1. Sepatu Bambang.

226 19 125
                                    

Bertemu denganmu adalah anugerah untukku.

-Jonathan Alexander Pranata-

•••

Author POV

Di pagi hari yang cerah.

"Woy! Berhenti, woy! Balikin sepatu gue! MALING! MALING!" teriak seseorang dengan lari terbirit-birit.

Tiba-tiba sebuah tangan mencekal lengannya. "Apaan sih, Bambang?! Berisik tau! Kenapa lo lari-lari?" tanya seorang lelaki yang bernotabe sebagai temannya

Mengatur napas. "Itu, tuh, si Paijo nyuri lagi. Tapi kali ini, tuh anak nyuri sepatu gue! Mana itu sepatu baru, lagi. Ck!" jawabnya setengah emosi.

"Hah?! Yang bener? Kok bisa dicuri?"

"Ya, soalnya sepatunya gue lepas," ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lah, kenapa lo lepas, Bambang?!"

"I-itu- ...."

"Itu apaan?!"

"Sepatunya masih baru, jadi gue lepas biar gak rusak." Menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Tau gak?"

"Gak," jawab Samuel cepat.

"Elahh ... dengerin dulu napa. Jadi gini, sembako sekarang makin mahal, jadi gue mesti berhemat."

"Apa hubungannya sembako sama sepatu, Bambang?! Udah ah! Daripada debat gak jelas gini, mending lo cepet cariin tuh bocah. Keburu jauh nanti."

"Bantuin dong~" ujarnya manja.

"Hih! Jijik, g*bl*k!" Menjitak kepala Bram.

"Wadaw! Sakit, Samsul!"

"Yaudah, ayo!" Ajaknya.

•••

Jo POV

Perkenalkan, namaku Jonathan Alexander Pranata. Aku adalah anak semata wayang dari pasangan Wijayanto Pranata dan Arum Sri Ningsih. Aku kerap dipanggil Jo, atau lebih tepatnya Paijo. Aku selalu berharap, andai ada yang memanggilku dengan panggilan yang layak, aku berjanji. Saat itu juga aku akan sujud syukur.
Ngomong-ngomong, saat ini aku sedang berlari dan membawa sepasang sepatu baru milik Bram Adiyanto, atau kerap dipanggil Bambang. Si ketua kelas yang tingkahnya rada koplak.

Aku berencana akan menaruh sepatu ini di bangku gebetannya. -Namanya Fira Aretha, dia anak kelas 11 IPA 4. Sedangkan kami anak kelas 11 IPS 1, kelas yang terkenal akan kenakalan dan kekompakannya. Selain itu, kelas kami juga memiliki julukan, yaitu Java Class, karena anak-anak di kelas kami hampir seluruhnya memiliki nama panggilan yang unik, yang biasanya terdapat di daerah Jawa.- Salah siapa lepas sepatu pake alasan biar awet. Dikira kakinya wangi bunga, kali, ya?

Kini aku telah sampai di depan Lobi, hanya perlu melewati satu kelas lagi untuk sampai di kelas 11 IPA 4.

Namun, sepertinya keberuntungan sedang tak memihakku.

Tak jauh dari sini terdapat segerombolan adik kelas yang sedang bertengkar, sepertinya ada yang sedang di-bully disana. Sedangkan di sisi lain, ada seorang gadis berseragam ala-ala Jepang berjalan ke arahku.

Dengan kecepatan berlari seperti ini, mustahil untuk berhenti mendadak. Dan lagi gadis itu, meski sudah berkali-kali kuberi dia peringatan untuk menyingkir dengan teriakanku. Tetap tak dihiraukan nya. Apa dia tuli? Sungguh sayang apabila gadis secantik itu benar-benar tuli.

Dan saat jarak antara kami sudah lumayan dekat, aku dapat melihat sesuatu terpasang di telinga gadis itu. Pantas saja dia tak bisa menangkap peringatanku, ternyata dia sedang memakai earphone dengan volume yang terlalu keras menurutku, saat aku juga dapat mendengar lagunya dari sini.

Dan makin sialnya saat salah seorang adik kelas itu menabrak ku dari samping, sehingga aku oleng dan berusaha menggapai sesuatu untuk pegangan.

"Shit!" umpatku saat sadar bahwa aku malah menjambak rambut seseorang hingga beberapa helainya ikut tercabut. Dan pada akhirnya aku dan seseorang itu jatuh bersamaan dengan posisi aku berada di atas. "Aduh! Maaf, mbak. Sakit, gak?" Seperti biasa, aku berbicara sambil tebar pesona.

"Heh! Mata lo didengkul, ya?! Bukannya bantuin berdiri malah Senyam-senyum gak jelas, stress lo, ya?"

Ampuuun! Dia beneran gak terpengaruh sama jurus 'love-love' gue ini? Padahal cewek-cewek di sekitar udah pada leleh.

Oke, fine! Dia cewek gue.

•••

TBC_

Cewekku Bar-barTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang