[Two]

108K 5.5K 234
                                    

Redy terus memerhatikan sosok Kaila lekat. Untungnya, cewek itu sama sekali nggak sadar kalau Redy tengah memerhatikannya dari jarak sedekat ini. Kaila terlalu asik mengobrol dan tertawa bersama teman-temannya.

Sampai tiba-tiba saja, seekor belalang hijau mendadak muncul dan lompat ke arah Redy. Cowok itu kontan berteriak dan terjungkal ke belakang karena kaget. Mendengar suara teriakan dari balik semak-semak, Kaila dan teman-temannya refleks menoleh ke belakang dengan kerutan samar di dahi.

"Anjrit! Bangke! Mati lu belalang!" umpat Redy sambil terus mengibas-ngibaskan tangannya, berusaha menyingkirkan belalang tadi. Cowok itu terduduk di rerumputan sambil terus bergerutu dan mengumpat.

"Redy?"

Mendengar suara barusan, Redy kontan terdiam. Cowok itu membeku ditempat, tak bergeming sedikitpun.

"Lo ngapain?" tanya seorang cewek sambil tertawa.

Redy mendongak kaku dan mendapati Kaila bersama kedua temannya tengah menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus aneh. Gita dan Aretha sibuk tertawa sementara Kaila hanya menatap Redy tanpa ekspresi.

"Iiih, lo nguntit kita, ya?!" tanya Gita sambil terkekeh geli.

Aretha menyikut perut Gita lalu melirik penuh arti ke arah Kaila. "Bukan kita, tapi..."

"Apaan, sih? Ngaco lo semua! Gue lagi hunting, nih!" elak Redy sambil buru-buru berdiri lalu menepuk-nepuk belakang celananya.

Gita berdecih. "Sok-sok-an hunting. Dapet apaan lo hunting disini?"

Nggak mau kalah dan terlihat konyol di depan ketiga cewek itu, terutama Kaila, Redy memutuskan untuk terus menjawab walaupun jawabannya itu akan terdengar bodoh nantinya. "Ba--banyak! Ada semut, belalang, jangkrik, emm... banyaklah pokoknya!"

"Bukannya lo takut serangga?" Akhirnya Kaila bersuara dengan wajah datarnya. Cewek itu menatap manik hitam milik Redy. Ditatap se-intens itu oleh Kaila, Redy mendadak nervous sendiri.

"Masih inget aja," ucap Redy seraya terkekeh. Gita dan Aretha saling pandang sambil melemparkan senyum menggodanya pada Kaila.

Kaila menatap Redy sinis lalu mendengus. "Seenggaknya, itu lebih baik daripada balik dengan tiba-tiba setelah sekian lama pergi."

Mendengar ucapan Kaila barusan, Gita dan Aretha kontan terdiam. Begitupula dengan Redy. Cowok itu langsung bungkam dengan mata yang menatap lurus-lurus mata Kaila, mencoba menyelami apa isi pikiran cewek itu sebenarnya.

Sadar bahwa atmosfer di sekeliling mulai tak enak, Gita dan Aretha langsung ambil tindakan lebih dulu. Mereka berdua menarik tangan Kaila menjauh dan pamit kepada Redy untuk pergi ke kelas.

"Lo kenapa sih, Kai? Redy ngejauh salah, Redy ngedeket pun salah," ucap Gita setelah dirasanya jarak mereka dengan Redy sudah jauh.

Aretha mengangguk setuju. "Iya! Dulu, lo uring-uringan banget waktu Redy ngejauh. Sekarang, giliran dideketin lagi, lo-nya malah jutek."

Kaila menghela napas panjang lalu menjawab, "kalian semua nggak ngerti."

"Gue ngerti, kok. Ngerti banget," ucap Gita. "Kalau lo masih sayang sama Redy, apa salahnya sih, buat balikan? Kalian berdua itu cocok banget. Elo cantik, Redy ganteng."

"Kalian itu best couple pas kelas 10 dulu. Kenapa nggak nyoba buat balikan dan jadi best couple lagi di kelas 12 ini?" tambah Aretha.

"Setelah satu tahun dia ngejauh dari gue, kalian semua nyuruh gue buat nerima dia gitu aja? Gue cewek apaan?" Kaila tertawa getir.

Aretha berdecak. "Ternyata memang bener, ya. Pride will always be the longest distance between two people."

Kaila balas tersenyum pahit mendengar perkataan Aretha barusan. Kalau boleh jujur, cewek itu merasa tertohok dengan apa yang Aretha bilang. Pride. Ya, harga diri. Alasan kenapa Kaila bersikap dingin ketika Redy kembali mendekatinya adalah karena harga diri. Cewek itu gengsi kalau harus menerima Redy dengan tangan terbuka begitu saja. Ia nggak mau cowok itu mencapnya sebagai cewek gampangan.

Shades of BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang