SAMUDRA

3 1 0
                                    

   Tanpa di sadari oleh Senja samudra memandanginya sejak mengetahui Senja satu kelas dengan Samudra. Selain itu juga jarak meja Samudra dan Senja sangan dekat, hanya dihalangi oleh Bulan saja. Lebih tepat sebrangan mejanya.

"Kini Mentari mulai bersinar, dan sinarnya mulai membawa kebahagiaan di setiap waktunya"

   PLAKK satu tamparan mendarat tepat di pipi samudra. "Sakir anjirr" ujar samudra terkejut. "Lagian lo dari tadi dipanggil gk nyaut -nyaut.ngeliatin apa sih?" Tanya Farel sahabt samudra. Tetnyata ia ditampar oleh Farel karna tetlalu asyiik memandangi Senja. "Gak gw gk ngeliatin apa-apa. Udh ah kepo lo" balas Samudra sambil bersikap gk jelas di hadapan Farel "yeeeww salting ya lo?"celetus Farel yang melihat Samudra senyum gak jelas. Samudra hanya membalas dengan sinisan khas seperti mata elang. Yang biasa ia berikan kepada orang yang menurutnya mengganggu.

                       - . -

   Senja mulai merasa kepalanya begitu sakit saat melihat senyuman milik Samudra, saat ia merasa kelasnya berisik karna Samudra dan Farel. "Ja,Senja lo kenapa?lo sakit?"tanya Bulan yang khawatir akan keadaan Senja yang tiba - tiba sakit. " Gk gw gpp kok lan" jawab Senja yang masih memegangi kepalanya yang sakit. BRUKK tiba - tiba Senja pinsan di atas bahu Bulan. "Eh tolong - tolong Senja pingsan" heboh Bulan dan semua murid mengerubungi Senja. "Awas - awas gw yang bawa Senja ke UKS" ucap Samudra,tiba - tiba semua murid terkejut dengan ucapan Samudra. Mana mungkin seorang Samudra bersikap layaknya seorang teman? Samudra sangat tetkenal sadis di sekolah. Tapi Samudra tak memperdulukan temannya ingin berkata apa,yang penting sekarang Senja baik - baik saja.

                       - . -

   Seorang anak laki - laki berumur 8 tahun itu sedang barmain trampolin di rumah temannya. Anak lelaki itu tampak begitu bahagia dan tersenyum dengan gembira saat berloncat - loncat di tas trampolin dan menjadi salh tingkah saat teman prempuannya memerhatikannya saat lelki itu sedang meloncat dan pura - pura terjatuh. Memori ini sangat cepat hingga tak tampak jelas gambaran kejadian itu.siapa anak prempuan itu? Dan siapa anak lelaki itu?.

MEMORIES OFF.

   Senja terbangun dari kondisinya yang tak sadarkan diri sejak 1 jam lalu. "Senja lo udah baikan?" Tanya Samudra khawatir. Ya yang menemani Senja selama 1 jam ini adalah Samudra. Senja menggiraukan perkataan Samudra iya mencoba untuk mengingat entah itu mimpi, halusianasi atau sebuah pertanda dan petunjuk? "Senja ayo pulang, tadi gw udah ambil serat izin buat lo" ujar Samudra dengan nada datar sambil membawa mengambil kunci motor di atas meja UKS yang berisi mereka berdua." Tapi gw masih mau sekolah" Tolak Senja saat Samudra membuka ruang UKS dan bersiap kearah parkiran. "Gk terima penolakan, demi kesehatan lo juga kan?"ujar Samudra ketus dan mendekatkan wajahnya dengan Senja. Senja hanya diam sambil menatap mata Samudra lekat. Srtt tiba - tiba saja sesuatu difikiran senja muncul dengan cepat dan membuat kepalanya begitu pening.

                         - . -

   Kini terdengar suara deru motor yang sangat kencang, menghiasi ibu kota. Motor besar  berwarna hitam menkilap itu begitu menjadi sorotan orang - orang yang beelalu lalang di dekatnya. Samudra kini sedang bersama Senja, niatnya baik hanya ingin mengartar Senja pulang. Motor itu kini sudah terparkir rapih di depan rumah Senja. Senja mulai turun dari motor milik Samudra dan membuka helmnya. "Nih makasih" ujar Senja santai diiringi dengan senyum manisnya. Sementara Samudra hanya mengangguk pelan. Senja pun mulai memasuki rumahnya akan tetapi ia berhenti dideoan pagar m rumahnya dan memutarkan tubuhnya untuk bisa melihat Samudra yang menunggu Senja sampai masuk kedalam rumah. "Woy, siapa nama lo?" tanya Senja agk sedikit teriak. Dan samudra hanya melemparkan sebuah kartu kearah Senja, setelah itu Samudra pergi meninggalkannya. "Kartu nama?" Batin Senja.

   Senja segera memasuki ruang utama di dalam rumahnya. Dan Sandra punterkejut oleh kedatangan Senja. "Sayang kamu kenapa sudah pulang?ini masih jam pertama lho" ujar Sandra tetkejut melihat Senja. "Tadi kepala Senja sakit lagi mih" ujar Senja menunduk. "Sayang nanti kita ke dokter yah biar kepla kamu gk sakit terus" ujar Sandara memeluk Senja erat saat senja duduk di samping Sandra. Senja hanya mengangguk pelan dan meneteskan air mata yang mulai membasahi pipinya. "Sayang.. jangan nagis donk kamu kuat kok" ujar Aandra yang masih memeluk Senja. "Mih?kenapa Senja harus diterapi?Senja sakit parah ya mih? Maafin Senja yah mih. Senja gk bisa jadi anak mamih yang sempurna" ujar Senja yang taksadar dengan ucapannya. "Sayng kamu gpp kok kalo kamu sakit kenapa kamu ada di sini?dan bukan rumah sakit?" Ujar Sandra sambil memegang kedua pipi Senja dan menatap Senja dengan mata yang sudah penuh air mata. Sandra tak sanggup lagi meneteska air matanyangan cepat memeluk Senja kembali ke pelukannya dengan sebuah isak tangis yang tak bersuara.

                        - . -

   Samudra kembali ke sekolahnya tetapi bukan menuju kelas melainkan Rooftov tempat dimana Samudra menenangkan diri. Samudra mulai mengambil benda elektronik didalam sakunya,dan mulai menelfon orang dibalik ponselnya itu. "Haloo, lo harus kesini sekarang. Gw butuh lo" begitulah Samudra yang sedang berbicara pada orang di balik layar. Entah lah siapa yang jelas mungkin itu Farel.

   Samudra yang sedang diam dan dengan pandangan yang kosong menatap langit yang kini tidak dipenuhi awan. "Samudra" suara itu terdengar sangat familiar ditelinga Samudra, Bulan. Bulan adalah slah satu orang di balik layar itu. Bulan segera menghampiri Semudra. "Bulan lo masih inget Senja?"tanya Samudra "Senja?anak baru itu?"tanya balik Bulan. "Senja yang dulu. Senja kecil yang delapn tahun lalu pergi" ujar Samudra dengan nada gemetar. "Iya gw inget" jawab bulan memalingkan wajahnya. "Gw yakin Senja itu temen kecil gw, temen kecil kita dulu" ujar Samudra meyakinkan. "Tapi Sa Senja udh kecelakaan sejak delapan tahun lalu. Lo inget kan Samudra?" Samudra hanya diam dan memikirkan sebuah kenanganya dulu yang mulai teringat kembali di pikirannya.

   Samudra sedang berada di dalam mobil bersama dengan Sandra dan Herry orang tua Senja. Selain itu Samudra juga bersama dengan Senja dan bulan, mereka bersahabat sejak masih kecil. Sekarang adalah hari libur tahunan, jadi keluarga Senja mengajak teman - temannya untuk ikut liburan ke puncak bersama. "Senja enak ya kita jalan - jalan bareng" ujar Bulan sambil memandangi perjalanannya. "Iya pemandangannya juga bagus ya m" jawab Senja. "Om kita harus hati - hati di persimpangan depan tadi Samudra luhat ada plang yang bertulisan "hati - hati rawan kecelakaan"" ujar Samudra kepqda Herry. "Tenang om hati - hati kok Samudra" jawab Herry meyakinkan. TINNN tetdengar sura klakson mobil dari arah berlawanan berbunyi nyaring. Herry segera membanting stir mobilnya kearah kanan. Tiba saja sebuah mobil ruk pengangkut besi lewat dan menabrak mobil Herry dengan kencang. DUARR kecelakaan mulai terja di saat itu juga. "Buka pintu mobil loncat semuanya" printah yang diajuakan Herry sebulum mobilnya meledak jatuh ke jurang. Semua diadaam mobil dengan cepat dan gerakan reflek dengan panik membuka pintu mobil dan loncat dengan cepat. Aaaaaa, teriakan itu dikeluarkan saat mereka konacat bersama. Dukk, sebuah benturan kencang teoat di kepala Senja saat loncat dan mengenai aspal. "SENJAA..." tetiak Sandra sambil menyeret tubuhnya ke arah Senja. Senja tampak begitu pucat dan memejamkan matanya. Senja memejamkan matanya untuk selamanya. Dan takan pernah kembali.

                        - . -

   Samudra sedang memainkan jari - jari tangannya. Mencoba menggambarkan seorang anak kecil yang sedang bermain diatas rumah pohon. Ya otang itu adalah Senja, Bukan Senja seorang murid baru di sekolah melainkan Senja teman kecilnya dahulu. Samudra sangat menyayangi Senjanya. Karna senja sangat pengertian dan perhatian. Tapi sekarang Senja menghilang untuk selamanya. Senja sudah memeliki alam yang berbeda dan sudah tenang disana. Hasil dari lukisan yang dibuat Samudra begitu indah. Ia berfikir coba saja Senjanya ada di dekat ia sekarang pasti Senja sangat senang. Gambaran yang indah, sebuah anak gadis cilik memakai gaun berwarna putih dengan rambut yang dihiasi bandana berwarna putih sedang tersenyum melihat Samudra yang memegang ukirannya sendiri.
   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang