicara padamu" ucapku sambil menundukkan badan dengan penuh penyesalan
"Hei.. kau ini kenapa? Kau cantik, sopan, baik, pintar, dan aku menyukaimu. Jadi untuk apa meminta maaf seperti ini?" Ujarnya dengan penuh keceriaan
"Menyukaiku? Kau gila sir" ucapku dan aku langsung meninggalkan rumah kosong milik CEO gila ku itu.
Adrian's POV;