Perjalanan Menuju Akhir

2.2K 242 48
                                    

Hari ini tidak seperti biasanya.

Park Jisung yang biasanya selalu merecoki dengan pesan-pesan kabar, belum menghubungi Chenle sama sekali.

Ini membuat hati Chenle menjadi tidak tenang. Ia bertanya-tanya, mengapa akhir-akhir ini Jisung mulai bersikap aneh. Pesan yang lama dibalas, tugas kampus yang tidak selesai, jadwal kegiatannya yang menumpuk, menjadi penambah terasa jauhnya hubungan mereka.

Jisung dan Chenle sudah berkencan selama enam tahun. Dimulai saat mereka berada di tahun kedua sekolah menengah atas. Perbedaan sekolah tidak menjadi alasan mereka untuk tidak melanjutkan hubungan hingga bertahun-tahun kemudian.

Meskipun saat ini mereka juga memilih untuk kuliah di universitas yang berbeda, namun Jisung dan Chenle selalu punya waktu yang cukup untuk berdua.

Biasanya setiap akhir pekan, Jisung akan menemui Chenle di apartemennya atau Chenle yang akan datang pagi-pagi sekali membawakan sarapan untuk Jisung di asrama kampusnya.

Chenle mendesah. Ia mengecek ponselnya lagi.

"Kenapa pesanku tidak dibalas?" Chenle bertanya pada diri sendiri.

"Sudah kubilang padamu, Jisung pasti berselingkuh."

Suara itu membuat Chenle terbangun dari posisinya.

"Jangan sembarangan bicara, Hyung." Chenle menatap kesal ke arah Haechan yang tiba-tiba muncul di depannya dengan dua ice choco di tangannya.

Haechan berdecih, "Lalu apalagi alasannya sekarang?"

Chenle hanya diam saja. Matanya menatap nanar ke wallpaper ponselnya, fotonya dengan Jisung.

"Kau sudah cek isi pesan di ponselnya?" Haechan mulai lagi.

"Untuk apa aku melakukan itu?" Chenle geleng-geleng kepala.

"Ya ampun, Chenle. Jangan bilang kalau sampai sekarang kau juga tidak tahu password ponselnya."

Chenle berkedip.

"Serius???" Haechan melongo tidak percaya.

"Aku tidak ingin mengganggu privasinya, Hyung." Chenle menjawab, ini serius. Bahkan setelah enam tahun pacaran, Chenle belum pernah membuka isi percakapan di ponsel Jisung. Ia hanya sesekali melihat isi galerinya saja, itupun untuk mengecek hasil foto selca mereka berdua.

"Kau tahu Chenle, terlalu percaya dengan bodoh itu punya perbedaan yang tipis." Haechan berpendapat, ia menyeruput ice choco-nya.

Chenle mulai tidak tenang, entah kenapa percakapan ini membuatnya makin khawatir.

"Jisung tidak akan melakukannya." Chenle bergumam, "Dia tidak akan selingkuh." Kali ini untuk menenangkan hatinya.

"Chenle, kita harus berpikir rasional." Haechan menepuk pundaknya. "Apa kau pernah memeriksa circle pertemanannya? Apa saja yang dilakukannya dengan teman-temannya? Apa kegiatannya akhir-akhir ini? Yah... Semacam itu."

"Jisung bilang penelitiannya sedang stuck. Organisasi di kampusnya juga..."

"Mengecek Chenle. Bukan mendengar." Haechan membuka ponselnya.

Dahi Chenle berkerut, memang selama ini Ia selalu percaya apa yang dikatakan oleh Jisung. Chenle sendiri tidak berani menganggu kegiatan Jisung jika anak itu sedang banyak masalah.

"Lihat, hal pertama yang bisa kau periksa adalah media sosialnya." Haechan menunjukkan layar ponselnya pada Chenle.

Chenle ragu-ragu menuruti penjelasan Haechan. Apa tidak masalah bersikap curiga pada pasangan kita?

A Story About Destiny | Jisung ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang