Mentari tersenyum senyum sendiri mengingat pertemuan kemarin, rasanya baru sebentar tetapi mentari sudah mulai dibuat nyaman dengan sosok pria itu.
Pertemuan itu membuat mereka saling mengenal satu sama lain
"Tar, kamu kenapa sih dari tadi senyum sendiri kamu lagi mikirin apaan sih?" ucap Kanaya.
"Emm...enggak apa apa kok." ucap Mentari.
Setelah bel istirahat berbunyi, seperti biasa Kanaya dan Mentari selalu membeli bakso Mbok Sari yang super duper enak tak terkalahkan itu.
Disamping itu, Revan selalu mengajak Rian teman yang sudah akrab dengannya itu untuk makan mie ayam buatan pakde miswah yang selalu membuat para penikmatnya ketagihan.
"Van, ganyangka ya ternyata makanan disini tidak kalah enak juga seperti di sekolahku dulu." ucap Ryan.
"Wah...jelas lah, makanan seperti ini udah favorit banget yan." tegas revan.
"Van, kemarin aku udah coba melakukan saran dari kamu supaya bisa lebih dekat sama Tari." ucap Rian.
"Terus bagaimana? kalau seperti ini kayanya kamu bisa jatuh cinta sama dia deh yan. Jangan lupa atur strategi yan buat nembak dia." cetus Revan.
"Revan...revan...kau ini bisa saja kalau bergurau." ucap Rian.
Setelah itu, Revan dan Rian kembali ke kelas mereka tetapi Rian meminta Revan untuk ke kelas tanpa bersamanya karena Rian akan pergi ke perpustakaan yang katanya ada urusan penting.
Rian sudah mengetahui kalau Mentari ada di perpustakaan itu karena Mentari memang selalu berkunjung ketika jam istirahat tiba.
"Tar, kamu hobi banget baca buku yah." ucap Rian.
"Loh yan sejak kapan kamu disini tidak biasanya kamu kesini, aku memang suka mengisi waktu luang ku dengan baca buku." ucap Mentari.
"Nanti pulang sekolah biar aku anterin ke rumah yaa." ucap Ryan.
"Emm...tidak usah yan, aku nanti pulang bareng sama Bramasta aja." ucap Mentari.
"Sekali ini saja, aku juga ingin tau dimana rumahmu." ucap Ryan berusaha agar Mentari mengiyakan ajakannya.
Setelah mentari mengiyakan ajakan Rian, mereka berdua kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar.
"Tar, setelah aku pikir pikir ternyata perkiraan aku engga salah ya." ucap Kanaya.
"Perkiraan kamu yang mana?" Ucap Mentari.
"Kamu ingat tidak kalau aku pernah berfikir kalo anak baru itu ganteng banget dan kayanya aku beneran suka sama dia."
"Terus?"
"Jadi sekarang aku udah beneran suka sama Ryan."
Mentari pun cukup kaget dan tidak percaya mendengarkan perkataan Kanaya.
Bagaimana bisa cowok yang membuatnya jadi senyaman ini harus di sukai juga dengan sahabat baiknya yaitu Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perisai Mentari
Документальная прозаJika aku sebuah perisai mungkin aku sudah banyak menahan setiap luka yang tergores. Demi sahabatku, mungkin aku harus selalu tegar menahan setiap rasa yang tersesak di depan orang yang aku cintai. Kisah tentang dua orang insan yang memperjuangkan ke...