Don't Look Back in Anger

42 3 0
                                    

Aku adalah apa yang kamu lewatkan. Dia adalah siapa yang kamu dambakan. Dan kamu adalah sesuatu sebagaimana yang aku inginkan.

****

Seluruh pelajaran hari ini selesai, gue langsung bergegas ke kelas Kadek untuk pulang bareng.

"Fin!!" Fera memanggil gue.

"Cobaan apalagi, gue udah mau balik begini" Keluh gue dalam hati.

"Apa lagi Fer?"

"Loh, lo lupa? Katanya mau Macchiato"

"OH IYA, AYO DEH" Jawab gue dengan semangat sambil jalan ke arah mejanya.

"Giliran kopi gratis aja muka lu mesem-mesem kaya bencong ibu kota"

"Kok lu bisa tau gue suka kopi? Dukun darimana lu?" Tanya gue heran.

"Di buku lo yang kemarin gue pinjem ada jenis-jenis kopi, makanya gue tau" Sambil membereskan barang-barangnya.

"Kok dia sampe seteliti itu ya, bisa-bisanya"

"Ayo Fin gue udah beres nih, disini yang jual kopi begitu dimana?"

"Ada di deket sekolah kita, tapi gue ke kelas Kadek dulu bentar"

"Kadek siapa?" Tanya Fera bingung.

"Udah lo ikut aja"

Lalu gue langsung ke kelas Kadek, dia sudah siap untuk pulang dan memang sedang menunggu gue di depan kelasnya.

"Dek, gue nganterin bocah ini dulu ye, kalo enggak diturutin bisa-bisa kepala gue kena tumor"

"Oh, lo yang katanya anak baru itu ya?" Ujar kadek sambil mengambil sikap untuk jurusnya.

"Iya, kenalin kenalin gue Fera" Sambil mengulurkan tangannya.

"Kadek, 12 MIPA 3, sohibnya Alfin" Dengan gayanya yang sok macho sambil menjabat tangan Fera.

"Eh, udah mau lulus kok lu sempet-sempetnya pindah sekolah?" Tanya kadek basa-basi.

"Gue tuh pindah kesini gara-gar..."

"WOY ANJIR, PLIS LAH!!! Gue udah kaya kambing conge begini" Potong gue kesal.

Sialan tuh si Kadek, malah bisa-bisanya nyempetin waktu buat ngobrol sama si Fera, kan gue mau beli kopi, malah ditikung.

"Fera, ayo cepet ke kedai kopi. Dek, lo tunggu di depan sekolah aja"

"Iya iya buset, sabar napa" Jawab Fera bete.

Gue sama Fera langsung bergegas ke kedai kopi tersebut ninggalin si Kadek, lalu dia memesan dua porsi kopi yang berbeda. Dia memesan Espresso dan gue sesuai dengan pesanan gue. Kalau bukan gara-gara kopi gue ogah banget nurutin permintaan dia. Gue engga mau ikut campur urusan orang lain dan malah menambah beban pikiran gue.

"Fer, take away aja ya, gue mau langsung balik soalnya" Bisik gue di samping dia.

"Oh yaudah, oke"

Alone With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang