4. Sayu

36 4 3
                                    

Jangan lupa vote and coment yang banyak ya!
Happy reading👀...

🌿🌿🌿

Tak apa, semua akan baik-baik saja.

🌿🌿🌿

Hari ini, Royhan pulang. Lelaki itu sedang berdiri didepan rumah Kirana, menunggu gadis itu keluar. Sekolah sedang libur hari ini, dan sekarang pukul 09.00.

"Hai, ayo masuk" Sapa Kirana sembari membuka pintu dan tersenyum pada lelaki dihadapannya.

"Diluar saja An, aku cuma bisa sebentar" Kata Royhan menahan tangan Kirana. Wajah Royhan terlihat sangat kelelahan. Kirana yang menyadari itu, langsung meredam semua kekecewaanya, karena ia yakin sesuatu telah terjadi diluar kendali lelaki ini.

"Ok" Jawab Kirana lalu mereka berdua duduk. "Bagaimana?" Tanya Kirana memecah keheningan.

"An" Panggil Royhan lalu menatap Kirana penuh arti. Kirana merasa hatinya mencelos melihat wajah tidak berdaya Royhan.
Royhan memegang tangan Kirana, menatap gadis itu cukup lama.

"Kamu mau ngomong apa Yan? Ngomong aja ngga papa" Kata Kirana lalu tersenyum. Berusaha menyampaikan pada pemuda itu, bahwa apapun yang akan dia katakan Kirana akan tetap menjadi Ana yang sama untuknya. Kirana bukan gadis yang egois.

"Tolong bantu aku An" Kata Royhan lemah lalu mengeratkan genggamannya ditangan Kirana.

"Apa yang bisa aku bantu?" Kata Kirana menatapnya heran.

"Menemani Klara" Balas Royhan menggantung. Royhan tau apa yang dia lakukan. Dan pemuda itu sudah memikirkannya baik-baik.

"Maksudnya?" Kirana masih belum mengerti.

"Klara" Ada jeda pada kalimat berikutnya. "Keluarganya mengalami kecelakaan di Jogja, Ayah dan Ibunya meninggal An, hanya dia yang selamat. Kakinya butuh beberapa waktu untuk bisa berjalan lagi An," Kata Royhan lalu memalingkan wajah kearah lain.

Mata coklat Kirana mencari jawaban dimata hitam tajam yang sekarang kehilangan ketajamannya, Sudah jelas, Royhan sangat cemas dengan keadaan Klara saat ini.

"Dia ikut ke Jakarta?" Tanya Kirana yang berusaha untuk tidak menangis.

"Masih di Jogja An, aku tidak enak membawanya kemari" Kata Royhan menatap Kirana kembali.
Sakit sekali rasanya.

"Tidak enak dengan siapa?"
"Denganmu"
"Kenapa?"

Royhan menatap Kirana, kali ini dengan seringai itu lagi. Seringai yang sangat jarang pemuda itu tunjukan.

"Aku tau kamu khawatir dengan datangnya Klara An" Ucap Royhan penuh percaya diri. "Sekedar pengetahuan saja An, waktu bisa merubah apapun, termasuk perasaan seseorang" Lanjutnya lalu tersenyum.

"Iya-iya, yang sudah ahli dalam hal percintaan" Balas Kirana dengan nada mengejek.
"Aku belajar dari kamu An" Royhan menempelkan tangan Kirana ke pipinya. Hangat. "Mau ya bantu aku?"
Kirana menganggukan kepala. Dan Royhan tersenyum senang.
"Terimakasih Ana, aku janji semuanya akan baik-baik saja" Kata Pemuda itu lalu memeluk tubuh mungil Kirana.

Untuk kesekian kalinya, pelukan tanpa ikatan, pelukan kerinduan, pelukan yang menyenangkan sekaligus mengerikan. Janji yang bukan hanya sekedar penenang, janji yang mengikat untuk membuat semuanya baik-baik saja. Janji yang tak mungkin pemuda itu ingkari.

🌿🌿🌿

Gadis bersurai pendek sebahu itu bersiap untuk berangkat ke Jogja. Kota yang terkenal dengan keistimeannya itu, kota yang penuh dengan aroma romantis dan persaudaraan yang kental.

AnayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang