Sesuatu Di Dalam Koper

4 1 0
                                    

***
Pov Author

Kreeeeeek

sebuah pintu kamar apertemen terbuka, bagian dalam kamar apartemen yang gelap membuat cahaya hanya masuk sebatas dari pintu kamar saja.

"Silahkan masuk, jangan sungkan," tawar Wanita bertopi pandora itu, sambil membelai leher Vito dengan lembutnya. Membuat leher Vito sedikit geli.

"Ahhh, terima kasih," Vito pun melangkah masuk kedalam, mendahului Wanita itu.

Wanita itu tersenyum nakal kearah Vito.

"Apa Kau tinggal sendiri disini? Kenapa lampunya mati?" tanya Vito bertubi-tubi seakan penasaran.

"Biar Kita bisa leluasa, sayang...." Wanita itu menutup pintu kamar. Lalu.

Buak!

Sebuah pukulan keras mengenai pundak Vito hingga membuatnya tersungkur, pingsan.

*

Tak berapa lama kemudian, Vito terbangun. Namun tubuhnya dalam kondisi terikat diranjang dalam posisi tanpa busana.

"A-apa yang akan Kau lakukan?!" Vito mencoba melepaskan tali yang mengikat kedua tangan dan kakinya. Namun sia-sia, karena ikatan itu terlalu kuat.

Wanita bertopi pandora itu mendekati Vito, nafasnya mulai terdengar dari telinga Vito, "Aku hanya ingin menikmati malam ini bersamamu, sayang," ucapnya dengan penuh gairah.

Vito menelan ludah, "ja-jangan Kau apa-apakan Aku," welasnya, namun Wanita itu malah mendekatkan kepalanya ke dada Vito.

"Ohhhh, Aku suka suara detak jantungmu yang berdegup kencang itu," ucap Wanita itu, "Apa Kau mau langsung kebabak selanjutnya, sayang?" tanyanya sambil mengangkat sebilah pisau daging, "Aku akan dengan senang menerimanya tanpa harus memaksamu."

"Ja-jangan! Aku masih ingin hidup! Aku tak ingin mati!" jerit Vito, namun karena kamar apartemenya yang kedap suara, jadi suara Vito hanya menggema didalam kamar itu saja.

Wanita itu bangkit dari dada Vito. "Kau benar-benar Lelaki yang mengecewakan!" bentak Wanita itu dengan muka yang kurang puas.

Wanita itu pun lansung memotong kepala Vito dengan sadisnya. Darah mulai keluar dari lehernya, warna seprai yang tadinya berwarna putih polos kini berubah menjadi merah.

Tubuh Vito hanya memberikan respons mengejang beberapa saat seperti meregang nyawa, sebelum akhirnya Dia benar-benar mati.

"Padahal jika Kau meminta maaf, Aku tak akan menyakitimu," ucap, Wanita itu pada tubuh Vito yang terpenggal.

Lalu Dia menjahit lagi bagian kepala dan lehernya dengan jarum karung hingga kepala dan lehernya kembali menyatu.

"Nah ... sekarang Kau boleh minta maaf," ucap wanita itu kepada mayat Vito.

Sayangnya Vito tak semudah itu dihidupkan, yang namanya Manusia jika kehilangan kepalanya. Walaupun dijahit kembali, Dia tak akan hidup lagi.

Wanita itu semakin kesal, "Kau masih tak menjawab, ya?" tanyanya, "daripada Dibuang, lebih baik ku kembalikan," Wanita itupun memotong kedua tangan dan kaki Vito. Lalu memasukan mayat Vito beserta kedua tangan dan kakinya kedalam tas koper. Dan membawanya pergi dengan mobil Vito.

***

Pov Fairuz

Pagi ini Aku bangun agak siang karena semalam Aku tidur sangat larut. Ya ... namanya saja baru pindah kamar, harus menyusun inilah, itulah, dan lebih parahnya lagi, Tsubaki malah tak mau membantuku. Payah!

"Hey Virus!" Adi menepuk pundaku dari belakan, kuat sekali. Sehingga rasa linu memenuhi sekujur pundak sampai tanganku, "hari ini Kami akan pergi kerumah Almarhum Marod, dan pulangnya bareng Vito. Katanya Dia punya tempat didunia malam," ucap Adi, dengan mengucapkan kata dunia malam sambil berbisik.

LOVE FALS(The Pandora)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang