Jangan lupa vote and coment yang banyak ya!
Happy reading👀...🌿🌿🌿
Jalan terbaik untuk menjalani hidup adalah bangkit. Dan menikmati kejutan dari semesta yang lainnya.
🌿🌿🌿
{ROYHAN RIYADI}
Lelaki itu meninggalkan sahabatnya dibelakang. Sulit untuk percaya bahwa bayang-bayang suram itu masih sering menghantui pikirannya.
Tentang masa lalu yang masih sering berpapas diriuhnya kepala pening lelaki itu. Perempuan itu, kerap kali hadir di tengah-tengah mereka berdua. Menjadi dinding yang menghalangi mereka.
Kirana mengejar langkah nya yang tertinggal beberapa di belakang Royhan, dan sekarang gadis itu sudah disampingnya. Royhan selalu berusaha menyamakan langkahnya saat berjalan dengan Kirana. Menggenggam tangan Kirana. Dan selalu membuat gadis itu bahagia.
Bagi Royhan Kirana adalah udara, namun sayang, Kirana sudah terlalu percaya bahwa Royahn tidak akan pernah bisa melupakan bayangan itu.
"Mau pulang sekarang An?" Tanya Royhan dengan suara beratnya yang khas karena sekarang sudah jam 5 sore.
"Boleh" Jawab gadis itu tanpa menatap Royhan, Royhan tau Kirana masih bingung.
"An, ngga mau lihat senja dulu?" Kebiasaan mereka selain menghabiskan waktu di kebun teh. Adalah menikmati senja. Berdua saja.
"Senjanya masih lama Yan, kita pulang saja"
"Yasudah, nanti malam aku kerumah ya, kangen sama bunda" Royhan menatapnya dan tersenyum. Seperti yang Royhan duga, Kirana juga ikut tersenyum.
"Okeh" Kirana mengambil helm dari tangan Royhan. Segera Royhan ambil kembali.
"Biar aku pakaikan"
Mereka pulang, dan sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Mungkin karena Kirana yang masih memikirkan ucapan Royhan tadi.
Udara sejuk memeluk mereka berdua. Royhan sangat suka suasana seperti ini. Duduk diatas motor bersama dengan sahabatnya, tanpa bicara pun sudah cukup. Tangan Kirana yang mungil memeluk tubuh Royhan dari belakang.
Royhan tau, semarah apapun Kirana, gadis itu akan tetap menjadi Ana yang tidak suka cuaca dingin. Karena itulah, Royhan ada untuk menjadi penghangatnya.
Jika kalian ingin mencari mereka, kedua insan Tuhan itu ada didepan teras rumah Kirana. Berdiri. Bersiap untuk pulang kerumah masing-masing.
"An" Panggil Royhan, membuat Kirana berbalik.
"Kenapa Yan?" Lihatkan, gadia bersurai pendek itu tidak akan sanggup jika mendiami sahabatnya lama-lama.
"Besok kita berangkat langsung ke kelas? Kan kita ngga tau kelasnya dimana" Tanya Royhan. Membuat Kirana berpikir.
"Besok kita tanya sama guru gendut itu" Jawab Ana logis.
"Kalo nanti kita ngga sekelas, aku ngga mau sekolah" Kata Royhan sedikit berseru, membuat gadis itu menatap mata hitam tajam milik Royhan. Karena sedari tadi, Kirana bicara tanpa menatap Royhan. Dan Royhan tidak suka Kirana seperti itu.
"Nanti kita minta sama guru gendut itu supaya kita sekelas. Kan kita telat. Ibaratnya sisa. Pasti nanti sekelas" Ucap Kirana lagi-lagi logis. Membuat senyum Royahan merekah sempurna.
"Siap! Udah sana masuk, salam buat Bunda" Royhan mengelus pucuk kepela Kirana. Mencoba untuk bersahabat dengan otak gadis kecil itu.
"Malam Yan" Kata Kirana tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anayan
RomanceTentang Ana dan Iyan. Jadi jika ada kisah cinta lain disini. Jangan percaya, jangan tertipu, jangan sampai tersesat. Jika sudah tersesat, masuklah lebih dalam. Bertemulah dengan diri kalian yang lain disana. Sudut pandang yang lain. Pemikiran yang b...