#Prolog ~Biar Takdir Yang Berkata~

24 8 2
                                    

#Prolog

Ketika dua insan yang saling mengagumi, saling menyelipkan nama dalam do'a, saling meminta kepada sang pemilik hati untuk dipersatukan dalam ikatan suci atas ridha-Nya.
Namun, siapa yang tau akhirnya akan seperti apa.
Hanya Sang pemilik hatilah yang tau.

--
"Besok aku kerumahmu" ucap seorang lelaki.
"Maaf, ada urusan apa datang kerumah?"
"Ingin menemui orangtuamu, ingin meminta izin untuk melamarmu. Permisi, Assalamu'alaikum" jawab lelaki itu seraya berlalu pergi.
"Wa'alaikumussalam"

--
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam.. Eh rupanya sampean toh yang akan jdi calon besan,, silahkan masuk" Ucap ayah yg terdengar sampai kamarku.
"Begini.. Kedatangan saya kesini ingin melamar anak gadismu untuk anak saya"
"Saya sudah tau.. kemarin putriku yang memberitahu akan ada tamu yang datang melamarnya.." jawab ayah seraya tertawa kecil.
"Berarti anak gadismu sudah pasti menerima lamarannya man?.."
"Iyo,, wong kemarin ketika anak saya memberitahu akan ada tamu yang datang melamar, dia terlihat senang kegirangan.." ucap ayah seraya tertawa mungkin sedang mengingat tingkahku kemaren.

--
Garis takdir sudah ditentukan jauh jauh hari sebelum manusia diciptakan. Semua yang terjadi adalah atas kehendak sang Maha pencipta. Ketika takdir tak sesuai keinginan, ketika takdir tak sesuai harapan, apa yang akan kita lakukan?.. Apakah akan menyerah pada takdir? atau menerimanya dengan lapang dada?.. Ketika itulah manusia diuji oleh sang Maha pencipta.

--
Aku melihat seorang lelaki yang sedang duduk dikursi para tamu undangan. Dia terlihat lesu seperti tak bersemangat melakukan aktivitas. Ingin sekali ku menghampirinya, namun sesuatu membuatku mengurungkan niatku untuk menghampirinya.
Lelaki itu adalah seseorang yang tempo lalu menemuiku dan berniat kerumahku untuk menemui orangtuaku meminta izin melamarku.

--
Takdir terkadang tak berpihak kepadaku. Namun, apalah dayaku hanya seorang manusia yang hina di mata sang Maha pencipta. Tak bisa berbuat apapun, kecuali menerima takdir yang telah ditetapkan kepadaku.

--

Next tidak?? baru prolog😁
Semoga senang dengan tulisannya..
kritik sarannya yaa:))

Biar takdir yang berkataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang