1. Puan

73 8 8
                                    

Jangan lupa vote and Coment yang banyak ya!
Happy reading👀...


🌿🌿🌿

"Seberapa hebatpun kamu menahan diri, sulit rasanya jika harus mencintai seseorang tanpa berharap apa-apa"


🌿🌿🌿

{KIRANA AURORA}

Fajar sudah menampakkan keindahannya. Hangatnya, yang sebetulnya lebih hangat dari senja. Yang tidak akan meninggalkan kita dikegelapan sendirian, sunyi, sepi, hanya ada bulan, tapi hanya diam. Membisu.

Rasanya baru kemarin Kirana merasakan nikmatnya menjadi kaka kelas, dan sekarang gadis bersurai hitam pendek sebahu itu dengan kulit kuning langsat khas orang indonesia harus memulai semuanya dari awal lagi.

Menjadi adik kelas yang akan menuruti semua keinginan seniornya. Tidak adil, tapi itu hukumnya. Salah, tapi itu budayanya. Kekeliruan sudah menjadi hal yang biasa didunia ini.

"Kiran... Ini Royhan udah nungguin loh. Cepetan turun!".

Itu suara Hani-Ibu Kirana, atau lebih sering dipanggil Bunda, pertanda bahwa Gadis itu harus segera turun. Sebab dibawah sana, sudah ada manusia yang menunggu. Salah satu manusia yang membuat kehiduapan Kirana terasa lebih baik dengan kehadirannya. Manusia yang bisa meredam segala amarah yang kerapkali gadis itu rasakan.

"Pagi Bunda, Pagi Iyan".

Kirana menyapa mereka setelah turun.

"Pagi sayang, kamu lama banget turunnya". Ucap Hani sambil mengecup kening Kirana. "Udah sana berangkat nanti terlambat, kasian Royhan". Lanjutnya.

"Ngga papa kok Bun, kan dari SD Roy selalu nungguin Ana kaya gini hehe" Ucap Royhan sambil cengengesan.

Royhan adalah satu-satunya sahabat yang Kirana miliki, sejak kecil Kirana tidak pernah mau berteman dengan siapapun. Tapi Royhan, dia tidak pernah berhenti untuk selalu membuat Kirana bahagia. Melindungi. Sampai saat ini.

"Yaudah Bunda Kiran berangkat dulu ya Assalamualaikum".

Gadis itu mengecup punggung tangan Bundanya. Ada hal yang sangat menyenangkan bagi Kirana saat Royhan ikut-ikut melakukannya. Ada rasa bangga tersendiri bagi Kirana, seperti melihat calon mertua dan calon menantu sedang berpamitan. Mungkin.

"Ngga papa ya An pake Sicupi lagi, aku belom bisa beli mobil hahaha".

Sicupi adalah julukan yang diberikan Royhan pada motor scoopy kesayangannya. Sejak SMP Kirana selalu diantar olehnya kemanapun gadis itu mau pergi. Munggunakan motor kesayangannya itu. Karena Kirana hanya benar-benar berteman dengan Royhan.

Ibaratnya motor itu adalah saksi bisu bagaimana cerita mereka berawal. Bagaimana perasaan itu bisa tumbuh sendirian.

"Ya ngga papa lah Yan, aku juga tau kali kamu setiap hari aja makan mie rebus, gimana mungkin bisa punya mobil". Ucap Kirana dengan nada mengejek.

"Astaghfirullah ngga boleh gitu ya ngomong sama calon imam".

Kirana sangat tau Royhan hanya bercanda, tidak lebih. Kirana juga sangat sadar, tidak mungkin. Tidak usah terlalu terbawa perasaan membacanya, Royhan adalah lelaki yang sangat humoris, dan ramah kepada siapapun, itu yang diketahui Kirana selama mengenalnya.

"Udah sini mana helm nya, kita harus cepetan berangkat nanti telat". Ucap Kirana karena sedari tadi mereka hanya berdiri di halaman rumah.

"Oh iya, ini". Seperti kebiasaan yang selalu Royhan lakukan, memakaikan helm dikepala Kirana, membuat gadis itu berdegup, sarapan pagi yang membuat gadis itu kenyang sekali.

AnayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang