***
Pukul tiga dini hari, aku dan Adrian tiba di bandara Tokyo, Jepang. Kami bergegas menuju hotel yang telah di persiapkan untuk kami. Aku tau bahwa Adrian memiliki rumah disini, tetapi akan lebih nyaman jika aku tidur di hotel. Lagipula jarak kamar kami sangat berdekatan. Aku menempati kamar 201, sedangkan Adrian menempati kamar 202.
Karena kelelahan, setelah aku membersihkan diri, aku pun bergegas untuk mengistirahatkan tubuh ku.
Baru beberapa menit memejamkan mata, tiba-tiba handphone ku berbunyi tanda ada yang menelfon ku. Nomor tidak di kenal? Siapa ini?
"Halo?" Ujar seseorang dari seberang sana
Kurasa, aku mengenal suara ini. Suara yang tidak asing di telinga ku.. apakah ini benar-benar dia?
"Halo?? Apakah ada orang di seberang sana?" Tanya seseorang itu lagi.
"Ahh.. ya?" Jawab ku kikuk
"Syukurlah jika ini benar-benar nomor ponsel mu. Hi Reina, apa kabar?" Ujarnya menanyakan kabar ku tanpa rasa bersalah
"Hi Vero? Aku baik-baik saja. Untuk apa kembali?" Ucap ku dengan nada suara yang sedikit bergetar
"Kau punya waktu? Aku ingin berbicara empat mata dengan mu. Please Rein" Ujar Vero memohon
"Ya.. aku sedang berada di Jepang. Akan ku kabari jika aku sudah kembali" Ucap ku sembari menghela nafas
"Aku ingin istirahat ver, akan ku tutup telfon nya" Ucap ku lagi
"Oke Rein. Aku merindukan mu, selamat malam" Jawabnya pasrah
Tanpa membalas ucapan nya, aku pun langsung memutus sambungan telfon itu. Damn it. Mengapa dia harus kembali? Otak ku langsung memutar memori-memori tentang aku dan dia dulu
~flashback on~
"Hi love, apa kau sudah menunggu lama?" Tanya Vero sembari berjalan ke arah ku"Hi dear, tidak.. bahkan aku juga baru sampai" Jawab ku, dusta
"Baguslah jika begitu" sahut Vero hangat
"Kau belum memesan makanan?" Tanya vero lagi"Belum.. aku menunggu kekasih ku datang" jawabku sembari tertawa
"HAHAHA.. jangan begitu love.. kau membuat muka ku memerah seperti tomat" Sahut Vero malu malu
"Oh tuhan.. mengapa pacar ku yang satu ini sangat manis" ucapku dalam hati
Namanya Vernon Benedict Colton. Aku memanggilnya Vero karena lidah ku berbelit-belit jika harus memanggilnya Vernon.
"Rein? Kau melamun?" Tanya Vero
"Ya? Tidak ver.. tidak ada apa apa" jawabku tersenyum
"Yasudah kalau begitu" ucap vero
.
.~flashback off~
TING TONG