noda

1.9K 40 5
                                    

Aku menggeleng tak percaya, saat aku tengah berada disebuah kamar besar dan fersa tengah menikmati susu hangatnya.

“fer, kenapa kamu bawa aku kesini apa yang kamu inginkan?”

Ia tersenyum sinis, “bukan aku, tapi ini yang kamu inginkan, kamu menggagalkan rencana pernikahanku dengan Joana, kamu selalu merecoki hiupku. Apa sih yang kamu mau?”

“aku Cuma mau pernikahan Joana gagal, aku benci dia. Aku benci semua keluarga murahannya. Dan aku benci kamu!” teriakku histeris sambil melempar bantal kearahnya.

Hatiku sakit sekali mengingat kehancuran keluargaku, aku harus membantu kakakku yang mengurusi bengkel mobil dan sparepart mobil yang sering terbengkalai karena kelakuannya.

“kamu benci aku, kamu benci Joana. Kemudian kamu hancurkan semuanya dengan mudah setelah kamu datang ke keluargaku dan mengaku aku menghamilimu. Ingat kau tidak Cuma mempermalukan keluarga Joana, tapi keluargaku juga. Kenapa otakmu sepicik itu. Atau kau memang selalu culas dan jahat?” ia bangkit dan menaruh bantal ditempat tidur.

“kalau kamu hamil, yang pasti bukan denganku karena aku belum pernah berhubungan intim dengan wanita manapun. Tapi sekarang aku berminat untuk mencobamu, sudah basah sekalian mandi saja!”

Aku menggertak geram, “jadi kau ingin memperkosaku?”

Ia tersenyum, “kita suka sama suka gimana mau memperkosa. Kan kamu juga hamil anakku kan katamu?”

Aku diam, ya Allah semua ini sperti buah simalakama, aku membuat diriku sendiri ajdi korban tipu muslihatku sendiri.

“ok Fer, aku akan menarik kata-kataku pada keluargamu. Dan keluarga Joana juga. Kau bisa lanjutkan hubungan kalian dan menikahlah.”

“heheh, tidak semudah itu manisku. Setidaknya ada kompensasi yang ahrus kudapat karena kau cemarkan nama baikku. Santai saja, aku tidak akan kasar, aku akan memberimu kesempatan untuk menikmatinya. Aku lembut dan pelan-pelan padamu. Kau masih perawan kan? Dan begitu juga aku. Jadi kita impas dan sama-sama baru pertama.”

Aku menggeleng ngeri, apakah harus seperti ini jalanku, apa harus selalu aku yang tersisih dan terkalahkan.

Air mataku turun tanpa kusadari, tangisku menyesak dan membuatku semakin meruntuki diriku sendiri. Aku bodoh, aku benar-benar bodoh sekali.

“Fer aku mohon lepaskan aku. Aku akan lakukan apapun asal kau melepaskan aku!” aku menghiba sambil menunduk tak berani memandangnya.

“aku tidak butuh apapun, aku Cuma mau dirimu.  Kamu memang tidak cantik, tapi kamu manis dan menggoda. Dadamu bgus dan pantatmu walau kecil aku suka. Ya walau kamu agak gemuk tapi dibanding Joana kamu lebih menggairahkan untuk dinikmati.” Ia memandangu lekat-lekat.

“jangan melawan, atau aku akan kasar padamu. Menurutlah dan semua akan ajdi lebih mudah. Aku ga mau menyakitimu, dan membuatmu menangis.” Ia mendekatiku dan membelai kepalaku yang terbungkus kerudung paris merah tua.

“mandilah dulu sekarang dan ganti bajumu. Dari kemarin kamu tidur terus. Maaf aku terlalu banyak memberimu obat bius.”

Aku diam, aku tak mau ia dengan mudah mengaturku dan kemudian menikmatiku dengan begitu mudahnya.

“jika kau tak mau mandi sendiri. Terpaksa aku menggendongmu kekamar mandi dan memandikanmu!” ancamnya ditelingaku.

Aku menggeleng, “aku ga mau. Lebih baik aku mati saja!”

“ya sudah kalau kamu ngeyel!” ia langsung membopongku dan menuju kamr mandi.

Aku memberontak memukulinya dan menggigit lengannya, “lepaskan aku bajingan. Lepaskan aku!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak dalam DustakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang