1 Terlambat

17 2 0
                                    

Suara langkah lari terdengar keras di dalam lorong sekolah sampai membuat guru yang sedang berjalan berteriak, hingga akhirnya aku pun sampai di depan pintu kantin. Begitu masuk langsung melesat bagai kilat yang memantulkan cahayanya, menuju meja makan yang dipakai kak Diza.

"Maaf terlambat" Tanganku bersandar di atas meja makan kak Diza dan langsung duduk di sebelahnya, kak Diza menyuguhkan ramen {1} yang ku pesan darinya, tapi ia tarik kembali tanpa alasan yang jelas.

"Telat!" Tatapan matanya mengeluarkan aura iblis yang siap untuk menghabisi mangsanya.

"Iya, iya maaf" Ucapku dengan nada mengalah.

Segera ku lahap menghabiskan ramen yang berada didepan ku, sementara kak Diza juga mulai menghabiskan kedua onigiri {2}-nya

Namaku Mahakarya Syamsuri, umur 17 tahun, aku adalah orang Indonesia yang imigrasi {3} ke Jepang sejak masih umur 8 tahun dan jika ditanya bisa bahasa Jepang, tentu sudah jelas karena aku besar disini.

Sekarang aku pun juga sudah menginjak bangku SMA dan sudah waktunya untuk berpikir dewasa, dan belajar untuk masuk Universitas, tapi untuk jaga-jaga aku juga berkerja paruh waktu yakni menjadi penulis manga atau komik. Komik ku pun juga sudah sangat populer di daerah suatu distrik di Tokyo dan sekitarnya termasuk di Akihabara, bahkan ada kabar bahwa akan di adaptasi menjadi anime oleh salah satu studio anime di Osaka.

Hanya saja, aku punya masalah serius tentang percintaan dan ini adalah kisah asmara kami.

"Maaf kami terlambat senpai {4}" Dua siswa dan siswi mendekati kami berdua, dan ternyata adalah teman masa kecil yang mana juga adalah kouhai{5} kami.

"Tidak masalah lagi pula kita tidak punya janji kan?" Jawab kak Diza dengan santainya sampai membuatku tersedak.

"Tunggu dulu! Kenapa mereka di maafkan sementara aku tidak?!" Ku banting meja makan dengan tangan mengepal, dan berteriak kepada kak Diza yang menurutku pilih kasih terhadap kouhai-nya daripada adiknya sendiri.

"Siapa yang tidak memaafkan mu?" Tanya kak Diza, menyangkal pendapatku.

"Lah, tadi!__"

"Tadi itu aku hanya marah padamu karena kau sangat terlambat, sementara Zen-kun dan Dina-chan tidak punya janji jadi tidak masalah" Lanjutnya.

"Maaf, ya. Karena kami kalian jadi bertengkar" Ucap Zen merasa bersalah.

Zainul Abiddin, biasa dipanggil Zain sementara kami sudah biasa memanggilnya Zen anak berprestasi dari kelas 1-B, murid unggulan yang juga termasuk adik sepupu ku yang hanya berbeda kakek, kakeknya adalah adik kakekku yang telah meninggal terlebih dahulu, tapi meskipun begitu kami tetaplah saudara sepupu.

"Sudahlah jangan dipedulikan kata-kata nya yang nyelekit itu, lagian aku juga nggak masalah kalau kalian terlambat sekalipun" Senyum seorang yang tidak bisa dikatakan seorang kakak itu merekah sampai ujung pipi

"Dasar pilih kasih" Gumam ku hendak menyantap kembali ramen ku hingga suara ancaman pembunuh memasuki gendang telingaku.

"HAH!"

"Tidak, tidak jadi"

"Maaf, karena aku memintamu yang tidak tidak ya, Zen-kun" Seorang siswi yang duduk disebelah Zen menatap wajahnya.

"Sudahlah tidak usah dipikirkan, Dina" Zen tersenyum terhadap siswi tersebut.

Dina Maulida Sari, 16 tahun teman sekelas dengan Zen, anak perempuan imut dengan wajah datar yang menyukai Zen dalam diam, ia selalu takut untuk menyatakan perasaannya pada Zen secara langsung.

Romance Love [Revisi Edition]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang