Pulbar

219 12 1
                                    


Happy reading 👐

****

Sesampainya disekolah SMA Garda Bangsa, Reynhar terlebih dahulu memasukkan kendaraanya keparkiran sekolah, dan ia langsung turun dari motor ninja hitamnya lalu ia membuka helmnya begitu juga dengan Rere.

"Weh bro... " Ucap seseorang tiba-tiba yang membuat Rere dan Reynhar terlonjak kaget.

"Weh... " Balas Reynhar sembari bersalaman ala mereka

Yeh dia lagi ucap Rere dalam hati sambil memutar bola matanya malas.

"Ngantin yo, cari cewek. " Ajak Rafael terkekeh, ya orang itu adalah Rafael Adithitya Auriga, dia cowok famus disekolah ini, sekaligus the most wanted boy, dia juga musuh Rere sejak duduk dibangku kelas 4 SD, dan kebetulan mereka dipersatukan dikelas yang sama, tetapi ada satu hal yang membuat Rere jengkel yaitu sifatnya yang selalau memainkan perasaan para wanita, sama seperti Reynhar tapi Rafael lebih banyak ceweknya bahkan ada dimana-mana.

"Yaudah gue duluan. " Ucap Rere langsung melenggang pergi dari hadapan mereka berdua, baru saja Rere berjalan 5 langkah eh sudah ada yang meneriakinya.

"Rere.... Tungguin gue!" Teriak Varen berlari menghampiri Rere.

Refleks Rere langsung memberhentikan langkahnya dan berbalik kebelakang.

Varen Shaula Aqila, dia teman Rere dari sejak duduk dibangku kelas 1SMP dan sekarang mereka dipersatukan lagi dikelas yang sama dan sekeloh yang sama dan kebetulan mereka satu meja.

"Heh, suara lo itu udah kayak toa jadi gak usah teriak teriak sih." Kesal Rere.

"Ya maaf. " Ucap Varen dengan tampang yang memelas.

"Yaudah yuk cabut. "

Varen hanya mengangguk dan mulai berjalan menuju kelasnya.

****

Sesampainya di dalam kelas 11 IPA 4, Rere dan Varen pun duduk ditempatnya masing masing dan seperti biasa Rere selalu membaca novel favoritnya itu sebelum bel masuk dibunyikan, beda halnya dengan Varen ia tengah sibuk mengotak ngatik benda pipih miliknya itu untuk menstalking akun-akun cowok famus disekolah sebelah.

"Eh Re, lu Pr Matematika udah belom? Kalo udah gue mau liat, " Ucap Rafael tiba tiba.

"Udah, " Balas Rere yang masih sibuk dengan novel yang sedang ia baca.

"Gue liat ya, "

Rere hanya memutar bola matanya malas dan langsung memberhentikan aktivitasnya sembari menutup novel miliknya.

"Gak--ma--u, " Ucap Rere dengan mengejah kata-katanya itu.

"Pliss Re, " Ucap Rafael memohon.

"Ogah, suruh siapa semalem lu enggk kerjain, terus ngapain juga tadi lo malah sibuk sama cewe cewe? "
Tanya Rere yang sudah tahu betul sifat Rafael yang selalu malas mengerjakan tugas sekolahnya, tetapi yang membuat siswa siswi disini keheranan yaitu, walau Rafael selalu malas mengerjakan tugasnya, tetapi ia selalu mendapatkan nilai bagus dan selalu mendapat peringkat 5 besar dikelasnya.

"Plis.... " Mohon Rafael sekali lagi.

"Kalo gue bilang ogah ya ogah, lagian juga lo kan pinter kenapa enggak lo kerjain aja sendiri. "

"Plis Re, gue lagi males mikir. "

Rere hanya memutar bola matanya malas dan membuka tas miliknya untuk mengabil buku Matematika.

"Nih, " Ucap Rere menyodorkan buku itu kepada Rafael.

"Aduh thanks Re, lu emang temen gue yang paling baik. "

Dalam hati Rere itu hanyalah iming imingan Rafael agar bisa mendapatkan apa yang ia mau. Setelah nya Rafael kembali lagi kemejanya dan langsung mencatat tugas yang belum ia kerjakan.

15 menit sudah berlalu sekarang bel masuk pun dibunyikan, siswa siswi yang tadinya tengah mengobrol diluar, sekarang berhamburan masuk kelasnya masing-masing.

"Nih Re, thanks. " Ucap Rafael mengembalikan lagi buku itu kepada pemiliknya.

Rere hanya berdeham dan membenarkan posisi duduknya keposisi yang menurutnya nyaman.

Tak lama Bu Lilis pun datang dengan buku agenda kelas 11 IPA 4 dilengannya dan tak lupa penggaris panjang yang juga berada dilengan kirinya.

"Assalamualaikum anak-anak. " Ucap Bu Lilis memberi salam. Bu Lilis, guru Matematika sekaligus guru BK beliau guru killer disekolah ini, semua murid saja sampai takut dengan beliau, beda halnya dengan Rafael, ia selalu saja tidak mau mengikuti perintah Guru-guru termasuk juga Bu Lilis mangkannya catatan kenakalannya sudah banyak di buku hitam, tetapi untungnya karena nilai dia yang selalu diatas rata-rata Rafael jadi bisa tertolong tidak di DO dari sekolah ini.

"Wa'alaikumsalam bu.. " Balas murid kelas 11 IPA 4 serentak.

"Oh iya tugas yang minggu kemarin ibu beri sudah pada dikerjakan? "

Ya Allah lupa

Yah gue lupa

Aduh mampus gue

Bisa lupa gini sih

Ya, itulah keluh murid kelas 11 IPA 4 yang terlupa akan tugasnya.

"Perhatikan anak - anak, bagi yang sudah tugasnya kumpulkan dimeja saya, dan bagi yang belum berdiri didepan kelas sampai bel istirahat dibunyikan mengerti? " Tegas Bu Lilis kepada murid kelas 11 IPA 4.

"Mengerti bu.... "

Saatnya Rafael yang mengumpulkan buku Matematika miliknya "Tumben kamu ngumpulin biasanya juga enggak, nyontek dari mana kamu. " Ucap Bu Lilis.

"Yehh si Ibu saya enggak ngerjain dibilang males, giliran saya ngerjain malah dituduh tuduh hadehh puyeng. "
Ucap Rafael mengelus dadanya sambil geleng geleng kepala. Sok drmatis.

Bu Lilis hanya terkekeh dan menyuruh Rafael untuk duduk ditempatnya lagi.

****

Bel pulang sudah dibunyikan, seperti biasa Reynhar menghampiri Rere dahulu untuk pulang bersama.

"Ayo Re, " Ajak Reynhar kepada Rere yang tangah sibuk merapikan bukunya.

"Ayo. " Balas Rere yang sudah siap dengan tas dibahunya.

"Eh... Kalian mau pada pulang? " Tanya Rafael tiba tiba.

"Bukan, kita mau bunuh diri. "

"Hah, bunuh diri? Eh lu tong tong idup lu masih panjang masa depan lu juga masih panjang, inget juga nih bunuh diri itu dosa, lo mau matinya masuk neraka apa, inget tong bapak sama ibu lo aduh.... " Ucap Rafael geleng geleng kepala.

Reynhar dan Rere hanya saling melempar tatapan bingung kepada Rafael.

"Woy lo setan! Udah tau kita mau pulang juga, masih aja nanya lo. " Balas Reynhar kesal.

"Tau nih, kesambet ya lo? " Balas Rere heran.

Rafael hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh, btw lu pulang bareng gue aja Re. " Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba Rafael ingin mengajak Rere pulang bersama.

"Enggak ah, nanti gue diculik terus gue dimacem macemin lagi sama lo. "

"Astagfirullah Re, gue masih waras kali. " Ujar Rafael mengelus - elus dadanya.

"Yaudah lo ikut aja sama si kadal liar ini, kan jarang jarang lo diajak pulbar ama dia. " Saran Reynhar kepada Rere.

"Yaudah, gue bareng lo tapi awas aja ya kalo lo macem-macemin gue. "

"Siap. " Balas Rafael mengacungkan kedua jempolnya tanda sip.

****
Pendek.

Voment😊
See you the next chapter~

And follow my ig :
@psyy_hilda25

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang