TENGGELAM

76 13 2
                                    

"Gawat... Aku hampir tak bisa bernapas. Tak ada yang menyadariku. Sepertinya... aku akan mati sekarang...."

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Hyuuga PoV

Imayoshi-san mengajak semua anggota klub ke pantai. Sebenarnya mungkin bukan ajakan, tapi seperti menawarkan siapa yang akan ikut dia ke pantai. Tapi tentu saja semua orang mengikutinya.

Di pantai, semua orang terlihat bersenang-senang. Imayoshi-san, Miyaji-san dan Kasamatsu-san hanya duduk di pinggir pantai sambil mengawasi para anggota.

Aku merasa kalau aku juga harus bersenang-senang. Aku tak boleh bersikap kaku disini.

"Hei, Izuki... Kau hanya akan tiduran disini?", kataku menyapa Izuki yang sedang berbaring di atas pasir dengan santainya.

"Aah... Iya, Hyuuga. Aku kekenyangan setelah makan, jadi aku ingin diam saja disini", ucap Izuki dengan nada malas.

Aku pun meninggalkan Izuki yang sepertinya hanya ingin bersantai saja. Di sisi lain, aku juga melihat Kiyoshi yang terlihat bersandar pada batu yang cukup besar di pantai. Dia terlihat menikmati suasana pantai. Kurasa percuma juga kalau aku menghampirinya.

Aku ingin bermain di pantai ini. Aku pun menghampiri ombak yang selalu bergulung dan saling berkejaran itu. Kurasa aku akan sedikit main air. Biarlah orang menganggapku kurang kerjaan atau apapun itu. Yang pasti, aku ingin membebaskan diriku sekarang ini.

Pada akhirnya, aku hanya bermain kejar-kejaran bersama ombak, sendirian. Tapi lama-lama, ini menjadi membosankan. Aku hanya tertawa sendirian seperti orang gila.

Kemudian kulihat di sebelah utara, seorang gadis yang hanya merenung sendirian. Sepertinya dia juga merasakan angin darat yang berhembus, dan juga menikmati pemandangan pantai ini. Dia, Aida Riko. Satu-satunya perempuan di klub ini. Meskipun kelihatannya dia menikmati pantai seperti yang dilakukan Izuki dan Kiyoshi, tapi aku melihat ada yang berbeda dengannya. Ada suatu tanda-tanda kesepian pada dirinya. Kurasa dia ingin bermain, tapi tak mau kalau menghampiri laki-laki untuk mengajak bermain. Kurasa kalau aku mengajaknya bermain, sepertinya tak masalah. Soalnya dia melamun sendirian, dan terlihat kesepian.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Aida Riko untuk bermain denganku. Aku tau ini memang agak kekanak-kanakan. Tapi waktu seperti ini memang harus dinikmati.

Aku pun berlari ke arahnya. "Aida... Mau sampai kapan kau hanya duduk terdiam disini hah? Ayo ikut aku!", kataku seraya menarik tangannya dan membawanya berlari bersamaku menuju tempat aku bermain sendirian sejak tadi.

"E-EH, HYUUGA-KUN!?", ucap Aida Riko setengah teriak dengan wajah terkejut. Itu wajar saja, karena aku tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya berlarian.

Dia terus bertanya-tanya, aku mau membawanya kemana. Hingga akhirnya aku sampai di garis pantai tempatku tadi bermain sendirian.

Aku pun melanjutkan permainanku kejar-kejaran dengan ombak, bahkan dia juga mengikutinya. Akhirnya aku bisa tertawa lepas. Selain itu, aku tertawa lepas bersama seseorang, tak sendirian seperti tadi.

THIS IS OUR DRAMA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang