"Ayo den, kejar aku. hihi". kakak berlari jauh didepanku"gh... mmaaaa!!!" teriaku. yah, aku memang seorang Tunarungu wicara, tapi aku bisa membaca gerakan bibir dan tubuh... salah satu kelebihanku
***
aku mencari kakak di sekitar kebun. tapi, tetap tak ketemu wujudnya, dan akhirnya aku berhenti di pinggir sungai. 'huh...mungkin kakak tidak ada disini. ah, terserah lah. aku mau pulang saja karumah' batinku
kemudian aku berbalik, pulang. tapi aku tidak hati2 sampai "duak"
"mmau..." kepalaku terbentur. oleh benda yang tergantung di pohon. lalu, aku mendongak dan...'oh tidak' "MMAAAA!!!" sesosok mayat perempuan tergantung diatas. namun, bukanya tali yang melingkar dilehernya tapi lehernyalah yang melingkari dahan pohon itu.
kakak keluar dari persembunyianya, kemudian berlari kearahku lalu memeluku dengan erat." ayo pulang deni. kita laporkan ini pada ayah saja". kata kakak membujuk. aku mengangguk saja mengikuti kakak
(7 tahun kemudian)
semua telah berlalu. berita tentang wanita bunuh diri dikebun itu lama kelamaan lenyap. wanita itu adalah mantili, seorang kembang desa pada saat itu. penyabab dia bunuh dikebun masih samar2......
***
ibu menepuk punggungku " deni, belikan ibu sembako diwarung. nih" ibu menyodorkan selembar kertas berisi bahan2 yang dibutuhkan oleh ibu.."mmm" aku tersenyum lalu pergi kewarung melaksanakan perintah dari ibu.
" ma.ma.mama.ma.ma.mama" 'huh' aku menunduk. ' andai aku bisa seperti anak2 normal yang lain...'
DUAK!!! "mmm" tubuhku tak sengaja menabrak seseorang. mantof. seketika aku langsung menunduk" mamma" meminta maaf
mantof tak memperhatikanku, dia langsung berjalan pergi meninggalkanku, menuju kebun tempat kejadian 7 tahun yang lalu. tatapanya kosong, dia terus berjalan dengan langkah gontai. aku sendiri heran melihatnya "mmm" mungkin dia sedang ada masalah. lalu, aku melanjutkan tugas dari ibu yang belum selesai
esoknya, aku tak melihat mantof lagi, si preman desa itu hilang entah kemana...
kemudian satu per satu penduduk desa hilang bak tertelan kabut. menurut penjelasan orang yang pernah bertemu. mereka pergi menuju kebun, berjalan gontai dengan tatapan yang kosong.beberapa orang sempat pergi untuk mencari, tapi. para tim pencari itu tidak pernah kembali, hilang....
***
pagi ini aku terbangun labih cepat dari biasanya, bukanya apa. tapi, ada suara disamping rumah, aku mrmberanikan diri meyelidiki apa yang terjadi. 'mungkin dia penjahat, pencuri kah, atau...' bulu leherku berdiri seketika 'hantu.....'aku berjalan kearah pintu ruangan L sambil menjinjit, agar langkahku tak ketahuan, 'oh' tatapanku tertuju pada pintu, tak dikunci. aku semakin curiga. kubuka pintu L dengan perlahan agar tak ada yang mendengarnya, mataku langsung terbelalak melihat sesosok bayangan berjalan gontai kearah kebun, itu
'kakak' aku langsung berlari mengejarnya, kutarik tanganya, tapi dia tetap berjalan, aku mencoba mendorongnya kebelakang, menahanya, dan menali tubuhnya. tapi, dia tetap tak bisa berhenti.
sampai akhirnya dia berhenti dibawah pohon mangga di kebun, "mmaaa" teriaku lemas...
kakaj berbalik, dia tersenyum kepadaku. "mmaaa?" 'kenapa kau kak?'
tiba2 lehernya memanjang sampai ke dahan pohon. lalu, lehernya melingkari dahan itu, dan tubuhnya langsung tarangkat....tergantung.... dengan posisi yang tak wajar. lilitan leher pada dahan pohon itu, membentuk per...
aku terduduk melihat kejadian itu, kemudian aku kembali kerumah.
***
ayah dan ibu memandangiku dengan penuh kesedihan" kau tak bersalah deni," ayah mengelus pundaku."kau adalah manusia paling beruntung di desa kita ini. huh...."ibu mengelap air dimatanya " iya anaku, kau paling beruntung, karena kau tak harus mendengarkan apapun,"
"dan sekarang, tidurlah nak. agar kau sedih lagi" ayah mengusap rambutku.
aku mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka. 'aneh, ayah dan ibu sepertinya tau apa yang akan terjadi' batinku berdengung
***
pov ayah dan ibu"kita harus pergi yah". kata ibu memelas
"tidak bisa bu, dimanapun kita pergi kutukan ini akan selalu mengikuti kita," ayah melirik kekamar lalu dia tersenyum " hanya deni lah yang tidak akan terkena kutukan ini".
"tapi kenapa hanya deni, yah?" ibu tidak terima. "fajar, anak sulung kita, dia malah menjadi korban?"
"karna deni tidak bisa mendengar, bu!... kau ingat bahwa gendang telinga manusia itu berbentuk spiral, dan kutukan spiral itu akan terus mengikuti dan menghantui manusia, bu!"
ibu menunduk" kau benar yah. lebih baik kita lakukan saja kutukan ini."
"ya" ayah malangkah kedepan memeluk ibu, hangat." kita akan menerima kutukan ini bersama"
ayah dan ibu saling berpelukan, menangis bersama2....
***
pov denipagi ini aku terbangun agak terlambat, karena tak ada yang membangunkan baik ayah maupun ibu. sunyi...
mereka tak ada di rumah. aku berlari menuju rumah tetangga. para tatangga juga tak ada dirumah. kantor desa, pabrik kopra, warung, sekolah, seluruh tempat didesa ini kosong tanpa penghuni. hanya aku sendiri....
'jangan-jangan' aku memikirkan suatu tempat dan langsung berlari ketempat itu,
' ayah...ibu...tidak...tidak mungkin....'
langkahku terhenti di tempat ini, kebun bunuh diri. aku melihat sekeliling. ayah, ibu, kakak. dan seluruh penduduk desa tergantung di kebun ini... dengan leher yang melingkari dahan pohon.aku menunduk ' tidak mungkin... tidak mungkin....' "MMMMMAAAAAAAAAA!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Spiral
TerrorBerikut ini saya akan menceritakan tentang beberapa Cerpen tentang kutukan Spiral