three

6 1 0
                                    

*ps. the visual of akasa is up there 👆🏻







frank ocean - thinking bout you is playing

"🎵a tordano flews around my room before you came, excuse the mess it made it usually doesn't raining🎵" aku menyanyikan salah satu lagu favoritku sambil mendengarkannya melalui salah satu headset yang terpasang ditelingan kiriku dan sebelah kanan terpasang ditelinga retta.

"pertama kali denger lagu ini gue kira dia bilang 🎵a potato flew around my room🎵 and i was like what the hell?" sahut retta.

"asli bego lo sampe DNA rett." jawabku dan retta hanya tertawa.

"🎵southern california much like arizona, my eyes don't shed tear but boy they poured-" lanjutku bernyanyi, kali ini lebih kencang karena sudah mulai masuk bagian reef.

"when i'm thinking bout you...." suara asing yang sangat parau terdengar memotong nyanyianku. ini masih pagi dan emosiku sebentar lagi akan teruji.

aku dan retta langsung membalikkan badan melihat siapa yang memotong nyanyianku barusan.

"frank ocean kan?" here he is people! akasa si bedebah bertanya.

jujur ya, sebelumnya aku tidak pernah dan sangat malas untuk berurusan dengan siapapun di kampus ini ataupun dikehidupan ini, but bitch the universe made me do it.

"menurut lo?" ketusku. retta disebelahku hanya terdiam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"selera musik kita sama" jawab akasa tersenyum.

aku tetap memasang wajah datar. apa tujuan bedebah ini? kemarin dia melemparku dengan bola basket dan sekarang dia tiba-tiba muncul didepan mataku dan bersikap sok manis. aku mencium bau amis. fishy.

"lo denger ga rett, kaya ada yang ngomong." sahutku.

akasa hanya tersenyum. lagi. apa senyum adalah hobi lainnya selain basket?

"tar rapat bareng gue ya." kata akasa.

um, sorry what?

"kesambet setan apaan ni anak.." bisik retta disebelahku masih dalam keadaan bingung.

"nah i'm good." balasku tersenyum.

"gue ga ngajakin, itu perintah." akasa masih tetap berdiri seraya tersenyum simpul.

"gue ga jawab, itu perintah." tantangku menaikan kedua alisku.

akasa tetap tersenyum simpul layaknya orang gila sambil memutar-mutarkan handphonenya.

"ada lagi, bro?" aku tidak sanggup lagi.

akasa menatapku dalam dan sangat serius. sungguh baru kali ini aku melihat akasa seserius ini.

"fuck, lo cantik banget."

akasa berjalan menjauh sambil menaikkan jari telunjuk dan tengahnya pertanda peace lalu meletakkannya dipelipis kanan.

what the fucking fuck?

seperti ada meteor kecil yang jatuh tepat dihadapanku. aku terpaku tak tahu apa yang harus aku katakan pun lalukan. aku bisa merasakan kedua bola mata retta yang menatapku pekat disebelah seraya bibirnya yang sedikit terbuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

akasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang